Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menag Fachrul Razi, antara Disiplin dan Kerukunan

23 Oktober 2019   21:36 Diperbarui: 23 Oktober 2019   21:46 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Agama Fahcrul Razi. (Foto: Kompas.com)

SEBAGAI salah seorang alumni peserta Karya Latihan Wartawan (KLW) bidang Agama tingkat nasional, penulis pantas bersyukur dengan tampilnya Jenderal (Purn) Fachrul Razi dalam Kabinet Indonesia Maju. Beliau diberi kepercayaan oleh Presiden Joko Widodo memimpin Kementerian Agama dan telah dilantik bersama menteri lainnya di Istana Negara, Rabu (23/10/2019).

Jenderal Fachrul Razi dipastikan berusaha maksimal meningkatkan peran Kementerian Agama untuk kesejahteraan bangsa yang besar ini. Dengan kerja disiplin dengan loyalitas tak diragukan dalam kapasitasnya sebagai prajurit sapta marga, semoga seluruh jajaran kemenag mulai dari pusat sampai ke pedalaman Indonesia punya kerja seirama melayani masyarakat.

Diharapkan pula di era Menteri Fachrul jangan ada lagi oknum kemenag berurusan dengan pengadilan karena berbuat tercela dan melanggar hukum. Memalukan, kalau peristiwa OTT masih berulang. Jangan lagi terjadi ruang kerja Menag digeledah.

Beragam peristiwa memalukan hendaknya berakhir di era Jenderal Fachrul ini. Berkibarlah bendera Kementerian Agama ditiup angin sepoi-sepoi melegakan anak bangsa ini. Kita tentu sudah punya catatan positif di kala Kemenag dipimpin Jenderal Alamsyah, Jenderal Tarmizi Taher, dan kini era Jenderal Fachrul Razi. Semoga kemenag semakin berperan dalam meningkatkan kerukunan intern umat beragama serta antara umat beda agama.

Kalaulah kerukunan terpelihara, otomatis nikmat pembangunan akan terasa melegakan. Di sinilah pentingnya kita untuk lebih serius terus-menerus memunculkan jati diri antar umat berlainan agama memandang positif perlunya kerukunan itu.

Hal ini perlu jadi catatan penting bagi beberapa daerah di Sumbar yang hingga kini masih juga belum membentuk forum kerukunan umat beragama. Padahal, pemerintah sejak lama sudah menyediakan anggaran dan support untuk penunjang kegiatan.

Problema lain yang perlu jadi perhatian di lingkungan Kemenag, termasuk di Sumbar berupa lambannya penggantian pejabat yang sudah purna tugas. Entah kenapa, pejabat pelaksana tugas begitu lama merangkap jabatan. Pejabat definitif terlalu lama pengurusannya. Problemanya, tentu yang memakluminya adalah yang memegang peran menentukan, baik di pusat ataupun di tingkat kantor wilayah.

Masih banyak problema sebenarnya yang perlu dimodernisir di lingkungan Kementerian Agama. Meski secara bertahap sudah ada pembaharuan pelayanan satu atap, namun yang berkaitan dengan promosi jabatan belum kunjung berakhir beragam keluhan yang masih berseliwaran infonya.

Diakui, tentang peran madrasah terutama negeri, memang mayoritas membanggakan. Namun beragam persoalan sewaktu-waktu muncul juga ke permukaan. Di sinilah peran kepala madrasah diuji, mampukah yang bersangkutan mengatasi masalah yang dihadapinya.

Indonesia yang mayoritas warganya pemeluk Islam tentu sangat pantas rasanya amal usaha yang dimilikinya mampu jadi gambaran bahwa semuanya itu sebagai pembuktian bahwa Islam adalah rahmat untuk alam semesta dan sejahtera di akhirat berbahagia dalam surga.

Mari, jadikan tampilnya Menteri Fachrul Razi memimpin Kemenag sebagai pembawa udara kesejukan. Kerukunan makin meningkat, disiplin kerja membanggakan, pelayanan mutasi dan rotasi berjalan lancar. Yang paling penting, jangan ada yang bermain dalam lipatan. Jadilah semua keluarga besar Kemenag dapat imbalan sorga karena keikhlasan beramal dalam arti yang sebenarnya. Insyaallah. *

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun