Boleh jadi, peserta di kelas-kelas bawah akan bertumbuk, dan pihak fasilitas kesehatan akan kewalahan menangani jumlah peserta BPJS Kesehatan yang bertambah banyak.
Dwi menerangkan bahwa persoalan itu memang mungkin terjadi. Namun demikian, persoalan tadi sudah diantisipasi oleh BPJS Kesehatan.
Seiring dengan banyaknya peserta yang "turun kelas", fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan juga telah diimbau dan diatur sedemikian rupa, sehingga penumpukan pasien peserta BPJS Kesehatan bisa diminimalkan. Dengan demikian, pelayanan medis terbaik tetap bisa diberikan.
Jemput Bola
Untuk melayani permintaan "turun kelas" dan keperluan lainnya, BPJS Kesehatan tak hanya memaksimalkan fungsi kantor-kantor yang tersedia, tetapi juga menjalankan program Mobile Customer Service (MCS).
Program ini mirip dengan layanan "SIM Keliling". Sebab, dalam menjalankan fungsinya, petugas BPJS Kesehatan memakai mobil yang dilengkapi dengan infrastruktur pendukung operasional pelayanan peserta untuk pendaftaran, perubahan data, cetak kartu, pemberian informasi, dan penanganan pengaduan.
Program ini merupakan aksi "jemput bola" yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan untuk mengurangi penumpukan pelayanan peserta di kantor-kantor BPJS Kesehatan, sekaligus menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.
Program ini beroperasi di sejumlah titik, seperti kantor pemerintahan, alun-alun kota, pusat niaga, sekolah, dan area car free day. Dalam sejumlah kesempatan, program ini juga dapat ditemukan bersama dengan program lainnya, seperti sim keliling atau samsat keliling.
Program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan. Peserta BPJS Kesehatan yang ingin mengurus proses "turun kelas" bisa memanfaatkan fasilitas ini. Selain lebih cepat diproses, program ini juga memudahkan peserta BPJS Kesehatan untuk mengurus segala macam keperluan lain dalam administrasi BPJS Kesehatan.