Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Mengenal Yesus dari Keempat Kitab Injil: Siapakah Yesus?"

8 Juni 2022   14:08 Diperbarui: 9 Juni 2022   08:08 6129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th

                          Sahabat Pembaca yang beirman! Setelah membaca beberapa sumber, kita akan belajar mengenai pribadi Tuhan Yesus dengan melihat empat sudut pandang kitab Injil, yakni kitab Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Kempat kitab Injil tersebut memperkenalkan Tuhan Yesus sebagai berikut, yakni:

                           Kesatu, Injil Matius: Kristus pengenapan kitab suci. Sahabat Pembaca yang beriman! Jika dilihat asal usul dan budaya Yahudi yang begitu kuat, maka kitab Matius menggambarkan Yesus sebagai suatu jembatan antara kedua Kitab Perjanjian, antara persiapan dan penggenapan. Pertama-tama, Kristus menurut Injil Matius merupakan penggenapan nubuatan. Hal ini dapat dilihat melalui silsilan yang menjadi awal penulisan kitab tersebut (Mat. 1:1-17). Sebab Matius menelusuri garis keturunan Yesus kembali kepada Abraham, bapa umat pilihan, yang melaluinya Allah berjanji memberkati dunia, dan kepada Daud, raja terbesar Israel, yang merupakan gambaran dari sang raja agung yang akan datang kelak. Maka Matius memberikan silsilah dari keturunan raja-raja. Maksudnya adalah untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah anak Daud. Kedua, Kristus menurut Injil Matius adalah penggenapan hukum Taurat. Matius mencatat ucapan Yesus ini, "janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat, atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya. Karena itu, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat sebelum semuanya terjadi . . . "(Mat. 5:17-18). Ketiga, Kristus menurut Matius adalah penggenapan Israel. Matius melihat Yesus mengkonfirmasi Israel dengan suatu seruan untuk bertobat. Maka Yesus mengatakan kepada para rasul bahwa Dia diutus "hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel (Mat. 15:24).

                             Kedua, Injil Markus: Kristus Hamba yang menderita. Sahabat Pembaca yang beriman! Markus memaparkan Yesus sebagai Hamba Tuhan yang menderita, yang mati bagi dosa-dosa umat-Nya. Markus menjelaskan bahwa begitu kedua belas murid mengenali jati diri-Nya,Yesus meletakkan segala penekanan-Nya pada salib.  Yesus dengan terus terang memprediksikan penderitaan dan kematian-Nya (Mrk. 9:31; 10:33, 45). Memang sepertiga dari Injil Markus menceritakan kisah salib Kristus. Yesus menggunakan Anak Manusia untuk menyebut diri-Nya yang harus menderita untuk dosa dunia.  Setelah  Yesus berbicara tentang kematian-Nya, kemudian Yesus menjelaskan kepada para rasul dan para pengikut-Nya bahwa setiap orang yang mengikut Yesus, harus menyangkal dirinya, dan memikul  salibnya, kemudian mengikut Yesus (Mrk.8:34).

                        Ketiga, Injil  Lukas: Kristus Juruselamat dunia. Kitab Lukas ditulis oleh Lukas yang bukan seorang murid Yesus dan bukan juga keturunan Israel. Karena  itu, Lukas sebagai penulis hendak menjelaskan Yesus sebagai Juruselamat dunia, yang tidak memandang ras, atau suku, kebangsaan, derajat, jenis kelamin, kekayaan atau usia. Rujukan keselamatan bagi kaum kafir diulang dalam Lukas 3:6 yang menyatakan bahwa: "semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan." Adapun inti berita dari kitab Lukas adalah sebagai berikut: Satu, kabar baik tentang keselamatan. Keselamatan merupakan sebuah kata  kunci dalam Injil Lukas. Keselamatan meliputi dua komponen, yakni secara negatif di mana keselamata merupakan penghapusan kesalahan yang membawa kepada pengampunan dan secara positif, di mana keselamatan pencurahan Roh Kudus yang mengaruniakan kelahiran baru. Kedua, berita Lukas adalah kabar baik melalui Kristus. Hal ini nampak dari kisah Simeon yang melihat keselamatan dari Allah setelah menggendong bayi Yesus (Luk. 2:28, 30). Selain itu, Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang (Luk. 19:9-10). Yesus berdoa bagi prajutit yang menyalibkan-Nya dan menjanjikan Firdaus bagi penjahat besar yang mengakui Yesus sebagai Raja (Luk. 23;34, 43). Di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain  diberikan kepada manusia yang olehnya kita diselamatkan selain nama  Yesus (Kis.  4:12). Tiga, berita lukas adalah kabar  baik keselamatan melalui Yesus Kristus bagi seluruh dunia. Lukas melukiskan Yesus merupakan pribadi yang menghormati mereka yang dihina dunia, yang bersahabat dengan yang tidak bersahabat, dan menyertakan mereka yang dikucilkan, seperti: orang yang sakit dan yang menderita (Luk.8:4300, wanita dan anak-anak (Luk. 7:11-17; Luk. 9:47; 18:15-17), kaum miskin dan tertindas (Luk.4:18), pemungut cukai dan orang berdosa (Luk. 15:1; 5:30; 15:2; 7:34), orang Samaria dan non-Yahudi (Luk. 9:54-55; Luk. 10:25-34).

                             Keempat, Injil dan Surat Yohanes: Kristus Firman yang menjadi Manusia. Sahabat Pembaca yang beriman! Yohanes menulikan bahwa "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah (Yoh. 1:1). Firman yang berpribadi dan kekal ini juga merupakan agen penciptaan, yang tidak pernah meninggalkan dunia yang sudah dijadikan-Nya, dan yang adalah  terang dan hidup dari seluruh umat manusia. Firman Allah inilah, ungkapan yang sempurna dari keberadaan Bapa, yang suatu hari kelak menjadi manusia dan diam diantara kita  (Yoh.1:14). Firman Allah itu adalah Yesus Kristus yang berinkarnasi menjadi manusia  dan merasakan setiap pergumulan dan kelamahan manusia ciptaan-Nya sendiri. Adapun tujuan Yohanes menulis Injil ini meliputi tiga tahap, yakni: Satu, Yohanes memilih dan mencatat "tanda-tanda" tertentu (dua) agar para pembacanya boleh percaya kepada Yesus dan (tiga) agar dengan percaya mereka boleh menerima hidup melalui Dia. Jadi kesaksian memimpin kepada iman, dan iman kepada hidup. Yohanes melihat Injilnya sebagai kesaksian tentang Kristus. Injil ini hampir seperti adegan sidang pengadilan di mana Yesus dihakimi dan berturut-turut para saksi dipanggil, dimulai dari Yohanes Pembabtis, yang datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian terang itu" (Yoh. 1:6-7). Kesaksian Yohanes Pembabtis adalah "lihatlah Anak Doma Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh. 1:29) dan "Dia . . . yang akan membabtis dengan Roh Kudus" (Yoh. 1:33). Kemudian para saksi lain tampil berikutnya, baik saksi manusia maupun ilahi. Sebab Allah Bapa sendiri bersaksi tentang Anak-Nya melalui suatu gabungan perkataan maupun karya-Nya (Yoh. 5:31-40; 8:12-14). Perkataan-Nya menafsirkan karya-Nya, dan karya-Nya mendramatisasi perkataan-Nya. Dan sesudah kematian Yesus, Roh kebenaran juga akan bersaksi tentang Dia (Yoh. 15:26-27). 

                      Sahabat Pembaca yang beriman! Melalui keempat kitab Injil, kita akan mengenal pribadi dan karya Tuhan Yesus dalam kehidupan kita. Tulisan ini hanya pengantar untuk memotivasi Sahabat Pembaca untuk membaca secara langsung keempat Kitab Injil dan juga termasuk semua Alkitab. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun