Mohon tunggu...
Adila
Adila Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Girls

Girls

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Covid-19 dan Mahasiswa

9 Juli 2020   22:03 Diperbarui: 9 Juli 2020   22:09 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhlak dan Etika; antara covid dan mahasiswa.

2020, Indonesia digemparkan dengan salah satu warganya yang terpapar virus berbahaya yang sedang mewabah di beberapa Negara bagian. Awal kemunculan itu seolah hanya isu yang dibuat dan masyarakat acuh tak acuh menanggapinya. Seiring berjalannya waktu pandemi seolah menjadi bom waktu, dikutip dari laman resmi COVID-19  sebanyak  68,097 kasus terkonfirmasi, 33,135 jiwa dalam perawatan (48,7% dari terkonfirmasi), 31,585 jiwa sembuh (46,4% dari Terkonfirmasi) dan 3.359 jiwa meninggal dunia (4,9% dari data Terkonfirmasi)  terhitung dalam kurun waktu hanya 3 bulan. 

Menurut Dr. Riris Andono Ahmad ahli Epidemiolog UGM, ada beberapa aspek yang mempengaruhi ketidakstabilan grafik kasus baru COVID-19 beliau berpendapat bahwa kemungkinan dari hasil interaksi masyarakat yang berlebihan.  

Sesuai keputusan  pemerintah, beberapa aliansi di berlakukannya social distancing atau physical distancing dimana ini guna antisipasi mengurangi penyebaran virus corona COVID-19. Pemerintah DKI Jakarta sebagai  salah satu kota yang terdampak pertama gerak cepat dalam langkah yang diambil untuk mengaplikasikan kebijakan pemberlakuan sistem lockdown. T

entu  mengundang beberapa reaksi dari kalangan masyarakat, karena dengan adanya sistem ini kegiatan apapun terpaksa diberhentikan atau dialih fungsikan. Selain itu, tentunya akan menyulitkan masyarakat dalam melakukan aktivitas dan mobilitasnya. Seperti pekerja kantor atau perusahaan memberlakukan sistem WFH (work from home), sulit tentunya menerapkan kebijakan lockdown bagi suatu komunitas sosial dunia karena manusia tidak pernah berhenti melakukan mobilitas dan kegiatan bergeraknya.

Tak hanya itu, pengaruh dari pandemic COVID-19 ini secara langsung berdampak pada ekonomi dan finansial semua aliansi, contoh kecil pusat perbelanjaan yang ditutup karena sesuai protokol yang dianjurkan oleh pemerintah dan akibatnya banyak pegawai yang harus dirumahkan karena beberapa aspek. 

Segelumit permasalahan baru muncul, tanpa kita sadari pandemi ini isinyalir membawa perubahan drastis dan signifikan untuk masyarakat Indonesia maupun dunia yang terdampak. Tak dapat dipungkiri, pendidikan di Indonesia ikut mengalami perubahan mekanisme pembelajaran dan diterapkan belajar daring untuk menghindari kerumunan atau sosial berskala besar.  

Dari mulai universitas hingga sekolah dasar mengalami perubahan sistem pembelajaran, saya pribadi sebagai Mahasiswi dari salah satu kampus swasta di Jakarta merasakan betul dan langsung bagaimana proses pembelajaran setelah adanya COVID-19, awalnya ini hal yang tak biasa dimana aktivitas belajar dan mengajar dialihkan menjadi online untuk keseluruhan. Namun setelah kurun waktu 4 bulan pembelajaran daring, banyaknya kendala atau kesulitan dan kebosanan yang sudah mulai dirasakan. 

Hal ini sebenarnya tidak masalah bagi perguruan tinggi yang memiliki fasilitas memadai hanya saja akan menjadi masalah untuk beberapa kampus yang memiliki kendala dalam akademik berbasis daring.  

Namun apapun yang terjadi saat ini tentunya akan memiliki dampak positif dan negatif  begitu juga dengan sistem pembelajaran online yang sudah diterapkan. T

anpa kita sadari kuliah online seperti ini dapat memberikan kesempatan kita sebagai mahasiswa untuk lebih mengeksplor dan menggali apa yang kita belum ketahui dan rasakan sebelumnya dimana saat pembelajaran normal. 

Ada banyak hal menarik yang kerap muncul selama kuliah daring, dan respon positif sebagai mahasiswa tampaknya lebih akrab dengan gawai dan dunia maya. Akan tetapi, tak bisa dipungkiri hal ini mengakibatkan kita menghabiskan waktu terlalu banyak didepan gawai, bahkan bisa muncul juga adiksi terhadap penggunaan internet yang berlebihan.  

Kita perlu kesadaran bersama bagi siapa saja yang sedang melakukan pembelajaran daring atau bekerja dirumah selain interaksi dengan gawai harus juga diselingi dengan kegiatan variatif, seperti olahraga di rumah atau hanya membaca buku. Banyak kegiatan yang bisa membuat kita lebih produktif selama  pandemic untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah. 

Dalam keadaan pandemic Covid-19 ini, diharapkan tidak menyikapi dengan stress yang berkepanjangan karena justru ini akan menyebabkan kontraproduktif dan imunitas tubuh menjadi lemah. Etika kita sebagai mahasiswa dalam menghadapi situasi pandemi seperti ini harus lebih jernih menyikapi berita yang beredar luas di  media sosial. 

Tidak mudah terpengaruh pada berita-berita yang belum tentu kebenarannya dan berbanding terbalik dengan lingkungan sekitar kita. Takut boleh, tapi tetap harus waspada dan selalu mengikuti anjuran pemerintah, jangan  menyikapi hal-hal yang tidak semestinya.

Banyak hikmah yang bisa dipetik untuk kita semua atas situasi dan keadaan seperti ini, saya pribadi merasa banyak hal positif yang bisa dilakukan. Dengan larangan keluar rumah secara langsung membuat kita benar berdiam diri didalam  hal itu bisa  lebih menghangatkan keadaan didalam keluarga. 

Dimana hari-hari normal sebagai mahasiswa biasanya lebih banyak  menghabiskan waktu di kampus atau perpustakaan. Hanya saja kini bisa lebih meluangkan waktu dengan keluarga, bercengkrama dan berkegiatan bersama dapat menghilangkan rasa bosan selama dirumah saja. Semangat terus untuk kita yang sedang menghadapi pandemic ini, banyak kesempatan yang bisa dilakukan untuk lebih mengembangkan kreatifitas diri untuk lingkungan terdekat maupun sekitar. 

Dimana tingkat kreatifitas yang tidak ada batasnya mampu menjadikan kita lebih inovatif dalam memfasilitasi lingkup kerja dan belajar agar tidak monoton. Saling mendukung satu sama lain, tidak hanya mengandalkan pihak medis dan pemerintah dalam mengnangani covid ini, akan tetapi harus datang dari masing-masing kita dulu agar terciptanya suasana kondusif dan sesuai protokol yang dianjurkan pemerintah. 

Jangan pernah berhenti untuk memotivasi dan memberikan dukungan moril untuk keluarga maupun teman dan kerabat terdekat  adalah salah satu bentuk etika dan akhlak yang baik yang dapat diimplementasikan.  Semangat dalam menebar kebaikan dan jangan pernah putus asa, bersama-sama kita dapat melewati musibah pandemic COVID-19 ini. Salam semangat untuk mahasiswa di seluruh Indonesia J

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun