PERAN TIKTOK SHOP DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN UMKM LOKAL
Pendahuluan
Perkembangan pesat media sosial dalam satu dekade terakhir telah mengubah pola komunikasi sekaligus strategi pemasaran di berbagai sektor, termasuk bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Di tengah keterbatasan sumber daya dan akses terhadap pasar konvensional, UMKM kini memiliki peluang baru melalui pemanfaatan platform digital berbasis media sosial.
Salah satu platform yang tengah naik daun adalah TikTok. Berdasarkan laporan dalam situs Radio Republik Indonesia, Indonesia menduduki peringkat teratas negara dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak di dunia. Hal tersebut berdasarkan data survei yang dilakukan secara berkala oleh Statista pada bulan Agustus. Dalam data itu, per Juli 2024 Indonesia berada di urutan nomor satu sedunia dengan hampir 157,6 juta pengguna menggunakan platform video sosial populer tersebut (Nurina, 2024). Fakta ini menjadikan TikTok sebagai platform dengan potensi pasar sangat luas, terutama di kalangan generasi muda. Seiring dengan meningkatnya popularitas TikTok, muncul pula fitur TikTok Shop, yaitu layanan yang mengintegrasikan konten yang mempromosikan suatu produk dengan sistem transaksi instan dalam satu aplikasi.
Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam perilaku konsumen dari e-commerce konvensional menuju bentuk pemasaran baru yang dikenal sebagai social commerce. Penjual tidak hanya dapat menggunakan fitur TikTok shop untuk berjualan secara online, namun penjual juga dapat membuat video yang disematkat keranjang yang langsung dapat terhubung dengan toko, sehingga interaksi di video tidak hanya terkait konten yang ditampilkan, tetapi juga sekaligus bertransaksi jual beli pada saat yang sama.
Namun, tidak semua pelaku UMKM mampu memanfaatkan peluang ini secara optimal. Masih banyak kendala seperti keterbatasan literasi digital, kurangnya pemahaman strategi konten yang menarik, hingga minimnya modal promosi. Oleh karena itu, penting untuk membahas bagaimana TikTok Shop dapat dimanfaatkan secara efektif sebagai alat pemasaran digital bagi UMKM. Pembahasan ini diharapkan dapat memperluas wawasan pelaku UMKM mengenai fitur tersebut dan berkontribusi bagi pemerintah Indonesia dalam merumuskan kebijakan yang mendukung peningkatan partisipasi UMKM lebih terlibat dalam ekonomi digital.
Pembahasan
Demografi Pengguna TikTok sebagai Pasar Potensial UMKM
TikTok memiliki karakteristik pengguna yang sangat potensial bagi pemasaran UMKM. Berdasarkan laporan Digital 2024 Indonesia oleh We Are Social, sebanyak 64% pengguna TikTok di Indonesia berada pada rentang usia 18–34 tahun, yaitu kelompok usia produktif dengan daya beli tinggi dan tingkat konsumsi digital yang besar (We Are social, 2024). Segmentasi ini sangat relevan bagi UMKM yang bergerak di bidang produk fesyen, makanan ringan, dan kerajinan tangan, karena kelompok usia tersebut cenderung responsif terhadap tren, konten visual, dan rekomendasi dari kreator. Platform tiktok shop juga bisa mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, termasuk pemilihan produk, dan kebiasaan berbelanja yang bisa mempengaruhi ekonomi dan perilaku konsumen (Reyhan, et al., 2023). Seperti Teori perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Kotler & Keller, menyatakan bahwa keputusan pembelian pada generasi muda sangat dipengaruhi oleh persepsi visual dan lingkungan sosial digital, termasuk media sosial dan influencer (Kotler & Keller, 2016).
Keunggulan Fitur TikTok Shop dalam Strategi Pemasaran Digital
TikTok Shop merupakan bentuk social commerce yang mengintegrasikan hiburan dan transaksi dalam satu platform. Melalui video pendek dan fitur live streaming, pelaku UMKM dapat menampilkan produk secara langsung, membangun narasi, dan memberikan pengalaman belanja real-time. Salah satu layanan baru adalah Streaming Live video, jenis hiburan baru yang dengan cepat mendapatkan popularitas, terutama di kalangan generasi muda. Live streaming biasanya mendemonstrasikan bagaimana produk dibuat dan digunakan, menghadirkan perspektif produk yang berbeda, menjawab pertanyaan pelanggan secara real time dan menyelenggarakan promosi langsung yang menghibur pelanggan dan mendorong mereka untuk membeli.  Penjualan  produk melalui  TikTok live  streaming  dianggap  efisien  karena  dapat  mengurangi  biaya  operasional  tetapi pelanggan masih bisa talkative dengan host melalui live chat yang memungkinkan dapat berkomunikasi  langsung  oleh  host (Sania & Febriana, 2024). Hal ini sejalan dengan teori AIDA (Attention, Interest, Desire, Action), di mana konten visual dinamis dan interaktif mampu menarik perhatian, menciptakan minat, dan memotivasi tindakan pembelian secara instan. Melalui pemanfaatan potensi kreativitas dan jangkauan luas TikTok, UMKM dapat memperluas basis pelanggan yang dimiliki, meningkatkan kesadaran merek, dan meningkatkan penjualan produk. Namun, UMKM juga harus mengatasi tantangan yang terkait dengan penggunaan platform ini dan mengembangkan strategi yang sesuai untuk mencapai hasil yang optimal (Arum & Hidayat, 2023). Fitur TikTok Shop ini tidak hanya memberikan kemudahkan untuk konsumen saja namun membantu juga penjual untuk mempromosikan dagangannya melalui live streaming atau mencantumkan link produk dalam sebuah video. Penggunaan TikTok Shop ini dapat dinilai memiliki dampak yang positif bagi UMKM, terutama dari aspek meningkatan penjualan (Arnetta, 2022).