Mohon tunggu...
Adii Donk
Adii Donk Mohon Tunggu... Penulis

Penulis lepas yang tertarik pada isu sosial, Olahraga, kesehatan mental, Pendidikan, dan dinamika masyarakat urban. Percaya bahwa tulisan yang jujur bisa menjadi ruang refleksi bersama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kerja Keras Kok Malah Miskin? Membedah Mitos Meritokrasi di Indonesia

29 Juli 2025   16:50 Diperbarui: 29 Juli 2025   16:50 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Artem Yellow: https://www.pexels.com/id-id/foto/jalan-orang-orang-masyarakat-rakyat-15193738/

"Kerja keras pasti membuahkan hasil."

Kalimat ini terdengar memotivasi, tapi juga bisa menjadi senjata paling kejam untuk menyalahkan yang miskin. Sebab dalam kenyataannya, jutaan orang bekerja keras setiap hari tanpa pernah benar-benar "naik kelas".

Meritokrasi: Ide yang Indah tapi Naif

Konsep meritokrasi, di mana keberhasilan didapat dari kerja keras, bukan privilese, telah menjadi mantra masyarakat modern. Tapi apakah itu benar berlaku di Indonesia?

Ker

Coba lihat sekeliling:

  • Seorang ibu pekerja pabrik kerja 12 jam, gaji tetap UMR.
  • Seorang sarjana IPK 3,8 terpaksa jadi ojek online karena lowongan minim.
  • Sementara anak pejabat, bisa langsung jadi komisaris BUMN.

Di mana letak keadilan dalam semua itu?

Ketimpangan: Bukan Karena Malas, Tapi Sistemik

Masalahnya bukan soal orang malas atau tidak mau berusaha. Ketimpangan di Indonesia begitu dalam:

  • Akses pendidikan dan kesehatan masih timpang antar kelas.
  • Jaringan, modal sosial, dan ekonomi diwariskan, bukan diperjuangkan.
  • Biaya hidup naik, tapi penghasilan stagnan.

Maka yang sering terjadi:

Yang miskin bekerja keras untuk bertahan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun