Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kapal Selam, Nikmat di Lidah, Kenyang di Perut

17 Mei 2018   22:03 Diperbarui: 17 Mei 2018   22:20 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal selam, (Dokumentasi Pribadi)

Namanya takji, setiap orang pasti punya kesukaan yang berbeda. Ada yang menyukai kudapan manis, ada pula yang gurih. Ada yang sekadar melepas dahaga dan sedikit mencukupi isi perut, ada pula yang perlu makanan yang nendang usai seharian puasa.

Kalau ditanyakan ke saya, makanan gurih, nikmat, dan berasa segar nan pedas adalah pilihan yang pas. Dan jika mesti menyebut nama, saya sebut gamblang: pempek. Lebih spesifik lagi: kapal selam. Wow kan?

Orang Indonesia ini memang hebat kasih nama makanan. Sampai kapal selam pun dimakan.

Kami di Bandar Lampung, tentu tak asing dengan pempek. Termasuk kapal selam, langgeng, adaan, kulit, dan varian pempek lainnya. Bagi warga Bandar Lampung, pempek juga makanan khas kota ini. Bahkan beberapa orang bilang, pempek di Bandar Lampung malah lebih kerasa citarasa iklannya ketimbang di Palembang, Sumatera Selatan, tempat asli kudapan ini. Beberapa bahkan bilang, cuka bikinan orang Lampung malah punya sensasi pedas yang luar biasa.

Bagi saya, takjil seperti kapal selam pas-pas saja dimakan saat berbuka. Tentu tak langsung dimakan usai azan bergema. Perut tetap diguyur minuman terlebih dahulu.

Buat yang ingin perut terjaga tak begitu kenyang saat berbuka, kapal selam ini bisa jadi alternatif. Maksud saya adalah, makan satu porsi kapal selam, kenyangnya sama seperti makan nasi.

Malam ini saja saya merasakan demikian. Sedari buka tadi, usai minum teh, satu kapal selam tandas. Nikmat terasa di lidah, kenyang terasa benar di perut. Sampai tulisan ini hendak dipotong jelang injury time, sebutin nasi pun belum masuk. Perut terasa kenyang.

Soal cukanya memang rada bermasalah jika kita ada problem di lambung. Namun, apalah nikmatnya menyantap kapal selam tanpa cuka. Kalaupun mau menikmati, cukuplah sekadar aja. Asal berasa ada cukanya. Jangan malah cuka itu dihirup nikmat sampai tandas hingga membuat lambung menjerit.

Ringkasnya, kapal selam menjadi favorit saya di awal-awal masa puasa. Aroma pempek dan cuka itu punya sensasi sendiri jelang beduk magrib. Itu buat saya. Entah bagi Anda

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun