Mohon tunggu...
Adinda Nurul Aini
Adinda Nurul Aini Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember NIM : 191910501003

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagaimana Kondisi Utang Luar Negeri di Indonesia?

17 Mei 2020   22:05 Diperbarui: 17 Mei 2020   22:14 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebagai negara yang berkembang, Indonesia perlu memanfaatkan sumber dana yang dimiliki untuk meningkatkan perkembangan perekonomian yang ada di Indonesia. Sumber pendanaan pembangunan nasional berasal dari dua bagian, yaitu berasal dari dana masyarakat atau swasta dan berasal dari pemerintah. Dana yang berasal dari swasta ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu swasta dalam negeri dan swasta asing. Sedangkan dana yang berasal dari pemerintah untuk pendanaan atau pembiayaan pembangunan itu berasal dari tabungan pemerintah. Tabungan pemerintah ini merupakan selisih positif antara penerimaan dalam negeri  dikurangi belanja rutin pemerintah serta yang berasal dari bantuan luar negeri.

Untuk membangun perekonomian suatu negara tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit dan pastinya memerlukan dana yang relatif besar. Sementara itu, pendanaan untuk membiayai suatu pembangunan ini selalu mengalami kendala. Pada dasarnya, pembangunan yang dilakukan suatu negara dibiayai dari sumber penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar negeri. Pajak, laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan hasil pengelolaan sumber daya alam merupakan asal dari sumber penerimaan dalam negeri. Sedangkan penerimaan luar negeri bisa berupa utang, hibah, dan bantuan dari negara lain atau organisasi supranasional seperti International Monetary Fund (IMF), Asian Development Bank (ADB), Bank Dunia, dan lain sebagainya.

Untuk mendorong pembangunan infrastruktur di Indonesia, pemerintah buasanya menggunakan dana APBN sehingga sering mengalami defisit. Apa itu defisit? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa defisit adalah kekurangan (dalam anggaran belanja). Nah salah satu cara untuk menutup defisit tersebut biasanya ditutup dengan cara bantuan dari luar negeri (utang luar negeri). Sebelum kita membahas tentang utang luar negeri lebih lanjut. Apa sih utang itu? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) utang adalah uang yang dipinjam dari orang lain; kewajiban membayar kembali apa yang sudah diterima.

Jika kalian sudah mengerti apa itu utang. Lalu apa yang dimaksud utang luar negeri? Utang luar negeri atau bisa juga disebut dengan pinjaman luar negeri (Loan) adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa, rupiah, maupun dalam bentuk barang atau jasa yang  harus dibayar dengan syarat-syarst tertentu dan pinjaman tersebut diperoleh dari pemberi penjaman luar negeri. Utang luar negri juga dapat diartikan sebgai utang penduduk (resident) yang berdomisili di suatu wilayah territorial ekonomi kepada bukan penduduk (non resident).

Apakah utang luar negeri mempunyai manfaat? Jika punya, apa saja manfaat itu? Iya, tentunya utang luar negeri ini memiliki manfaat. Manfaat utang luar negeri yaitu untuk mengatasi masalah kekurangan mata uang asing atau juga bisa disebut (foreign exchange gap), untuk mengatasi kekurangan tabungan atau saving gap. Selain itu, utang luar negeri juga bermanfaat sebagai salah satu sumber pelengkap pembiayaan pembangunan diberbagai bidang. Contohnya seperti infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan, dan lain sebagainya. Sebagai sumber pembiayaan proyek strategis di dalam negeri juga merupakan salah satu manfaat utang luar negeri. Hal tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Lalu bagaimana utang luar negeri Indonesia? Utang luar negeri Indonesia pada awalnya lebih banyak dilakukan oleh pemerintah. Namun karena perekonomian di Indonesia semakin berkembang, pinjaman luar negeri yang diberikan pun semakin terbatas. Seiring dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia, pemerintah memiliki keterbatasan kemampuan untuk menjadi penggerak utama pembangunan nasional. Hal tersebut yang mendorong peranan swasta dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Tetapi karena tidak didukung oleh sumber dana investasi di dalam negeri yang memadai, maka pihak swasta pun terdorong untuk melakukan pinjaman keluar negeri atau utang luar negeri.

Apa yang dimaksud dengan utang luar negeri Indonesia? Utang luar negeri Indonesia merupakan utang dari penduduk Indonesia pada bukan penduduk Indonesia  baik dalam valuta asing ataupun rupiah. Cakupan utang luar negeri Indonesia ini meliputi utang luar negeri sektor publik dan sektor swasta. Utang luar negeri sektor publik yaitu pemerintah dan bank sentral. Sedangkan utang luar negeri sektor swasta antara lain dalam bentuk pinjaman (loan agreement), surat utang (debt securities), utang dagang (trade credit), kas dan simpanan (currency and deposits), dan kewajiban lainnya.

Apa saja jenis utang luar negeri Indonesia? Yang pertama adalah utang luar negeri pemerintah dan bank sentral. Utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat, terdiri dari utang bilateral, multilateral, komersial, fasilitas kredit ekspor, leasing dan Surat berharga Negara (SBN) yang terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diterbitkan di dalam negeri dan luar negeri yang dimiliki oleh bukan penduduk merupakan utang luar negeri pemerintah. Lalu utang negeri bank sentral. Utang luar negeri bank sentral merupakan utang yang dimiliki oleh Bank Indonesia yang diperuntukkan dalam rangka mendukung neraca pembayaran dan cadangan devisa. Yang kedua adalah utang luar negeri swasta. Utang luar negeri swasta merupakan utang luar negeri penduduk Indonesia kepada bukan penduduk Indonesia dalam valuta asing ataupun rupiah berdasarkan perjanjian uang (loan agreement) atau perjanjian lainnya, kas dan simpanan milik bukan penduduk, dan kewajiban lainnya kepada bukan penduduk.

Pada Februari 2020 Bank Indonesia mencatat bahwa utang luar negeri Indonesia sebesar US$ 407,5 miliar. Yang terdiri dari utang luar negeri sektor publik dan sektor swasta. Utang luar negeri sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$ 203,3 miliar dan utang luar negeri sektor swasta sebesar US$ 204,2 miliar.

Utang luar negeri Indonesia melambat pada bulan Februari dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan Januari. Pertumbuhan pada bulan Februari yaitu sebesar 5,4%, sedangkan pertumbuhan pada bulan Januari sebesar 7,6%.

Agar belanja pemerintah pada sektor prioritas terdukung, maka utang luar negeri pemerintah harus dikelola secara hati-hati. Apa saja sektor prioritas yang dimaksud? Sektor prioritas yang dimaksud antara lain sektor Kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 23,4% dari total utang luar negeri pemerintah, sektor Pendidikan sebesar 16,3%, sektor konstruksi sebesar 16,2%, sektor keuangan dan asuransi sebesar 12,8%, serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 11,6%. Lalu bagaimana dengan pertumbuhsn utang luar negeri swasta? Pertumbuhan utang luar negeri swasta pada bulan Februari relatif sama dengan pertumbuhan pada bulan Januari yaitu sebesar 5,9%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun