Mohon tunggu...
Adifa Balqis
Adifa Balqis Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengalaman masuk SMAN 16

22 Agustus 2017   06:31 Diperbarui: 22 Agustus 2017   13:27 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seminggu sebelum Ujian Nasional berlangsung saya mempersiapkan diri matang matang untuk mengikuti Ujian Nasional tersebut. Saya belajar dengan giat, salalu mematuhi nasehat orang tua dan juga tak kalah pentinya adalah memperbanyak ibadah wajib maupun Sunnah. Kalau pada waktu-waktu sebelumnya saya seringnya mengulur waktu untuk mengerjakan ibadah sholat tetapi pada rentang seminggu itu saya selalu rajin menunanikan kewajiban tepat waktu begitu suara kumandang adzan telah usai terdengar.

 Saya menyadari dalam rentang waktu selama seminggu menjelang UN kegiatan ibadah saya berubah menjadi lebih baik, karena seperti nasehat pada ceramah-ceramah yang saya dengar,  Jika ingin mendapat suatu kesuksesan rajin-2lah dan perbanyak ibadah dan ajaklah orang lain untuk berbuat kebaikan.

Hari demi hari berganti. Tiba saat nya hari UN dimulai saya akan menghadapi soal UN hingga 4 hari kedepan. Jika ditanya sial perasaan, Ya pasti sudah bisa dibayangkan betapa takut nya dengan soal nanti, bagaimana jika nanti soal soal yersebut sangat sulit. Saya amat sangat takut tidak bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga saya, terutama orang tua saya. Mereka yang sudah susah payah banting tulang untuk menghidupi keluarga saya. Saya merasa gagal menjadi anak yang berbakti jika tidak bisa memberikan nilai UN yang baik.

Pelajaran pertama dimulai, saat pengawas sedang membacakan syarat syarat dan ketentuan yang berlaku, mulut saya tidak genti henti nya membaca surah pendek al quran dan doa doa yang berniat untuk memudahkan segala urusan. Lemabar pertama yang saya buka, saya merasa terkejut karna banyak nya tulisan yang cuckup panjang, padahal ituhanya 1 nomer saja. Sial itu lumayan sulit karena Bahasa Indonesia membutuhkan konsentrasi yang tinggi, selain dari soal nya yang mengecoh, ukuran font nya juga terlalu kecil membuat saya pusing jika harus membaca terburu buru. Tetaoi jika soalnnya tidak seperti itu berarti bukan B.Indonesia:)

Lanjut hari kedua, Matematika, pelajaran ini adalah pelajaran yang menimbulkan gemetar berlebih bagi yang tidaj menyukai nya seperti saya sendiri. Saaya sudah pesimis dengan yang namannya Matematika. Karna sedari dulu saya selalu mendapat nilai jelek di bidang studi itu. Dulu saya sangat suka dengan Matematika, namun setelah menemukan bab baru berjudul Gradien, minat saya dalam pelajaran itu langsung menurun drastis. Memang benar kata orang, Hal hal baru yang datang pasti bisa mengubah sikap seseorang. 

Menurut saya sial UN yang keluar itu sangat sulit hehe. Daei nominal angka yang lumayan besar, garis garis gradien yang bermacam macam bentuk nya, juga masalah pajak yang kisaran angkanya besar besar, membuat saya bingung untuk menghitung. Semoat saya mencoba membaca ayat kursi berpuluh puluh kali dan akhir nya berhasil. 

Saya menemukan jawaban yang menurut saya benar. Jadi cara itu tadi saya lakukan jika saya kesulitan di nomer nimer berikutnya. Namun tetap saja saya masih merasa kurang puas dengan apa yang saya kerjakan. Karna kebanyakan nomer yang sulit nya dari pada yang mudah nya.

Ketika saya sampai dirumah, saya datang dengan wajah yang ditekuk. Mama dan adik saya menghampiri saya, dan mama saya telah menduga bahwa saya tadi kesulitan untuk mengerjakan nya. Mama saya juga memaklumi kekurangan saya dalam bidang Matematika. Saya juga pernah mencoba metode belajar orang orang yang belajar setelah sholat tahajud, namun tetao saja rumus rumus yang telah saya hafalkan hilang begitu saja dengan mudah nya saat di pagi hari. Jdi cara belajar saya untuk pelajaran Matematika sedikit berbeda dengan yang lain. 

Cara belajar nya yaitu setelah saya mandi atau berwudhu, iru sangat lah manjur bagi saya pribadi. Mungkin karna badan saya terasa lebih fresh menjadikan otak lebij mudah mengingat sesuatu. Kembali lagi ke mama saya, mungkin mama saya sudah terbiasa mwlihat raport anak nya di bagian Matematika tidak memenuhi standar. Dulu saya pernah mencoba 3 tempat Bimingan Belajar tetapi tetap saja, saya ini tipe orang yang pelupa jadi saya pasrah dengan nilai Matematika. Yang terpenting adalah pelajaran pelajaran yang lain tidak ikut anjlok juga.

Hari berikutnya adalah B.Inggris, di haru ketiga ini ketegangan saya agak menurun sedikit, karena B.Inggris todak ada masalah hitung menghitung. Namun kendala dihari itu adalah teman belakang saya yang terus menerus mencolek pundak saya, saya sudah tau bahwa dia akan menanyakan jawaban, akhirnyabsaya tidak memperdulikan dia. teman di belakang saya semakin saya tidak meperdulikan semakin kerad kekuatan dia mencilek saya. 

Ya mau tidak mau saya menengok ke arah dia. Dan apes nya, disaat saya menengok ke arah belakang bertepatan dengan 2 orang pengawas yang nelihat ke arah saya secara bersamaan. Skakmat saya tidak tau harus mencari alasan apa, jika saya memberikan jawaban yang sebenarnya, belum tentu pengawas itu percaya dengan alasan saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun