Wondama, Papua Barat -- Pagi itu, semangat kerja bakti menyelimuti Distrik Wondiboi, Kabupaten Teluk Wondama. Bukan sekadar aktivitas rutin membersihkan lingkungan, tetapi sebuah aksi simbolis yang penuh makna. Dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Teluk Wondama, para pejabat dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Inspektorat, dan Dinas Pendidikan turun ke jalan. Dengan sapu, cangkul, dan semangat gotong royong, mereka membersihkan pinggiran jalan, menyiapkan panggung untuk menyambut sebuah momen bersejarah: 1 Abad Nubuatan Pdt. Izaak Samuel Kijne.
Aksi konkret ini menjadi bukti komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Teluk Wondama untuk menghormati warisan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah pendidikan Papua. Pdt. Izaak Samuel Kijne, bukan hanya nama yang tercatat dalam buku sejarah. Ia adalah legenda yang meletakkan fondasi pendidikan bagi orang Papua, dengan semangat yang tertuang dalam syair lagu hymne yang melegenda: "Hai Tanahku Papua".
Lebih Dari Sekadar Kerja Bakti: Sebuah Penghormatan
Inisiatif yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati ini mengirimkan pesan yang kuat. Ini bukan tentang proyek atau pencitraan, tetapi tentang nguri-nguri kabudayan dan warisan intelektual. Dengan membersihkan dan merapikan lingkungan, Pemkab Teluk Wondama seakan berkata, "Kami siap dan bersemangat untuk meneruskan estafet perjuangan Kijne."
"Kegiatan ini adalah bentuk syukur dan penghormatan kami. Membersihkan lingkungan adalah metafora dari niat kami untuk membersihkan dan mempersiapkan pikiran serta hati dalam menyambut warisan berharga ini," ujar seorang perwakilan dari Dinas Pendidikan yang turut serta dalam aksi tersebut.
Merenungkan 1 Abad Warisan Kijne: Api Pendidikan yang Tak Pernah Padam
Peringatan 1 Abad Nubuatan Pdt. Izaak Samuel Kijne adalah momen untuk merefleksikan nilai-nilai yang ia perjuangkan. Kijne, yang terkenal dengan karyanya di bidang pendidikan dan penginjilan, percaya pada potensi besar yang dimiliki setiap anak Papua. Ia adalah pionir yang melihat pendidikan sebagai kunci untuk membuka masa depan.
Dalam konteks kekinian, semangat Kijne sangat relevan. Ia mengajarkan tentang:
* Integrasi Ilmu dan Iman: Pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan akal budi tetapi juga membentuk karakter.