Mohon tunggu...
Adista Pattisahusiwa
Adista Pattisahusiwa Mohon Tunggu... Editor

Wartawan dest politik (Nusantara II DPR RI Parlemen Senayan 2014-NOW) (Polda Metro, Since 2016) Nyong Ambon Saparua Maluku | ALLAH SWT is my Lord. (Alumni Kerusuhan Ambon 1999)

Selanjutnya

Tutup

Bola

Sejarah Derby lberia Sejak 1921 Portugal Vs Spanyol

7 Juni 2025   23:48 Diperbarui: 8 Juni 2025   00:43 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Derby Iberia Portugal vs Spanyol. Ist

Rivalitas antara Portugal dan Spanyol, sering disebut sebagai "Derby Iberia," adalah salah satu duel paling menarik dalam sepak bola internasional.

Sebagai dua negara tetangga di Semenanjung Iberia, persaingan mereka tidak hanya didasarkan pada kedekatan geografis, tetapi juga pada sejarah, budaya, dan ambisi untuk mendominasi panggung Eropa.


Dengan final UEFA Nations League 2024/25 yang akan berlangsung pada 8 Juni 2025 di Allianz Arena, Munich, rivalitas ini kembali menjadi sorotan.

Rivalitas antara Portugal dan Spanyol berakar dari sejarah panjang kedua negara, yang telah bersaing sejak abad pertengahan dalam hal politik, perdagangan, dan pengaruh global.

Di lapangan hijau, persaingan ini dimulai sejak pertemuan resmi pertama mereka pada 18 Desember 1921, ketika Spanyol mengalahkan Portugal 3-1 dalam pertandingan persahabatan di Madrid.

Sejak saat itu, kedua tim telah bertemu lebih dari 40 kali, dengan Spanyol memimpin rekor head-to-head, 17 kemenangan untuk Spanyol, 7 untuk Portugal, dan 16 hasil imbang (berdasarkan data hingga 2024).

Namun, angka-angka ini hanya menceritakan sebagian kecil dari cerita. Rivalitas Iberia bukan hanya soal statistik, tetapi tentang emosi, harga diri, dan momen-momen yang mengguncang dunia sepak bola.

Meskipun Spanyol secara historis lebih dominan, Portugal telah menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi duri dalam daging, terutama di era modern dengan munculnya pemain seperti Cristiano Ronaldo.

Momen-Momen Ikonik dalam Rivalitas

Rivalitas ini telah menghasilkan beberapa pertandingan yang menjadi legenda dalam sejarah sepak bola.

Berikut adalah beberapa momen paling sensasional yang mendefinisikan persaingan Portugal dan Spanyol

Euro 2004: Portugal Singkirkan Spanyol

Pada Kejuaraan Eropa 2004, yang diselenggarakan di Portugal, kedua tim bertemu di babak penyisihan grup.

Portugal, yang dipimpin oleh generasi emas seperti Luis Figo dan Rui Costa, mengalahkan Spanyol 1-0 berkat gol dari Nuno Gomes.

Spanyol tersingkir di fase grup, sementara Portugal melaju hingga final (meski akhirnya kalah dari Yunani). Salah satu momen ketika Portugal menunjukkan bahwa mereka bisa mengungguli tetangga mereka di panggung besar.

Piala Dunia 2010: Spanyol Bungkam Portugal

Enam tahun kemudian, di babak 16 besar Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Spanyol membalas dendam.

Dengan tim yang sedang berada di puncak kejayaan tiki-taka, Spanyol mengalahkan Portugal 1-0 melalui gol David Villa.

Pertandingan ini menunjukkan kontras gaya, Portugal yang pragmatis di bawah Carlos Queiroz berhadapan dengan Spanyol yang menguasai bola dengan Xavi, Iniesta, dan Xabi Alonso.

Kemenangan ini menjadi langkah penting bagi Spanyol untuk akhirnya menjuarai Piala Dunia.

Euro 2012: Drama Adu Penalti yang Menegangkan

Salah satu pertemuan paling dramatis terjadi di semifinal Euro 2012. Setelah bermain imbang 0-0 selama 120 menit, pertandingan ditentukan lewat adu penalti.

Spanyol menang 4-2, dengan tendangan penalti Ronaldo yang gagal menjadi sorotan. Pertandingan menunjukkan intensitas rivalitas Iberia, kedua tim bermain dengan hati, dan setiap duel di lapangan terasa seperti perang.

Spanyol melaju untuk memenangkan Euro 2012, tetapi Portugal menunjukkan bahwa mereka bukan lawan yang bisa diremehkan.

Piala Dunia 2018 "'Hat-Trick' Ronaldo yang Mengguncang Dunia"

Mungkin momen paling ikonik dalam rivalitas ini terjadi pada 15 Juni 2018, di babak penyisihan grup Piala Dunia di Rusia.

Portugal dan Spanyol bermain imbang 3-3 dalam pertandingan yang penuh drama. Cristiano Ronaldo menjadi pahlawan dengan mencetak hat-trick, termasuk tendangan bebas spektakuler di menit-menit akhir untuk menyamakan kedudukan.

Spanyol, dengan gol dari Diego Costa dan Nacho, menunjukkan kualitas mereka, tetapi Ronaldo mencuri perhatian dunia. Pertandingan dianggap sebagai salah satu laga terbaik dalam sejarah Piala Dunia, dan menjadi simbol dari intensitas rivalitas Iberia.

UEFA Nations League 2022

Pada pertemuan di UEFA Nations League 2022, Spanyol mengalahkan Portugal 1-0 di Braga, berkat gol Alvaro Morata, Portugal tersingkir.

Menunjukkan bahwa, meskipun Portugal memiliki Ronaldo, Spanyol mulai menemukan kembali ritme mereka dengan generasi baru seperti Gavi dan Pedri.

Kontras Gaya dan Identitas Sepak Bola

Rivalitas Iberia bukan hanya soal kemenangan atau kekalahan, tetapi juga tentang perbedaan filosofi sepak bola.

Spanyol dikenal dengan tiki-taka, gaya permainan berbasis penguasaan bola, umpan pendek, dan kreativitas. Era keemasan mereka antara 2008-2012, dengan tiga gelar besar (Euro 2008, Piala Dunia 2010, Euro 2012), menjadikan mereka panutan dalam sepak bola modern. Pemain seperti Xavi, Iniesta, dan sekarang Pedri, adalah simbol dari pendekatan ini.

Sebaliknya, Portugal lebih pragmatis, mengandalkan organisasi pertahanan, serangan balik cepat, dan ketajaman individu.

Era Cristiano Ronaldo telah mengubah Portugal menjadi kekuatan yang disegani, dengan gelar Euro 2016 dan UEFA Nations League 2019 sebagai bukti.

Pemain seperti Figo, Ronaldo, dan sekarang Bruno Fernandes, menunjukkan bahwa Portugal adalah tim yang bisa menang dengan cara apa pun, baik melalui keindahan maupun ketangguhan.

Kontras ini membuat setiap pertemuan mereka seperti catur taktik. Spanyol sering mendominasi penguasaan bola, tetapi Portugal punya kemampuan untuk memanfaatkan kesalahan sekecil apa pun.

Final UEFA Nations League 2025, dengan Spanyol yang dipimpin oleh Lamine Yamal dan Portugal yang masih mengandalkan Ronaldo, akan menjadi babak terbaru dari pertarungan filosofi ini.

Generasi Baru vs Legenda Abadi

Final pada 8 Juni 2025 akan menjadi panggung bagi narasi generasi. Spanyol, dengan pemain muda seperti Lamine Yamal (17 tahun), Nico Williams, dan Pedri, mewakili masa depan sepak bola.

Kemenangan mereka di Euro 2024 menunjukkan bahwa mereka sedang membangun dinasti baru. Di sisi lain, Portugal, dengan Ronaldo (40 tahun), Bruno Fernandes, dan Rafael Leao, adalah perpaduan antara pengalaman dan talenta baru.

Ronaldo, yang mungkin berada di turnamen internasional terakhirnya, akan berusaha menutup kariernya dengan trofi lain, sementara Yamal ingin mengukir namanya sebagai bintang global.

Rivalitas ini selalu menghasilkan duel individu yang legendaris Figo vs Raul di masa lalu, Ronaldo vs Iniesta di era modern, dan kini Ronaldo vs Yamal.

Setiap pertemuan menambah lapisan baru dalam sejarah Iberia, dan final ini berpotensi menjadi salah satu yang paling dikenang.

Dampak Budaya dan Emosi

Di luar lapangan, rivalitas ini juga mencerminkan hubungan budaya antara Portugal dan Spanyol. Kedua negara memiliki ikatan sejarah yang kuat, tetapi juga keinginan untuk menonjol.

Di Portugal, Spanyol sering dilihat sebagai "kakak besar" yang selalu ingin mendominasi, sementara di Spanyol, Portugal dianggap sebagai tetangga yang keras kepala dan sulit dikalahkan.

Penggemar di kedua negara menjadikan pertandingan ini sebagai ajang pembuktian, dengan candaan dan nyanyian yang menambah warna persaingan.

Media sosial, terutama X, telah memperkuat rivalitas ini. Tagar seperti #PortugalVsSpain sudah ramai menjelang final, dengan penggemar dari kedua kubu saling berdebat tentang siapa yang akan menang.

Atmosfer ini akan mencapai puncaknya di Allianz Arena, di mana puluhan ribu penggemar akan menciptakan suasana yang menggetarkan.

Menuju Final 2025: Apa yang Dipertaruhkan?

Final UEFA Nations League 2025 bukan momentum menuju Piala Dunia 2026. Portugal ingin membuktikan bahwa mereka tetap relevan di era pasca-Ronaldo, sementara Spanyol ingin mengukuhkan status mereka sebagai kekuatan baru dengan generasi emas.

Kemenangan di final ini akan memberikan keunggulan psikologis dan kebanggaan regional yang tak ternilai.

Warisan yang Abadi

Rivalitas Iberia antara Portugal dan Spanyol adalah salah satu cerita terhebat dalam sepak bola.

Dengan Allianz Arena sebagai panggung, dan dunia menyaksikan, final ini akan menambah warisan rivalitas yang telah memikat jutaan penggemar selama seabad.

Siapa yang akan menang? Hanya waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal pasti, sepak bola Iberia akan terus mengguncang dunia.

(Adista Pattisahusiwa)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun