Mohon tunggu...
Adinda Alya Septianty
Adinda Alya Septianty Mohon Tunggu... Mahasiswi Program Studi Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswi yang mencoba untuk mengeksplorasi banyak hal baru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Citayam Fashion Week: Representasi Budaya Pinggiran di Ruang Urban

27 Juni 2025   23:18 Diperbarui: 27 Juni 2025   23:18 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cara menyebar (reproduksi) Awalnya, CFW menyebar lewat video-video viral di TikTok, kemudian, media massa ikut meliputnya besar-besaran. Akhirnya, fenomena ini ditiru (direproduksi) di berbagai kota lain di Indonesia, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh gerakan ini. Organisasi tradisi selektif, seiring berjalannya waktu, tidak semua aspek dari CFW diingat atau diwariskan, yang paling dikenang adalah figur populer seperti Bonge, lokasi zebra cross Dukuh Atas, dan kata "slebew". Ini mencerminkan proses seleksi budaya, di mana elemen-elemen tertentu dipilih dan dilestarikan, sementara aspek yang lebih kritis tidak banyak dibicarakan. Upaya komersialisasi pun muncul, misalnya pendaftaran HAKI atas nama "Citayam Fashion Week" oleh perusahaan milik artis ternama, menunjukkan bahwa kekuatan ekonomi dan simbolik eksternal turut mengendalikan narasi yang diwariskan. Bahkan, ketika aparat mulai membatasi kegiatan ini karena dianggap mengganggu ketertiban, kita bisa melihat bagaimana lembaga dominan ikut menentukan apa yang layak dikenang dan apa yang harus dilupakan. Citayam Fashion Week ini menunjukkan gagasan Raymond Williams bahwa budaya itu dibuat oleh orang-orang biasa dan berdasarkan pengalaman hidup mereka sehari-hari. Fenomena ini bukan cuma soal pakaian atau gaya, tapi juga tentang bagaimana anak-anak muda dari pinggiran kota berani tampil dan mengambil ruang di pusat kota. 

Sumber:

Baker, C., & Jane, E. A. (2016). Cultural Studies Theory and Practice (5th ed.). SAGE Publication.

Manoban, B. (2025). Asal-usul Citayam Fashion Week, Ajang Pamer Fashion di SCBD. IDN Times. https://www.idntimes.com/life/education/asal-usul-citayam-fashion-week-00-s5z9f-70j3ms

Rachman, F., & S. Dian Andryanto. (2022, Juli 26). Kisruh Baim Wong dan HAKI Citayam Fashion Week, Ini Prosedur dan Syarat Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual. Tempo. https://www.tempo.co/hukum/kisruh-baim-wong-dan-haki-citayam-fashion-week-ini-prosedur-dan-syarat-pendaftaran-hak-kekayaan-intelektual-317376

Rakhmad Hidayatulloh Permana. (2023, Januari 5). Fenomena Citayam Fashion Week yang Viral dan Memudar di 2022. Detiknews; detikcom. https://news.detik.com/berita/d-6500382/fenomena-citayam-fashion-week-yang-viral-dan-memudar-di-2022?page=3

Rengganis, T. (2022, Juli 24). Jumlah Penumpang KRL Sudirman Naik 8 Persen karena Citayam Fashion Week. Tempo. https://www.tempo.co/ekonomi/jumlah-penumpang-krl-sudirman-naik-8-persen-karena-citayam-fashion-week-318427#google_vignette

Rumdana, A., Nurul, S., & Fitriyah, N. (2023). Tren Citayam Fashion Week dan Harajuku Street sebagai identitas sosial remaja. Comdent: Communication Student Journal, 1(1), 204-220.

Williams, R. (1982). The Sociology of Culture. Schocken Books.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun