Semarang --- Di tengah krisis ekosistem perairan yang makin sering terganggu oleh ledakan alga (algal bloom), mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) hadir dengan solusi penuh kreativitas. Lewat Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) yang telah lolos pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek), mereka mengusung penelitian bertajuk:
"Sintesis Floating Beads Kombinasi Karbon Aktif Jerami untuk Imobilisasi Bacillus sp. sebagai Active Biosorbent Mengatasi Algal Bloom."
Tim ini diketuai oleh Andira Ummutaqiyyah (Oseanografi, FPIK), dan dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Delianis Pringgenies, M.Sc. Anggota timnya adalah Adinda Lailatur Rohmah (Biologi), Immanuel Bagas P. I. (Oseanografi), Muhammad Zaidan (Ilmu Kelautan), serta Nur Afni Aulia (Kimia).
Mereka mengambil inspirasi dari limbah Jerami, bahan yang dianggap remeh dan memprosesnya menjadi karbon aktif. Karbon aktif ini kemudian dibentuk menjadi floating beads (manik terapung) yang dilengkapi dengan mikroba Bacillus sp. sebagai agen biologis aktif. Konsepnya sederhana namun jitu, karbon aktif dalam floating beads akan membantu menyerap nutrien penyebab ledakan alga, sedangkan Bacillus sp. berperan sebagai competitor alga (nutrient dan tempat) serta mengeluarkan senyawa algicidal untuk mengganggu pertahanan diri alga.
Uji Laboratorium & Temuan Awal
Dalam pengujian skala laboratorium, floating beads menunjukkan hasil yang menjanjikan. Berbagai uji telah dilakukan mulai dari karakterisasi beads, uji efektivitas beads dalam menangani algal bloom, uji serap nutrien, hingga uji viabilitas Bacillus sp dalam beads setelah digunakan, semua menunjukkan hasil yang positif dan terbukti mampu menunrunkan populasi alga.
Menurut Andira Ummutaqiyyah, "Kami ingin membuat inovasi yang bukan hanya efektif di laboratorium, tetapi juga memiliki potensi untuk diterapkan di lapangan. Limbah jerami yang selama ini dianggap tak bernilai justru bisa menjadi kunci pemulihan ekosistem air."
Tantangan & Harapan Ke Depan
Walau hasil awal menggembirakan, tim menyadari masih banyak tahapan yang harus dilalui seperti uji skala di perairan alami, kajian ekonomi teknologi, serta analisis dampak ekologi jangka panjang.
Dengan dukungan pendanaan dari Diktiristek, tim berharap riset ini akan berkembang menjadi teknologi nyata yang bisa diadopsi pengelola perairan, instansi lingkungan, ataupun komunitas pesisir. Lebih luas lagi, mereka berharap kontribusi ini menjadi langkah nyata menuju kelestarian perairan Indonesia.