Meski begitu, sejumlah spekulasi kemudian berkembang bahwa perekonomian bakal mulai bangkit pada kuartal 3 seiring diberlakukannya Kebijakan New Normal pada awal Juni kemarin. Pemulihannya memang tidak akan terjadi dalam waktu singkat, tetapi berlangsung secara bertahap.
Sampai blog ini ditulis, tanda-tanda menggeliatnya perekonomian sudah bisa disaksikan dalam kehidupan sehari-hari: pusat perbelanjaan sudah dibuka, tempat wisata dapat kembali dikunjungi, dan perkantoran beroperasi sebagaimana sebelumnya.
Tanda lain yang "menegaskan" bahwa perekonomian Indonesia pada kuartal 3 bakal membaik adalah pergerakan IHSG. Saat BPS mengumumkan kondisi ekonomi Indonesia yang tumbuh minus, alih-alih turun, pergerakan IHSG tampak "kalem-kalem" saja. Tidak ada tanda bahwa pasar saham akan mengalami "crash" seperti pada bulan Maret silam.
Hal ini bisa terjadi mungkin karena investor sudah mempunyai proyeksi tersendiri. Meskipun pada kuartal 3 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih minus, namun investor berkeyakinan angkanya tidak akan sedalam kuartal sebelumnya. Alhasil, investor pun memilih mempertahankan saham-saham yang dikoleksinya dan IHSG tetap bertahan di level 5000-an.
Namun demikian, apapun masih mungkin terjadi. Secerah apapun prediksi para investor terhadap perbaikan ekonomi Indonesia, tetapi kalau ada kebijakan baru dari pemerintah untuk memperketat PSBB seperti sebelumnya, maka sangat mungkin IHSG akan kembali longsor. Jadi, kita hanya bisa menanti kelanjutannya.
Salam.
Referensi: https://ekonomi.bisnis.com/