Mohon tunggu...
Adi PurnomoAji
Adi PurnomoAji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Adi Purnomo Aji

mahasiswa unima

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Opini: Tentang Pendidikan di Indoesia pada Masa Pandemi

20 Januari 2022   17:36 Diperbarui: 20 Januari 2022   17:38 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan merupakan tonggak yang paling penting untuk kemajuan sebuah negara. Jika ingin memajukan negara, maka pendidikan di indonesia harus di perhatikan, memajukan pendidikan juga harus memperhatikan kualitas guru. Guru yang berkualitas adalah guru yang paham akan peran dan tugasnya. Seperti yang guru saya katakan " kunci kemajuan negara adalah pembangunan, kunci keberhasilan pembangunan adalah pendidikan, dan kunci keberhasilan pendidikan adalah guru yang berkualitas.

Menurut saya pendidikan di indonesia sangat memperhatinkan, karena dimana niali lebih utama dari pada karakter seseorang. Peran guru yang seharusnya mengajarkan tentang akhlak yang baik. Namun, ahir-ahir ini kita mengetahui bahwa banyak berita tentang pelecehan seksual yang di lakukan oleh guru. Padahal banyak kita ketahui bahwa guru adalah seseorang yang di gugu dan di tiru. Namun, dalam kenyataannya banyak oknum guru yang masih mengajarkan atau mengatas namakan profesinya unruk brtbuat pelecehan kepada siswinya.

Untuk itu saya melihat bahwa pendidikan karakter di indonesia belum sepenuh nya di terapkan oleh beberapa sekolah. Seharusnya pendidikan karakter di ajarkan sejak dini, namun pada kenyataanya setiap jenjang sekolah tidak saling berkaitan untuk membentuk pendidikan karakter.

Kemudian juga jam belajar di indonesia terlalu banyak, dan masih di kasih tugas rumah. Sehingga jam istirahat kurang atau serinhg di gunakan untuk bergadang mengerjakan tugas sehingga jam tidur pun tidak teratur.

Pendidikan indonesia mengalami penurunan, tidak sedikit anak - anak yang memutuskan untuk putus sekolah karena ketidakmampuan orang tua mereka untuk membeli Laptop/ Ponsel serta menyediakan kuota belajar setiap bulan untuk keperluan belajar anak. Dalam upaya mengatasi masalah ini pemerintah mencoba memberikan bantuan ponsel gratis untuk anak yang kurang mampu dan kuota belajar setiap bulannya kepada siswa dan juga guru. namun, hal itu juga belum bisa mengatasi masalah tersebut secara menyeluruh mengingat pemberian ponsel gratis tidak didapatkan oleh anak anak yang kurang mampu di seluruh indonesia. Pemberian kuota gratis juga tidak diterima dengan baik untuk anak - anak yang tinggal di pedesaan dengan jaringan yang kurang mendukung. mereka juga sering mengeluh bahkan tidak sedikit dari mereka yang pergi ke tempat tinggi hingga ada yang memanjat pohon demi mendapatkan sinyal yang bagus.

Diluar dari masalah ketersediaan laptop/ponsel serta jaringan, ternyata ada juga masalah yang tidak kalah penting yaitu salah satunya sulitnya siswa memahami pelajaran, karena ada jarak antara anak didik dan juga pengajar membuat para guru sangat sulit berkomunikasi dengan siswa. tidak hanya itu anak - anak juga cenderung malas belajar dikarenakan guru serta orangtua tidak dapat mengawasi dengan baik. banyak siswa yang hanya masuk ke aplikasi belajar namun tidak belajar dengan benar, mereka membuka aplikasi belajar itu hanya agar tidak absen di catatan guru mereka, hal ini tidak hanya terjadi pada siswa anak - anak (SD) hal ini juga terjadi pada siswa remaja (SMP dan SMA) hingga mahasiswa. Tidak hanya itu, orang tua juga khawatir terhadap anak anak yang dibawah umur dapat mengakses hal hal yang tidak baik dari ponselnya mengingat orang tua juga tidak dapat memantau anak setiap saat.

Mahasiswa juga sangat terdampak akibat pandemi covid-19 mulai dari Maba (Mahasiswa Baru) hingga Mahasiswa tingkat akhir. hal yang paling mencolok dari masalah pada mahasiswa adalah sulitnya belajar pada matakuliah yang mengharuskan Praktikum, baik itu ke laboratorium maupun praktik lapangan. hal ini tentu menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa karena mau tidak mau mereka hanya bisa mengerti dalam bentuk teori saja. tidak hanya itu mahasiswa juga mengeluh terkait UKT (Uang Kuliah Tunggal), banyak dari mereka yang demo agar pihak kampus menurunkan UKT dengan alasan mereka tidak menikmati fasilitas kampus selama pembelajaran online. hal ini juga terjadi pada siswa yang bersekolah di swasta dimana orang tua dituntut untuk memberikan/ membayar uang sekolah sebagaimana mestinya padahal anak tidak menikmati fasilitas sekolah.

Andai pandemi pergi, mungkin masalah masalah yang terjadi bisa segera diatasi dengan baik. Saat ini kita sudah mendengar kabar bahwa Pemerintah sudah mulai memperbolehkan pembelajaran tatap muka di sekolah mengingat vaksin yang sudah disebarkan secara merata kepada masyarakat dengan syarat siswa (yang sudah berumur 12 keatas) dan guru diharuskan sudah vaksin serta saat proses belajar mengajar berlangsung harus menerapkan protokol kesehatan. Namun, pembelajaran tatap muka ini belum berlaku untuk lokasi yang ditetapkan sebagai lokasi Zona merah

Untuk itu kita perlu merubah tatan atau kebijakan di dalam pendidikan itu sendiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun