Mohon tunggu...
Surya Adipati Zephyr
Surya Adipati Zephyr Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Gila kewarasan, Waras kegilaan. Karena, para 'Kekasihku' adalah orang-orang yang benar-benar waras yang sering dianggap gila oleh orang-orang yang benar-benar gila dan orang-orang yang hanya mengaku-ngaku waras, pun juga para 'kekasihku' ialah orang-orang yang sangat gila yang tak banyak orang tahu kepada siapa ia gila.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[Bukan] Sekadar Ngelantur di 'Warung Kopi'

28 Desember 2013   15:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:24 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Masuki duniaku, maka aku akan masuk jauh ke kedalaman duniamu”, Kata-kata dari Otak kananku yang ‘seliweran’ disekitar cangkir kopi pahitku, “Datangkan kepadaku secangkir kopi, maka kan kubanjiri kau dengan berjuta inspirasi, laiknya banjir bah”. Selang beberapa detik dia meneruskan ‘fatwanya’, “Aku adalah salah satu kreasi Tuhan. Kenalilah aku, seduhlah aku, galilah aku, pikirkanlah aku, rasakanlah aku, resapilah aku. Jangan kau tutup mata dan telinga tuk dengarkan anjuran memikirkan apa-apa yang tercipta di langit dan di bumi, karena aku ada didalamnya, kutunggu kau di alam berpikirmu, di alam merenungmu, di alam hanyutmu”, ia melanjutkan “Ada banyak jalan yang tercipta, maka aku adalah salah satu dari jalan-jalan itu. Temukanlah aku. Asah kepekaanmu. Tajamkan ‘Alfa-Teta’mu”, “Bahasakan dan gambarkanlah aku semaumu dan semampumu, karena memang bahasa serta gambaranmu itu tak sepenuhnya mampu menguasai dimensi rasa dariku, aku pun menyadari betapa tak representatifnya bahasamu, jika memang benar-benar tak sanggup, diam dan tersenyumlah”, “Dengarkan aku! Kan kupinjamkan termanya Cak Nur untukmu, bahwa sebaik-baik dan setinggi-tingginya gambaran tentang surga, bahwa surga itu tak tergambarkan. Karena surga bukan sekadar sungai-sungai yang mengalir, buah-buahan, pohon-pohon, tempat tinggal, atau kenikmatan-kenikmatan fisikal lainnya, tapi lebih dari itu, yaitu pengalaman yang lebih tinggi”. Setelah usai kudengarkan kata-katanya, lantas aku langsung menoleh ke sisi lain, ku bertanya ke Otak kiriku, “Bagaimana dengan kamu?”, “Aku rasa ‘nggak’ apa-apa, tak ada kendala masalah finansial kalau hanya tuk secangkir kopi” Jawabnya.
Batinku mengucap, “Alhamdulillah...”.

Kediri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun