Mohon tunggu...
Adi Supardi
Adi Supardi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat Kopi dan Pecinta Buku

Islamic Education | Arabic Language | Tafsir | Philosophy | Sufism | Gender | Semantic

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menikah Aja Dulu!

6 Juli 2020   09:55 Diperbarui: 6 Juli 2020   09:54 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poto Pernikahan Artis (Sumber Gambar Kompas.com)

Menikah sebagai upaya menjaga diri dari jurang perzinahan. Islam mensyaratkan pernikahan bukan semata untuk kebaikan sepasang suami istri, tapi lebih luas lagi untuk menjaga tata norma masyarakat agar tetap abadi dalam kebaikan. Tujuan pokok pernikahan secara normatif tertuang dalam Surat Arrum ayat 21, memperoleh keluarga harmonis dan sejahtera, dalam bahasa Agama disebut sakinah. 

Pada kondisi saat ini, prilaku amoral merajalela dan menyerang hampir disemua lini kehidupan, bukan mustahil jika dibiarkan tanpa perbaikan, akan semakin sulit untuk diperbaiki, termasuk pergaulan masyarakat yang terkesan semakin liar dan sulit dikendalikan, ini cukup memukul kita, sehingga memerlukan pencegahan dan penanganan secepatnya. Maka pada waktu yang sama, Islam memberi solusi dengan pernikahan.

Upaya ini jelas-jelas telah sesuai dengan kebutuhan dasar manusia, terlebih kebutuhan biologis yang mesti dijalurkan dengan cara yang baik dan sehat. Sekali lagi, Islam sebagai agama kemanusiaan hadir menjawab, pernikahan mampu menyatukan manusia yang berlawanan jenis dalam ikatan yang sah dan kuat secara agama dan negara, ikatan itu tiada lain adalah pernikahan, bukan pacaran!

Sejauh mata memandang akan realitas alam semesta ini, maka kita akan mengamini bahwa syariat Islam yang digariskan dalam Alquran dan hadis tidak pernah bersilang pendapat dengan kodrat manusia, kendati pun sementara manusia ada yang menolaknya. Dengan menikah, maka secara langsung kita telah membantu merawat stabilitas ekosistem manusia dalam membina kesalehan global.

Fungsi utama keluarga dalam Islam, paling tidak untuk mewujudkan keluarga harmonis, mencipta keturunan sholeh-sholehah juga sejahtera dalam berbagai lini kehidupan, cita-cita ini mustahil diperoleh jika sepasang manusia menempuh -pacaran- cara yang tidak dibenarkan syariat. Kesalehan global sejatinya sebuah cita-cita luhur Islam yang mesti diwujudkan setiap muslim, sikap dan ucapan muslim hendaknya mampu mengkristal dalam wujud kebaikan untuk sesama manusia di seluruh belahan dunia.

Dalam konstruksi rumah, maka pondasi menjadi syarat utama sebelum membangun bagian yang lain, mesti kokoh dan terpatri dengan kuat. Hal serupa juga terjadi pada bangunan kecil bernama rumah tangga, sebagai pondasi paling tidak suami istri harus menjadi pigur yang ideal bagi anak dan menjadi teladan pada semua lini kehidupan, karena kepada siapa lagi anak meniru tentu yang paling dekat kepada orang tuanya.

Penanaman nilai religi anak perlu dilatih sejak dini, anak mesti diajarkan dan dicontohkan pola hidup yang santun, sederhana dan berintegritas. Anak cenderung meniru prilaku orang terdekatnya setiap hari, bahkan dapat menjadi karakter hingga anak dewasa. Sungguh luar dampak penanaman sikap ini, bahkan dalam falsafah Jepang dikenal keizen, paling tidak maksudnya, keizen adalah pembiasaan hal-hal positif yang dilakukan secara rutin dan telah mengakar pada budaya sehingga menjadi rutinitas yang terus berlangsung.

Dalam upaya membangun pribadi muslim seorang anak, orang tua mesti bertindak sebagai aktor atau aktris amal sholeh bagi anak, sekaligus motivator untuk terus mengajak dan memberi reward dan punishment, memberi penghargaan dan hukuman. Dalam faktanya, anak-anak cenderung penurut dan dinamis terhadap orang tua, selagi mereka tidak kehilangan pigur positif pada kedua orangtuanya.

Berbagi peran suami istri perlu dilakukan, pembawaan karakter ayah yang tegas dan ibu yang lembut, dapat menjadi nilai dasar dalam mendidik anak. Anak perlu memperoleh dua watak ayah dan ibu secara bersamaan, agar menjadi pribadi yang seimbang dan ideal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun