Mohon tunggu...
Adi Putra Syaikhu Shabiq
Adi Putra Syaikhu Shabiq Mohon Tunggu... Electromedical Engineering Student

Student of Ministry of Health Jakarta 2 major Electromedical Engineering. I am a passionate Electromedical Engineering student with a strong academic foundation and practical experience.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sinergi Etika, Kompetensi, dan Regulasi: Fondasi Praktik Elektromedis yang Profesional di Indonesia

15 Mei 2025   21:44 Diperbarui: 15 Mei 2025   21:44 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tenaga Elektromedis di RSUD Sekarwangi

Dalam dunia pelayanan kesehatan yang terus berkembang, peran tenaga elektromedis menjadi semakin vital. Mereka tidak hanya bertanggung jawab dalam mengoperasikan dan merawat peralatan medis berteknologi tinggi, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam memastikan keamanan dan efektivitas alat-alat tersebut saat digunakan dalam diagnosis, terapi, dan pemantauan pasien.

Namun, seiring dengan tingginya kompleksitas teknologi, muncul pula kebutuhan yang lebih besar akan profesionalisme yang holistik. Artinya, seorang tenaga elektromedis tidak cukup hanya unggul secara teknis, tetapi juga wajib menjunjung tinggi etika profesi serta mematuhi regulasi hukum yang berlaku. Ketiga aspek ini—etika, kompetensi, dan regulasi—harus bersinergi demi menghadirkan layanan yang bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien.

Etika Profesi: Fondasi Moral Praktik Elektromedis

Etika profesi merupakan landasan moral dalam setiap praktik kesehatan, termasuk elektromedis. Nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, kerahasiaan pasien, dan tanggung jawab terhadap keselamatan pengguna alat medis menjadi kompas dalam setiap tindakan tenaga elektromedis. Etika memastikan bahwa profesionalisme tidak sekadar soal kemampuan, tetapi juga menyangkut kemanusiaan.

Kompetensi: Pilar Teknis yang Tak Bisa Diabaikan

Kompetensi mencakup penguasaan teknis, pengetahuan mendalam, dan keterampilan profesional dalam mengelola peralatan medis sesuai standar. Di Indonesia, pengakuan terhadap kompetensi ini diwujudkan melalui Surat Tanda Registrasi (STR) yang diperoleh setelah lulus uji kompetensi nasional. Tanpa kemampuan yang mumpuni, risiko kesalahan teknis akan meningkat, membahayakan pasien dan mencoreng nama profesi.

Regulasi: Payung Hukum Pelindung Praktik Profesional

Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 45 Tahun 2015 telah menetapkan aturan yang menjadi pedoman utama dalam praktik tenaga elektromedis. Peraturan ini tidak hanya mengatur soal perizinan dan lokasi praktik, tetapi juga menegaskan pentingnya kompetensi dan kepatuhan terhadap etika profesi.

Beberapa poin penting dari Permenkes ini antara lain:

Pasal 2: Setiap tenaga elektromedis wajib memiliki STR dan Surat Izin Praktik (SIP).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun