Mohon tunggu...
Abdulqhadir
Abdulqhadir Mohon Tunggu... Atlet - Twins-Twins

Bismillah "Baca apa yang kamu lihat, pikirkan apa yng kamu baca, dan tulis apa yang kamu fikirkan. Insyaallah namamu akan dikenang".

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat pendidikan Aliran Pragmatisme dan Tokoh-tokohnya

28 April 2020   14:48 Diperbarui: 28 April 2020   14:52 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum wr.wb

Saya panjatkan puji syukur kepada Allah swt. Yang mana telah melimpahkan kesehatan sehingga bisa beraktivitas dan menulis artikel. Nah sekarang saya akan membahas tentang Aliran pragmatisme filsafat pendidikan yang mana saya sudah pelajari.

Pembahasan yang akan saya bahas ada 2;

a. Pengertian Pragmatisme

Pragmatisme berasal dari dua kata yaitu "pragma" & "isme". Pragma berasal dari bahasa yunani yang artinya sebuat tindakan atau perbuatan. Sedangkan Isme yaitu ajaran atau aliran.

Jadi Pragmatisme adalah ajaran atau aliran yang berpandangan bahwa pemikiran itu mengikuti tindakan seseorang. Sedangkan dalam filsafat pendidikan aliran pragmatisme adalah aliran yang berpandangan bahwa kriteria sesuatu memiliki kegunaan bagi kehidupan yang nyata.

Pragmatisme memandang bahwa siswa merupakan organisme rumit yang mempunyai kemampuan luar biasa untuk tumbuh, sedangkan guru berperan untuk memimpin dan membimbing pengalaman belajar tanpa ikut campur terlalu jauh atas minat dan kebutuhan siswa.

b. Tokoh-Tokoh Aliran Pragmatisme

1). Charles Sandre Peiree.

Charles Sandre Peiree seorang filsuf yang hidup pada tahun (1893-1942 M) menyimpulkan bahwa salah satu kunci dalam usaha adalah bukti, data, persepsi dan peluang yang tersedia bagi para peneliti. Menurutnya yang terpenting adalah pengaruh apa yang dimiliki suatu ide dalam suatu rencana, tindakan dan bukan hakikat suatu ide.

2). William James (1942-1910 M).

Pemikiran filsuf James terlahir karena dalam memahami suatu ilmu pengetahuan cenderung dipengaruhi oleh pandangan normatif. Beliau beranggapan bahwa kebenaran Ialah hasil-hasil yang konkrit. beliau juga mengatakan bahwa pragmatisme adalah realitas yang sebagaimana yang diketahui untuk mengukur suatu konsep kebenaran seseorang harus mempertimbangkan apa konsekuensi logis dalam penerapan konsep tersebut.

3). John Dewey

Seorang filsuf yang hidpu dari 1859-1952 M.pendidikan sebagai pendidikan itu sendiri pertumbuhan, proses sosial, dan usaha membangun kembali pengalaman-pengalaman. Menurutnya pengetahuan hanya mungkin dicapai melalui ilmu pengetahuan yaitu dengan berpikir refelektif.

Menurut Dewey kita hidup dalam dunia yang belum selesai ciptaannya, dan meneliti dari tiga aspek yang dimana kita namakan instrumentalisme yaitu:

a). Temporalisme: ada gerak dan kemajuan nyata dalam waktu.

b). Futurisme: melihat hari esok dan tidak pada hari kemarin.

c). Milionalisme: dunia dapat di ubah jadi lebih baik dengan tenaga kita.

4). Heracleitos

Adalah seorang filsuf yunani yang hidup pada tahun 550-480 SM, abad 6-5 SM. Menyatakan bahwa tiada yang betul-betul ada semuanya menjadi perubahan adalah prinsip utama realitas. Realitas dilukiskan seperti sungai yang terus mengalir deras. Seseorang tidak akan turun kedua kalinya dalam arus sungai yang sama. Realitas selalu ada dalam suatu proses sebagaimana yang telah diyakini.

Sekian dari saya apabila ada kekurangan mohon maaf dan saya berharap semoga bermamfaat bagi kalian.

Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwamith Thorieq

Summassalamualaikum wr.wb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun