Apa kabar pesantren kilat (sanlat). Dulu di era akhir 90-an, saban musim liburan baik gasal maupun genap, sekolah adakan sanlat. Semua guru terlibat. Sekian banyak alumni dipanggil untuk bantu-bantu jadi panitia dan pembicara. Anak kelas I kini kelas X, jadi peserta. Dibagi menjadi kelas-kelas. Diadakan outbound, ceramah, diskusi, cepat tepat, nyanyi nasyid plus perkusi, dan lain-lain.
Saya lulus SMA tahun 1997 dari SMAN 2 Bandar Lampung. Sebelum lulus itu, sanlat sudah digelar. Bahkan jadi gerakan nasional. Yang menggaungkan Presiden Suharto. Maka itu, di sekolah-sekolah marak sanlat. Keakraban guru, alumni, dan siswa terasa sekali. Sampai tahun 2004 masih ada sanlat.
Seingat saya, saat ramai-ramai ada istilah sekolah bertaraf internasional, sanlat mulai sepi. Anak-anak digeber intelektualnya, akademiknya digas pol. Alhasil, semua kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) sepi, sunyi, perlahan-lahan mati.
Kini menteri pendidikan kita mengembangkan apa yang namanya kurikulum merdeka belajar. Kampusnya pun kampus merdeka katanya. Intinya ada pengerucutan supaya siswa bisa lebih pandai dan siap memasuki dunia kerja. Di kalangan mahasiswa juga demikian.
Ada pula yang terbaru proyek untuk menjadikan siswa punya karakter Pancasila. Saya menemukan momentum sanlat itu bangkit di sini.
Apa sih urgensinya adakan sanlat di masa sekarang, di masa gawai makin akrab dipegang sampai tidur, di masa pelajaran agama bisa diunduh dan disimak dari beragam platform?
Saya memandangnya masih penting. Alasannya adalah kita masih butuh ruang untuk mendidik anak-anak dalam hal ini siswa untuk makin dekat dengan agama.Â
Makin dekat agama maknanya makin dekat dengan mengejawantahkan karakter baik kepada siswa. Makin dekat ke agama maksudnya makin punya tanggung jawab sebagai anak, siswa, dan warga. Makin dekat agama bertujuan makin manusiawi dan welas asih kepada sesama. Pendek kata, mendekatkan kepada agama sama dengan mendekatkan siswa dengan nilai Pancasila, titik.
Maka itu, amat memungkinkan jika masa liburan dimanfaatkan sekolah untuk menggelar pesantren kilat. Bagaimana caranya?
Kesatu, perencanaan matang sejak awal semester
Kita akan membuat sanlat saat libur panjang semester genap. Maka itu, jauh hari sudah dibikin panitia dan kebutuhan semua. Ajak alumni untuk peran serta. Semakin banyak pelibatan orang, akan semakin bagus. Ide bisa datang dari banyak pihak. Maklum, kita sekarang gelar sanlat di masa semuanya diukur dengan digitalisasi.