Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Jika Dapat K-Rewards, Pilih Dikasih "Saldo Gopay" atau "Saldo Laba"?

6 Februari 2020   09:01 Diperbarui: 6 Februari 2020   09:11 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
K-Rewards Kompasiana (sumber: www.kompasiana.com)

Bagi saya, menulis di Kompasiana adalah sebuah "investasi". Selain bisa "menabung" tulisan yang suatu saat mungkin akan diterbitkan menjadi sebuah buku, kegiatan tersebut juga cukup menghasilkan nominal. Buktinya, sejak manajemen Kompasiana menjalankan Program K-Rewards, sudah ada puluhan atau ratusan Kompasianer yang memperoleh hadiah berupa saldo di akun Gopay masing-masing.

Nominal yang diterima tentu saja berbeda-berbeda, bergantung pada jumlah viewers yang berhasil "direbut" dalam setiap tulisan yang dibuat. Kompasianer yang tulisannya laris dibaca hingga ribuan kali berpeluang memperoleh nominal yang besar. Nominalnya pun terbilang lumayan, sampai menembus jutaan rupiah.

Biarpun belum pernah mendapat nominal jutaan, saya cukup "beruntung" karena nama saya masih sering "nongol" di daftar penerima K-Rewards. Dalam membuat tulisan di Kompasiana, saya sebetulnya tidak terlalu mempersoalkan potensi jumlah viewers yang akan membaca tulisan saya, karena saya tidak pernah tahu tulisan mana yang akan cepat laku dan mana yang kurang laku.

Makanya, jangankan jumlah viewers, jumlah nominal yang bisa didapat pun tidak terlintas dalam pikiran saya. Saya hanya fokus menuangkan gagasan yang menurut saya menarik dibagikan, dan selanjutnya menyerahkan semuanya kepada pembaca.

Meskipun begitu, anehnya, saya justru sering mendapat "jatah" dari program K-Rewards. Mungkin itu adalah "rezeki anak soleh". Mungkin juga ada "campur tangan" admin, yang sudah berbaik hati karena mau meng-headline-kan artikel saya.

Terima kasih ya min. Akhirnya, tulisan saya tentang investasi yang agak sulit dimengerti bisa "bersuara" lebih lantang setelah bercokol di baris headline. Hahahaha.

Pengiriman "bonus" K-Rewards pun bisa dilakukan lebih cepat. Tanpa perlu menunggu 45 hari kerja, saldo Gopay saya sudah terisi dalam beberapa minggu sejak pengumuman disampaikan.

Ah, lumayan, berkat hadiah tadi, saya bisa menghemat anggaran untuk pulsa bulanan, atau sekadar nongki-nongki di caf. Hahahaha.

Saldo Laba

Pemberian K-Reward yang rutin dilakukan oleh Kompasiana sejatinya adalah wujud apresiasi kepada Kompasianers, yang telah berkontribusi mem-posting tulisan. Skema yang dipakai dalam pemberian tersebut adalah bagi hasil.

Sebagian laba yang dicetak oleh manajemen Kompasiana kemudian disalurkan kepada kompasianers, sementara sebagian lagi ditahan sebagai modal untuk melanjutkan usaha.

Skema ini umum dipakai dalam sejumlah perusahaan, termasuk yang berlabel "terbuka" atau "tbk". Saat sebuah perusahaan terbuka menghasilkan untung yang besar, manajemen bisa menggunakan keuntungan tadi untuk menambah modal atau menyetorkan dividen kepada para pemegang saham.

Kalau manajemen memutuskan mengalokasikan semua laba ke dalam modal tanpa membagikan dividen sedikit pun, maka pos Saldo Laba di Neraca akan bertambah secara signifikan. Sekadar informasi, Saldo Laba adalah akumulasi laba yang "disimpan" perusahaan pada masa lalu untuk mengembangkan bisnis.

Oleh sebab itu, Saldo Laba kerap dijadikan sebagai "barometer" untuk mengukur kekayaan para pemegang saham. Semakin "gendut" saldonya, berarti semakin "kaya" para investornya.

Meski begitu, bukan berarti saham perusahaan tersebut akan langsung naik harganya. Sebab, perusahaan yang hanya menempatkan semua laba ke modal tanpa memberikan dividen sepeser pun biasanya kurang "dilirik" investor.

Satu saham yang dijadikan contoh adalah NISP (Bank OCBC NISP Tbk). Jika dilihat lewat analisis fundamental, saham NISP sebetulnya mempunyai kinerja yang baik.

Berdasarkan Laporan Tahun 2019 saja, laba yang berhasil diperoleh perusahaan mencapai Rp 2 triliun lebih. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, Rasio Kecukupan Modal-nya (Capital Adequacy Ratio) pun terus membaik. Pada tahun 2019, Rasio Kecukupan Modal-nya mencapai 19% alias meningkat 2% dari tahun 2018.

Rasio Non Performing Loan-nya? Juga turun jadi 0,78%, dari yang sebelumnya 0,82%. Dengan demikian, boleh dikatakan risiko gagal bayar yang mungkin dialami perusahaan lumayan berkurang.

Jika melihat semua "prestasi" di atas, seharusnya harga saham NISP akan "terbang" setelah manajemen merilis laporan tahunan. Namun, anehnya, yang terjadi justru sebaliknya. Sahamnya terlihat "adem-ayem", seolah malas beranjak dari harga 800-an!

"Anomali" ini mungkin terjadi lantaran investor enggan membeli saham NISP. Maklum, biarpun sudah membukukan laba yang terus meningkat beberapa tahun terakhir, manajemen bank nisp masih enggan membagikan dividen.

Alasannya? Karena perusahaan sedang mengejar target untuk menjadi Bank Buku IV pada tahun 2021. Makanya, laba yang berhasil diraih selama ini semuanya ditahan dan dipakai untuk memperkuat modal usaha.

Saudara-saudara, biarpun pada tahun depan sepertinya target tersebut akan tercapai, saya tidak tahu apakah pada tahun ini, nisp akan mulai menyetorkan dividen atau tidak.

Namun, kalau melihat pemberitaan yang tersebar di dunia maya, boleh jadi, harapan itu hanya akan sebatas harapan, dan kalau betul hal itu batal terjadi, berarti ini adalah tahun ke-16 perusahaan absen menyetorkan dividen!

Bersyukur

Dalam berinvestasi, investor cenderung berharap lebih. Maka, jangan heran, kalau investor umumnya senang membeli saham yang getol memberikan dividen. Saham-saham jenis ini biasanya akan laris ditransaksikan, apalagi kalau "musim dividen" tiba!

Sebaliknya, saham-saham yang jarang atau bahkan tidak pernah membagikan dividen kurang disukai, karena investor menganggap bahwa saham tersebut tidak memberi "nilai tambah" jika dipegang lama!

Sehubungan dengan K-Rewards, nominal yang diterima kompasianer atas kontribusinya terhadap Kompasiana boleh disamakan dengan dividen yang diperoleh investor dari perusahaan.

Keduanya adalah wujud penghargaan yang memberi "nilai tambah" bagi banyak pihak. Oleh sebab itu, sudah seharusnya hal itu diterima dengan penuh rasa syukur dan terima kasih.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun