Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Saham Perbankan Bakal Unjuk Gigi dalam "Boxing Day"?

25 Desember 2019   12:10 Diperbarui: 25 Desember 2019   14:28 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelang laga antara Leicester versus Liverpool, Jurgen Klopp membuat sebuah pernyataan unik. Pelatih yang terkenal dengan strategi "gegenpressing"-nya itu mengatakan bahwa Leicester dihuni oleh "pemain-pemain super".

Klopp mengalamatkan pujian tadi kepada beberapa nama, seperti Ben Chilwell, Jonny Evans, dan tentunya James Vardy, yang kini menjadi top score sementara Liga Inggris.

Meskipun pernyataan Klopp terkesan "adem", bukan berarti pertandingan antara Leicester dan Liverpool akan berjalan kalem. Boleh jadi laga ini akan menjadi duel yang sengit dan keras.

Hal itu bisa dimaklumi karena kedua tim berada di peringkat teratas Liga Inggris. Liverpool duduk nyaman di puncak klasemen dengan 49 poin, sementara Leicester setingkat di bawahnya dengan 39 poin.

Namun demikian, Liverpool jelas lebih diunggulkan. Wajar, dalam lima pertandingan terakhir, tim berjuluk "The Reds" ini mencatatkan hasil yang impresif. Semua berakhir dengan kemenangan.

Sementara, Leicester malah sedang tampil "angin-anginan". Walaupun sempat menuai 3 kemenangan beruntun, dalam dua laga sebelumnya, jawara Liga Inggris musim 2015-2016 ini justru ditahan imbang 2-2 oleh Everton dan kalah 3-1 dari City.

Biarpun begitu, belum tentu, Liverpool akan mudah merebut 3 poin dari tangan Leicester. Sebab, laga tersebut akan dihelat di kandang Leicester. Dukungan penuh dari suporter boleh jadi akan "membakar" semangat pasukan Brendan Rodgers untuk tampil garang menghadapi Liverpool.

Belum lagi performa striker James Vardy, yang terus mencetak gol dalam beberapa pertandingan terakhir. Bisa saja, striker berkebangsaan Inggris ini akan menjadi "momok" bagi lini pertahanan The Reds.

Dengan semua faktor tadi, pertandingan tersebut jadi sulit ditebak. Hal ini tentu menambah daya tarik, sehingga orang-orang tidak sabar menantikannya.

"Boxing Day"
Laga tersebut ialah satu di antara beberapa laga lain yang digelar dalam rangka "boxing day". Liga Inggris memang rutin mengadakan pertandingan ekstra bertajuk "boxing day" sehari setelah Natal. 

Pertandingan ini sengaja dijadwalkan untuk merayakan hari libur di Negeri Ratu Elisabeth tersebut.

Hal yang sama juga berlaku untuk "boxing day" lain. Hanya saja, "boxing day" yang satu ini tidak terjadi di lapangan sepak bola, tetapi di bursa saham. Ternyata pada waktu yang bersamaan dengan Liga Inggris, bursa saham juga menggelar "boxing day".

Yang bertanding tentu saja adalah saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Ada sejumlah saham yang difavoritkan mencetak capital gain pada perdagangan tanggal 26 Desember besok.

Satu di antaranya saham PT Bank Central Asia, Tbk (BBCA). Seminggu sebelum "boxing day", saham yang dimiliki Hartono bersaudara ini memang telah menguat 4,7%. Pada perdagangan sebelumnya, saham ini ditutup dengan harga Rp 33.300/lembar.

pergerakan saham BBCA (sumber: dokumentasi pribadi)
pergerakan saham BBCA (sumber: dokumentasi pribadi)
Biarpun Price Earning Ratio (PER)-nya sudah mencapai 29 x, bukan mustahil, BBCA akan mencetak rekor baru. Investornya masih menganggap bahwa saham ini cukup prospektif.

Apalagi pada tahun ini, manajemen BCA resmi mengakuisisi Bank Royal dan Rabobank Indonesia. Dengan aksi korporasi tersebut, BCA diperkirakan bisa meningkatkan pendapatan dan laba pada tahun-tahun berikutnya.

Sebelas-dua belas dengan BCA, saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga diprediksi "lepas landas" pada perdagangan besok. Pada perdagangan sebelumnya, BBRI ditutup dengan harga Rp 4450, atau naik sekitar 2%.

pergerakan saham BBRI (sumber: dokumentasi pribadi)
pergerakan saham BBRI (sumber: dokumentasi pribadi)
Kenaikan ini boleh jadi akan berlanjut karena PER BBRI masih murah, yakni 16 x. Jika dibandingkan dengan BBCA yang PER-nya 29 x, valuasi BBRI masih menyisakan ruang capital gain yang cukup besar.

Berbeda dengan BBCA, sampai tulisan ini dibuat, belum ada rencana ekspansi yang akan dilaksanakan manajemen BRI dalam waktu dekat. Kabar terakhir yang terdengar ialah pergantian direktur utama dari Suprajarto ke Sunarso.

Pergantian ini sempat membikin investor gelisah. Investor khawatir kinerja Sunarso belum tentu lebih baik dari pendahulunya. Meskipun begitu, kekhawatiran tadi agak berkurang. 

Buktinya, investor masih antusias mengoleksi sahamnya, dan hal ini membikin harganya naik cukup signifikan.

Hal yang sama kemungkinan akan terjadi pada saham Bank Buku IV lain, yakni BMRI (PT Bank Mandiri Tbk) dan BBNI (PT Bank Negara Indonesia Tbk). 

Walaupun juga sempat diterpa isu perombakan manajemen, kinerja saham ini masih terbilang baik. Laba yang diperoleh pun masih bertumbuh, sehingga investor menilai bahwa kedua saham ini masih layak dikoleksi.

Dari uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa saham-saham di sektor perbankan boleh jadi akan mencatatkan kinerja yang moncer pada perdagangan besok. Fundamental yang kuat dan sentimen positif yang berembus bisa mengangkat harga saham di sektor ini.

Meski begitu, yang menjadi persoalan saat investor ingin membeli saham ini ialah valuasi harga yang sudah terbilang mahal. 

Dengan valuasi setinggi itu, investor mesti mencermati waktu yang tepat untuk membeli, sehingga risiko kerugian, seperti capital loss, bisa ditekan seminimal mungkin.

Salam.

Referensi: CNN Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun