Mohon tunggu...
Adinda NurIntan
Adinda NurIntan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Perempuan dan Media Sosial

17 Mei 2022   11:28 Diperbarui: 24 Mei 2022   08:48 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seiring berkembangnya zaman, perkembangan era globalisasi salah satunya ditandai dengan kemajuan teknologi khususnya dalam bidang komunikasi. Komunikasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia yaitu melakukan interaksi dengan orang lain yang terkait dari fungsi manusia sebagai makhluk sosial.

Salah satu contoh teknologi yang berkembang pesat saat ini adalah internet. Internet telah menjadi salah satu faktor yang sangat penting bagi perkembangan pengetahuan manusia. Karena perkembangan internet ini menjadi sebuah wadah penyediaan sumber dan informasi yang dapat dikumpulkan, disimpan, bahkan disebar luaskan dan lain-lain. Teknologi internet ini secara cepat merubah kehidupan manusia dan dunia kerja. Serta banyak sekali dampak yang dapat dirasakan dari keberadaan teknologi internet ini dari berbagai aspek seperti bagi masyarakat bisnis, pemerintahan, pendidikan maupun kehidupan pribadi.

Perkembangan teknologi internet yang sangat pesat pada zaman ini telah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perubahan masyarakat atau penggunanya. Hal ini dapat dilihat bahwa dengan keberadaan media sosial seperti facebook, instagram, telegram, twitter, dan lain-lain. Media sosial ini juga para penggunanya dapat berinteraksi oleh siapapun bahkan orang asing. Para penggunanya juga yang tak kenal usia mulai dari kalangan tua, muda, bahkan kalangan anak-anak. Akan tetapi, Keberadaan internet ini juga telah mempengaruhi kehidupan kaum perempuan, yang dimana ternyata perempuan sangatlah aktif dalam menggunakan internet ini dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan media sosial. Maka tak heran jika media sosial mayoritasnya adalah perempuan. Sebagai contoh Facebook menjadi media sosial yang paling disukai dan sebanyak 56% mayoritas penggunanya adalah perempuan.

Ada banyak alasan mengapa media sosial banyak digunakan. Alasan pertama yang paling mendasari penggunaan media sosial tersebut adalah menjalin komunikasi dengan keluarga ataupun kerabat yang jauh ataupun yang sudah lama. Selain itu keberadaan media sosial juga memberikan kontribusi terhadap kekerasan yang dialami oleh perempuan. Banyak pengguna yang menyalahgunakan penggunaan media sosial sekarang. Terkadang yang paling banyak menuai kritikan atau kekerasan yaitu perempuan.

Kasus kekerasan terhadap perempuan kerap kali terjadi di tanah air, bahkan menurut pengamatan Komnas Perempuan pada tahun 2015, angka kekerasan terhadap perempuan meningkat 9% dari tahun sebelumnya (bbc.com, diakses pada 24/20/2017). Kasus kekerasan terhadap perempuan juga tidak luput mewarnai pemberitaan media massa di Indonesia. Media massa sendiri memiliki kemampuan dalam mengkontruksi realitas dan media merupakan salah satu instrumen utama dalam membentuk konstruksi isu gender pada masyarakat.

Media sosial dengan segala keunggulannya, tentu saja tidak luput dari meliput berita-berita kemalangan yang dialami kaum perempuan. Kejahatan dan kekerasan yang bersifat sexist (berdasarkan jenis kelamin tertentu) menjadi berita sehari-hari, dengan perempuan sebagai objek utamanya (Esfand, 2012: 14), bahkan pemberitaan yang disajikan media khususnya media sosial, cenderung menceritakan wanita dengan bahasa yang melewati batasan etika dan kode etik. Sering terjadi di kalangan perempuan yang dimana media sosialnya dijadikan sasaran lontaran kalimat yang tak senonoh.

Salah satu contoh pemberitaan kasus kekerasan terhadap perempuan yang paling menggemparkan dan menghebohkan masyarakat di tahun 2016 yang tersebar di situs dan media sosial adalah kasus tewasnya Eno. Masyarakat terkejut dengan melihat foto-foto kondisi kematian Eno yang sadis beredar tanpa sensor di internet. Pemberitaan Eno di media sosial tidak hanya menampilkan foto Eno dalam kondisi tewas mengenaskan, bahkan penyebutan nama lengkap dan alamat lengkap korban menjadi trend wajib di media sosial saat ini.

Selain itu, hal yang lebih parah lagi yaitu banyak menyudutkan si korban dengan melontarkan komentar yang umum adalah, “dia diperkosa? Emang dia pakai baju yang gimana?” atau “makanya jaga pergaulan, jangan terlalu kegenitan.” Wanita dalam pemberitaan sudah jadi korban, dijadikan tersangka pula! (Esfand, 2012: 3-4). Isi pemberitaan media sosial dikemas dengan strategi pemilihan kata yang vulgar dan mengacu pada menyudutkan korban, seakan-akan kasus kekerasan tersebut murni kesalahan si korban dan si korban menjadi pihak atau tersangka yang bertanggung jawab atas segala kemalangan yang menimpanya.
Selanjutnya pada pemberitaan perempuan dengan topik kekerasan kerap kali menjadi berita yang paling dicari pembaca. Segala macam berita tentang perempuan, tentang seks, selalu banyak peminatnya. Selalu dinanti dan bahkan dicari.

Tak bisa dipungkiri hampir setiap hari masyarakat disuguhi dengan berbagai berita tentang kemalangan yang dialami perempuan, baik dari berita di koran, portal online, televisi, jejaring sosial, sampai broadcast message entah dari mana (Esfand, 2012: 4). Berita mengenai kekerasan pun menjadi salah satu berita yang paling diminati oleh pembaca sehingga berita-berita mengenai kekerasan menjadi sebuah daya tarik bagi wartawan untuk meliputnya. Tentu saja, pemberitaan kejahatan dan kekerasan yang bersifat sexiest (berdasarkan jenis kelamin tertentu) menjadi berita sehari-hari, dengan perempuan sebagai objek pemberitaan yang digambarkan dalam berbagai sifat dan dengan penggambaran tertentu.

Pemberitaan kekerasan terhadap perempuan di media sosial juga tidak lepas dari minat masyarakat yang tinggi. Penyebab yang paling dominan tentunya cara pandang terhadap perempuan yang dianggap dengan segala pembatasan yang diberikan kepadanya dikarenakan kelemahan fisik, mental, dan tingkat intelektualitas yang diyakini menjadi sesuatu yang bersifat given (bawaan) pada diri setiap perempuan. Wanita dalam pemberitaan media, benar-benar dieksploitasi pada pemberitaan kasus kekerasan terhadap perempuan di media sosial, agar berita tersebut naik rating, menjadi booming dikalangan masyarakat dan menjadi berita nomor satu yang paling dicari pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun