Mohon tunggu...
Adinda Tiara Putri
Adinda Tiara Putri Mohon Tunggu... -

i spill by writing

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pantang Diam di Tanahumba

21 November 2017   17:20 Diperbarui: 21 November 2017   17:31 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Enam hari di Pulau Sumba menjadi momen yang sulit dilupakan bagi 60 peserta yang diundang bertualang menjelajah alam dan budaya sana dalam kegiatan Indonesia Adventure Festival (IAF) 2017 yang diselenggarakan pada 14 sampai 19 November 2017 lalu.

Ke-60 peserta ini dibagi menjadi tiga tim, yaitu tim petualangan, tim budaya, dan tim fotografi. Tim-tim ini terdiri dari penulis-penulis blog, fotografer, media, dan pelaku pariwisata lainnya. Mereka bertualang menjelajahi empat kabupaten di Sumba, mulai dari Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Barat, sampai Sumba Timur.

"Kami berikan ke mereka paket wisata dengan tagline Jelajah Tanahumba," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Sumba Timur Maramba Meha.

Melansir dari CNNIndonesia, dalam agenda tersebut, wisatawan dan peserta IAF diajak berkeliling ke pantai, air terjun, padang sabana, menyaksikan upacara adat, pembuatan kain tenun tradisional, menyantap sajian khas Sumba, berkemah di padang sabana selama sehari, dan menginap di hotel pada malam terakhirnya.

"Yang spesial adalah para peserta dan wisatawan diajak tinggal bersama penduduk di rumah adat selama tiga hari," ujar Maramba Meha.

Yudi Umbu T.T Rawambaku selaku Kepala Seksi Analisis Data Pasar Pariwisata Sumba Timut menjelaskan, pada hari pertama peserta langsung menyambangi rumah budaya di Sumba Barat Daya dan kemudian ke Sumba Hospitality School.

Di sore harinya, mereka beralih ke Pantai Menangah Aba untuk menikmati cahaya matahari tenggelam dan menikmati Wellcome Ceremony yang disambut oleh Kepala Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya, Christofel Holo.

"Hari kedua, seluruh peserta hunting ke Situs Kampung Wainyapu," tutur Yudi.

Situs Kampung Wainyapu adalah suatu kampung dengan 60 unit rumah adat (Uma Kalada) yang masih autentik dan terpelihara dengan baik. Daya tarik dari kampung adat ini adalah keaslian rumah adat, 1.058 batu kubur megalitnya yang unik, dan perilaku hidup masyarakat yang tetap mempertahankan adat istiada kuno dan tradisi Marapu.

Selepas itu, tim petualangan dan juga tim fotografi meneruskan ke Bawana kemudian berkumpul di kampung Weetabar pada petangnya. Di kampung itu, kata Yudi, sedang dibangun sejumlah rumah kampung tarung dalam menghadapi ritual podu.

Esok harinya, peserta berburu ke air terjun tertinggi di Nusa Tenggara Timur, air terjun Lapopu. Malamnya, dengan api unggun di tengah mereka, wisatawan berkemah di Padang Savana Mamboro di Kecamatan Mamboro sembari ditemani lagu etnis dengan musik jungga yang diiringi beberapa tarian. Salah satunya adalah Tari Kataga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun