Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Papua Diambang Kemerdekaan

26 Oktober 2012   22:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:21 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1351263395366778881

Disaat kita sedang sibuk menyaksikan pertikaian antara DPR yang rakus terhadap seorang menteri yang sedang sibuk memberantas korupsi melalui BUMN-nya, kita sedang menuju perpecahan. Disaat perhatian kita sedang teralih oleh masalah korupsi yang terkait seorang menteri di bidang olahraga, kita sedang "di-kadal-in". Kita sibuk menumbuhkan rasa perpecahan melalui sentimen agama dan ras. Kita sedang sibuk menuntut kemutlakan hak bagi mayoritas yang membakar gereja, masjid yang bukan selairan dan beberapa kelompok sedang sibuk melindungi para koruptor. Beberapa orang kaya dan kuat sedang menikmati kesejahteraan yang diidamkan segenap anak bangsa dan berrhura - hura pada uang negara... KITA LUPA atau PURA-PURA LUPA atau... TERJEBAK sehingga MEREMEHKAN gerakan internasionalisasi yang sedang terbangun dan digalang para cerdik pandai yang lahir di luar republik ini. Misalnya, [caption id="attachment_213286" align="aligncenter" width="423" caption="Aksi OPM di London/by: freewestpapua.org"][/caption] Pada tanggal 23 Oktober lalu, ada  Tiga Anggota Parlemen Inggris yang hadir pada pertemuan yang diadakan di salah satu panitia di House of Commons. Pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu mereka menerima propaganda sepihak soal informasi terkini  tentang situasi di Papua Barat. Tiga anggota parlemen adalah Member of Oxford, Andrew Smith MP,  Member of House of Lords, Lord Harris  dan Member of Cornwall Dan Rogerson MP. Sementara untuk mendukung  pertemuan yang sedang berlangsung, terdapat sekelompok  berjumlah lusinan atau lebih pendukung Organisasi Papua Merdeka (OPM) menggelar demonstrasi di luar gedung, yang dipimpin oleh Benny Wenda, pemimpin Papua Barat di luar negeri. Salah satu tuntutan yang dibuat oleh pembicara adalah memita PBB untuk mengirim misi pengamat untuk Papua Barat. ====== Kita tahu bahwa para anggota parlemen di beberapa negara, seperti Amerika, Australia dan Belanda sering menerima dan mendesak pemerintahan mereka untuk bertindak dengan mengabaikan hak Repulblik Indonesia. Kita terlalu "lemah" dalam politik luar negeri yang selalu bergantung pada keputusan asing pada masa depan negeri ini. Yang paling parah adalah, kita sibuk sendiri dengan politik koruptif dan perilaku politisi yang membela rekannya dengan segala bentuk kebohongan dan intervensi atas kasus-kasus besar di negara ini. Kita lupa atau sengaja diajak untuk melupakan bahwa saudara kita diluar Pulau Jawa, juga perlu dan ingin DIPERHATIKAN tanpa membuat mereka "menelan ludah" melihat uang mereka di korupsi di Jakarta. Diperhatikan dari segi kemakmuran dan kesejahteraan mereka, sehingga ketika ada gerakan ketidakpuasan seperti yang dilakukan OPM di luar negeri, kita sudah siap... Apakah kita harus menunggu untuk menyesali semua ini dimasa yang akan datang??? Dimana "sahabat" seperti Amerika dan Australia akan kembali mengkhianati janji mereka akan kedaulatan "Satu Indonesia - NKRI". Ataukah kita harus menyaksikan kemerdekaan bagi Papua Barat?????????? Semoga TOBAT... =SachsTM=

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun