Mohon tunggu...
Adinda BungaApriliantika
Adinda BungaApriliantika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Masak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis dengan Media Boneka Tangan

19 Mei 2023   14:42 Diperbarui: 19 Mei 2023   22:06 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan 

Anak usia dini ialah anak dengan rentangan usia 0-6 tahun, masa ini bisa dikatakan juga dengan masa golden age maupun usia emas, segala sesuatu yang diajarkan baik atapun buruknya akan mudah diserap dan ditirukan oleh anak. Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkat semua aspek perkembangan pada anak haruslah dilakukan dengan hati-hati dan dengan pendidikan yang benar. Pendidikan anak usia dini dilakukan sebagai wadah atau fasilitas bagi anak supaya ia bisa tumbuh maupun berkembang maksimal, selain itu diberikannya pendidikan ini kepada anak untuk membantu meletakkan dasar pendidikan dan mengembangkan segala aspek perkembanganya, meliputi: perkembangan fisik, motorik, nilai agama, moral, bahasa, seni, sosial emosional, dan kognitif.

Kemampuan berpikir kritis pada diri anak merupakan salah satu aspek kognitif yang perlu dikembangkan. Sebagaimana tujuan khusus dari Pendidikan anak usia dini adalah anak mampu berpikir secara kritis, memberi alasan, memecahkan suatu masalah, dan menemukan hubungan sebab akibat. Berpikir kritis adalah kemampuan dalam mengambil keputusan rasional tentang apa yang harus dilakukan atau apa yang harus diyakini. Maka dari itu kemampuan berpikir kritis itu sangat penting untuk diajarkan sejak dini, karena anak usia dini berada pada masa sangat tepat untuk diasah kemampuan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Pengembangan kognitif untuk berpikir kritis dapat dilakukan dengan salah satu permainan. Vygotsky dalam Sujiono menyatakan bahwa bermain dapat membantu perkembangan kognitif anak secara langsung. Karena sejak anak mulai bermain anak menjadi mampu dalam berfikir tentang makna-makna objek yang mereka lihat di sekelilingnya.

Boneka tangan menjadi salah satu media untuk menumbuhkan ketertarikan anak agar mau dan berani bercerita sehingga ketrampilan bercerita meningkat. Boneka merupakan benda tiruan dari bentuk manusia dan atau binatang. Boneka dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sebuah pertunjukan. Boneka tangan banyak digunakan pada sandiwara-sandiwara, untuk mengisahkan sebuah kisah kehidupan atau berimajinasi. Anak-anak menggunakan boneka tangan untuk mengungkapkan apa yang ada dipikiran mereka. Boneka tangan merupakan boneka yang terbuat dari kain yang dibentuk menyerupai wajah dan bentuk tubuh dari berbagai bentuk dengan berbagai macam jenis sifat yang dimainkan dengan menggunakan tangan dan digerakkan dengan menggunakan jari-jari tangan. Boneka tangan juga merupakan media yang dapat membuat anak berimajinasi, memiliki daya tarik yang sangat kuat pada anak. Boneka menjadi alat peraga yang dianggap mendekati naturalitas bercerita. Media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan anak dari berbagai aspek yaitu kognitif, emosi (perasaan), dan hubungan sosial anak. Media boneka tangan memberikan fasilitas dalam proses pembelajaran. Selain itu media boneka tangan memudahkan proses berdialog dan berkomunikasi dengan anak usia 4-6 tahun. Dengan boneka tangan maka pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat direspon dengan baik oleh sang anak. Dalam hal ini media boneka tangan dijadikan media atau alat penyampai pesan di dalam wawancara terhadap anak.

Pembahasan 

Hijriat(2016) menjelaskan bahwasanya tentang perkembangan kognitif yakni perkembangan kognitif merupakan perkembangan kemampuan anak untuk bereksplorasi terhadap lingkungan, perkembangan kognitif dikembangkan secara kreatif,bebas dan imanjinatif. Pengetahuan telah anak aktif sejak dari lahir dan dari hari kehari dan akan semakin berkembang dengan pesat jika distimulasi dengan benar dan baik hingga kemudian anakpun bisa belajar dan mengetahui hal-hal baru yang dapat membantu perkembangan kognitif pada anak. Tujuan dari pengembangan kognitif bagi anak usia dini adalah bahwasanya untuk melatih dan menstimulasi kemampuan anak dalam mengelola informasi, memecahkan masalah dan memberikan pengetahuan tentang konsep pengenalan ruang dan waktu serta menjadikan anak kelak sebagai seorang pemikir yang kritis dan logis yang dapat membantu anak dalam tahap belajar selanjutnya. 

