Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memberitakan Firman Tuhan Berarti Melakukannya

12 Juni 2020   16:08 Diperbarui: 12 Juni 2020   16:08 4220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: yarnigea.blogspot.com

Dalam Surat 2 Korintus 3:3 tertulis, "Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia".

Kita menjadi orang percaya karena kuasa Roh Kudus, melalui pelayanan hamba-hamba Tuhan yang menyampaikan Injil kepada kita dan kita merespons dengan percaya. Berdasarkan ayat di atas hendak menegaskan bahwa Firman Kristus itu harus nyata dalam tindakan kita supaya dapat menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitar kita.

Hal yang sama pun sebenarnya hendak Yesus kemukakan dalam Matius 5: 17-20. Dalam bagian ini Yesus hendak mempertentangkan diri-Nya dengan ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Di mana menjadikan hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi sebagai contoh konkrit kegagalan dalam melakukan hukum, perintah, atau Firman Tuhan secara benar. Sebaliknya, Yesus menjadikan Diri-Nya sendiri sebagai contoh orang yang berhasil dalam menuruti, melakukan bahkan menggenapkan perintah, hukum, atau Firman Tuhan.

Apa saja yang dimaksud dengan memberitakan Firman Tuhan berarti melakukan berdasarkan perikop ini?


1.Kita harus memberitakan Firman Tuhan yang sebenarnya (ay. 17, 18, 19).

Pada ayat 17, Yesus secara tegas menyatakan, "Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya". Kemudian pernyataan yang kurang lebih sama dikemukakan lagi oleh Yesus dalam aya 18, "..satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi". Sekali lagi diulangi oleh-Nya dalam ayat 19, "..siapa yang meniadakan satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan menajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Surga..".

Apabila dianalisa dengan baik, maka penegasan Yesus dalam ayat 17, sebenarnya dia melihat kepada diri-Nya sendiri. Kemudian dalam ayat 18 dia melihat kepada konten pemberitaan, dan pada ayat 19, Yesus melihat kepada ahli Taurat dan orang Farisi. Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa dalam bagian ini Yesus sebenarnya hendak mempertentangkan Diri-Nya dengan ahli Taurat dan orang Farisi.

Hal ini sengaja dilakukan oleh Yesus, supaya setiap orang yang mendengar khotbahnya waktu itu memperbaiki perspektifnya. Karena selama ini mereka telah dibuat keliru oleh pengajar-pengajar Taurat serta orang-orang Farisi. Mereka sudah terjebak dalam praktik yang keliru. Mereka tidak lagi melakukan Taurat secara murni. Bahkan khotbah-khotbah yang mereka dengarkan penuh dengan manipulasi, kebohongan bahkan pandangan yang keliru. Sehingga tidak heran apabila banyak di antara mereka yang kemudian disesatkan.

Itulah sebabnya, apa yang disampaikan oleh Yesus di sini menjadi pelajaran penting bagi setiap orang Kristen hari ini. Karena tugas bersaksi dan memberitakan Firman Tuhan bukan hanya menjadi tugas para pelayan, tetapi semua orang Kristen.

Melalui pernyataan Yesus ini, kita belajar bahwa jangan pernah mengganti konten pemberitaan kita dengan sesuatu di luar Firman Tuhan. Jangan meniadakan satu perintah yang tertulis di dalam Alkitab kemudian menggantinya dengan pemahaman kita atau prinsip duniawi kita. Oleh karena hanya yang diwahyukan atau yang Tuhan firmankan yang digenapi, sebaliknya filsafat kita, pengalaman hidup kita, pergumulan kita, hanyalah kisah biasa yang tidak dapat disejajarkan dengan Firman Tuhan.

Kita harus memberitakan Firman Tuhan yang sebenarnya. Jangan menggantinya dengan filsafat manusia, pengalaman hidup kita.  Tuhan Yesus melalui pesan dalam ayat 17 ingin supaya kita melihat kepada dirinya dan menjadikannya model untuk kita contoh bahwa dalam pemberitaan Firman jangan mengurangi isi dan esensi Firman yang kita sampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun