Di era persaingan kerja yang semakin ketat, curriculum vitae (CV) bukan lagi sekadar formalitas administratif, melainkan cerminan pertama dari potensi seorang pelamar, terutama bagi fresh graduate.
Bagi lulusan baru yang sering kali memiliki pengalaman kerja terbatas, CV yang dirancang dengan strategis menjadi senjata ampuh untuk menarik perhatian HRD di antara tumpukan lamaran dari ratusan pelamar.
Sayangnya, banyak fresh graduate yang masih meremehkan pentingnya menyusun CV dengan cermat, menganggapnya cukup dengan mencantumkan data diri, pendidikan, dan sedikit pengalaman organisasi.
Padahal, CV yang relevan, profesional, dan mampu menonjolkan nilai unik dapat menjadi pembeda krusial yang membawa mereka selangkah lebih dekat ke wawancara impian.
Mengapa CV begitu penting, dan bagaimana fresh graduate bisa memanfaatkannya secara maksimal?
Pertama, relevansi adalah inti dari CV yang efektif. Menurut studi oleh TheLadders, HRD hanya menghabiskan rata-rata 6-10 detik untuk menilai sebuah CV sebelum memutuskan apakah pelamar layak dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Dalam waktu sesingkat itu, CV yang tidak mencerminkan keterampilan atau pengalaman yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan akan langsung tersingkir gaess.
Artinya, fresh graduate harus belajar menyesuaikan CV untuk setiap posisi yang dilamar, bukan menggunakan satu CV generik untuk semua lowongan.
Misalnya, seorang lulusan teknik informatika yang melamar sebagai data analyst harus menonjolkan proyek akademik tentang analisis data atau pengalaman magang dalam mengolah database, bukan hanya mencantumkan menguasai Microsoft Office secara umum.
Dengan memasukkan kata kunci dari deskripsi lowongan seperti pengelolaan database atau visualisasi data, maka CV juga memiliki peluang lebih besar untuk lolos dari Applicant Tracking System (ATS), perangkat lunak yang digunakan banyak perusahaan untuk menyaring lamaran secara otomatis.
Relevansi ini menunjukkan bahwa pelamar memahami kebutuhan perusahaan dan serius dengan posisi yang dituju.