Perkembangan kognitif jika dikembangkan dengan tepat tentu mempunyai banyak sekali manfaat bagi perkembangan anak, diantaranya anak akan menjadi lebih aktif, kreatif dan mampu memecahkan masalah dengan pemikiran dan kemampuan nya secara mandiri, dan tentu hal ini juga akan membantu anak dalam tahap belajar dan perkembangan selanjutnya sehingga dapat membentuk anak yang cerdas, kritis dan berpengetahuan luas. Hal ini didukung oleh pendapat Indarwati ia menjelaskan bahwasanya beberapa manfaat pengembangan kognitif bagi anak usia dini yakni  anak dapat mengembangkan serta memiliki persepsi tersendiri tentang apa yang dilihat, didengar dan dirasakannya, bisa melaksanakan aktivitas penalaran baik yang dilakukan dengan percobaan ataupun spontan, bisa menyelesaikan permasalahan hidupnya yang kemudian menjadikan anak bersikap mandiri dan bisa membantu dirinya, dan juga anak pun bisa mengatasi dan memecahkan permasalahan didasarkan solusi yang ditawarkannya sendiri.

Media boneka tangan merupakan alat sederhana yang disediakan dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan dramatiknya sekaligus. Boneka-boneka tersebut dapat digunakan tidak hanya dalam aktivitas drama, tetapi juga sebagai suatu cara untuk mengembangkan kemampuan berfikir pada anak. Boneka tangan yang digunakan dalam pembelajaran bercerita kelas rendah mampu memancing anak untuk mau berpikir kritis, mengemukakan pendapat, dan fokus terhadap proses pembelajaran, sehingga dengan fokusnya anak terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, maka anak akan termotivasi untuk bergerak, bertanya, dan mencoba berbicara dengan media boneka tangan. 

Media boneka tangan yang dimanfaatkan dalam pembelajaran mampu memberikan motivasi siswa untuk bercerita di depan kelas. Rasa percaya diri muncul secara alami ketika megungkapkan ide dalam cerita. Anak-anak menggunakan boneka tangan untuk mengungkapkan apa yang ada dipikiran mereka, tumbuhnya rasa percaya diri membangkitkan suasana cerita yang awalnya sulit dicerna, menjadikan alur cerita yang menarik untuk dinikmati anak lain. Tema kegiatan sehari-hari semakin jelas dipaparkan anak. Salah satu fungsi media pembelajaran adalah untuk menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak menjadi konkrit, memberikan pengalaman nyata dan langsung karena anak dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya. Dengan hal itu media boneka tangan sangat tepat untuk mengembangkan kognitif anak, yang mana anak akan menjadi lebih aktif, kreatif dan mampu memecahkan masalah dengan pemikiran dan kemampuan nya secara mandiri. 

Media boneka tangan memiliki tujuan untuk melatih anak untuk mengekspresikan lisannya dengan berbicara, melatih anak untuk mempunyai sikap kepercayaan diri serta untuk mengembangkan imajinasi dan fantasi pada anak, mengembangkan kecerdasan dan memberi pengetahauan baru, membina dan mengembangkan sikap serta perilaku anak agar anak mempunyai dan perilaku sikap yang baik sehubung dengan nilai moral maupun agama yang dianutnya. Manfaat boneka tangan yaitu dapat menghadirkan kegembiraan serta dapat merangsang keaktifan dan mengembangkan imajinasi pada anak, meningkatkan aspek perkembangan pada anak semisalnya aspek kognitif, bahasa, dan lainnya, membuat daya serap pembelajaran lebih tinggi, membantu anak dalam memberikan contoh menghadapi suatu kejadian atau memecahkan suatu permasalahan serta memberikan pesan sehingga anak dapat mengambil pesan yang terkandung di sebuah cerita. 

Selain manfaat diatas media boneka tangan juga mempunyai berbagai manfaat dalam menunjang proses pembelajaran pada anak usia dini, selain penggunaannya tidak memakai banyak tempat, juga dapat menghadirkan kegemberiaan pada anak dan membuat anak tidak mudah bosan, boneka tangan pun merupakan media yang menarik hingga bisa membantu meningkatkan aspek perkembangan anak. Hal yang seharusnya diperhatikan guru dalam memainkan boneka tangan yaitu: 1) Dalam memainkan boneka lebih ditekankan pada aksi daripada kata-kata agar anak dapat mengembangkan daya imajinasinya dengan melihat pergerakan atau aksi dari boneka yang dimainkan sesuai dengan alur cerita sehingga anak dapat dengan mudah memahami pesan yang tersirat didalam cerita tersebut. 2) Cerita yang dibawakan tidak bertele-tele. 3) Permainan boneka tangan tidak perlu lama agar anak tidak cepat bosan. 4) cerita harus sesuai dengan pengalaman sehari-hari anak, agar nilai-nilai yang terkandung didalam cerita lebih mudah diserap oleh anak. 5) Dalam memainkan boneka tangan kedua tangan harus lentur dan lues. Guru dapat melibatkan anak dalam permainan bercerita dengan boneka tangan, agar suasana tidak kaku dan anak dapat lebih fokus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun