Mohon tunggu...
adi wijayakumar
adi wijayakumar Mohon Tunggu... Atlet - Pelajar

Adi wijaya kumar - Sekolah Dian Harapan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkunjung ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi

1 April 2019   20:24 Diperbarui: 1 April 2019   20:58 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam artikel ini penulis ingin menceritakan tentang perkunjungan penulis ke suatu tempat yang bersejarah di Indonesia. Museum Perumusan Naskah Proklamasi, tempat ini menceritakan mengenai detik-detik sejarah peristiwa perumusan naskah proklamasi. 

Tempat ini jelas terlihat seperti gedung-gedung pada zaman dahulu, karena desain nya yang amat unik, warna dari gedung yang kontras, interior dari rumah ini tidak seperti rumah indonesia pada umumnya, karena interior ini bertema Eropa, terlihat bukan uniknya dari bangunan ini.

Sekitar tahun 1920 gedung ini didirikan oleh arsitek Belanda yang bernama J.F.L. Blankenberg. Gedung ini bisa dibilang sangat luas untuk zaman dahulu, gedung ini memiliki luas 1138m2, dan untuk luas tanah di gedung ini sangat besar, luas tanah ini memiliki luas 3914m2. Gedung ini dimiliki atas nama P.T,. Asuransi Jiwasraya. Ketika pecah Perang Pasifik, gedung ini dipakai British Consul General sampai Jepang menduduki Indonesia.

Pada masa Pendudukan Jepang, gedung ini menjadi tempat kediaman Laksamana Muda Tadashi Meda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat Jepang. 

Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, tempat ini masih menjadi tempat kediaman Laksamana Maeda, tetapi tidak lagi semenjak sekutu mendarat di Indonesia pada bulan September 1945. Setelah Jepang kalah, gedung ini menjadi Markas Tentara Inggris. Pemindahan status gedung ini, terjadi dalam aksi nasionalisasi terhadap milik bangsa asing di Indonesia. 

Gedung ini diserahkan pada Departemen Keuangan dan di kelola oleh Perusahaan Asuransi Jiwasraya. Kemudian gedung ini dikontrak oleh kedutaan Inggris pada tahun 1961 sampai dengan tahun 1981. Setelah itu gedung ini sempat dijadikan Perpustakaan Nasional sebagai perkantoran. 

Pada akhirnya di tahun 1984, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Nugroho Notosusanto, menginstruksikan kepada Direktorat Permuseuman agar merealisasikan gedgun bersejarah ini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Gedung ini menjadi tempat yang bersejarah dan sangat penting artinya bagi Indonesia, karena pada 16 sampai 17 Agustus 1945 terjadi peristiwa sejarah, yaitu perumusan naskah proklamasi Indonesia. Maka itu Pemerintah ingin membuat gedung ini sebagai kenangan Indonesia saat ingin mencapai kemerdekaan nya. 

Penulis sangat mengapresiasikan gedung ini dan semua latar belakakang yang terjadi. Gedung ini menjadi tempat yang berarti bagi penulis, dan semua orang lain. Penulis berpikir bahwa sangat indah penulis bisa meletakan kaki diatas gedung yang dulunya pernah ditempati oleh tokoh-tokoh bersejarah dan juga pahlawan kita.

Penulis menelusuri gedung itu dari lantai satu sampai lantai dua, gedung ini dikatakan sangat besar walaupun hanya bertingkat dua, gedung ini sangat luas dan menelusuri gedung ini serasa seperti petualangan. Penulis akan menceritakan ruangang-ruangan yang terdapat di museum itu. Di museum ini terdapat 4 ruangan yang masing-masing memiliki cerita berbeda. Mari kita telusuri !

Ruangan pertama merupakan tempat peristiwa sejarah pertama dalam persiapan perumusan naskah proklamasi. Setelah kembali dari Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945, pada pukul 10 malam, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo, diterima oleh Laksamana Maeda di ruangan itu, ruangan ini bernama Ruang Pertemuan. 

Penulis melihat ruangan ini seperti ruang tamu seperti di rumah-rumah sekarang pada umumnya, karena terlihat meja ditengah yang dikelilingi kursi seperti dimana tamu duduk saat pertama memasuki rumah. 

Ruangan kedua merupakan tempat dirumuskannya naskah proklamasi tersebut, pada jam 3 dini hari, Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo memasuki ruangan ini untuk merumuskan konsep naskah proklamasi, ruangan ini bernama Ruang Perumusan. 

Penulis melihat ruangan ini seperti meja bundar, seperti layaknya meja makan pada zaman dahulu, meja tersebut dibuat oleh kayu dan dikelilingi kursi yang terbuat dari kayu juga. 

Di ruangan ketiga berlanjut cerita dari sebelumnya, setelah para hadirin menyetujui pada naskah proklamasi dan konsep-konsep yang terdapat pada itu, Ir. Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi di ruang bawah tangga, ruangan ini bernama Ruang Pengetikan. 

Penulis melihat di ruangan ini hanya terdapat satu meja yang ada mesin pengetik pada jaman dahulu, dan juga figur Ir. Soekarno dan juga Sayuti Melik yang sedang mengetik naskah tersebut dan ada juga figur pada ruang kedua, ruangan ini sangat simpel desain nya. 

Ruang yang terakhir dan dinamai Ruang Pengesahan ini merupakan tempat disetujuinya konsep naskah proklamasi oleh seluruh hadirin yang datang, kurang lebih 40 sampai 50 orang, dan juga tempat disahkannya naskah proklamasi yang ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta atas nama bangsa Indonesia. Penulis melihat ruangan ini seperti tempat konfrensi, seperti tempat meeting yang ada pada jaman sekarang, meja yang panjang dan dikelilingi kursi. Terdapat juga lantai dua yang berisi seperti pakaian yang dipakai oleh tokoh-tokoh bersejarah seperti jaket yang dipakai oleh Prof. Dr. Mr. Soepomo S.H. dan juga barang-barang lainnya pada lantai dua.

Penulis sangat menyukai gedung ini karena pada dalam gedung ini menceritakan sejarah yang sangat berarti dan juga tempat ini juga sangat bagus, seperti dingin karena adanya AC, dan juga sangat layak dijadikan museum.

Menurut penulis saat memasuki gedung ini kita terasa seperti memasuki jaman dahulu rumah seperti apa dan rasanya seperti apa. Penulis berterima kasih kepada Pemerintah yang sudah menjadikan gedung ini sebagai museum, dan juga berterima kasih kepada pahlawan kita yang sudah berjuan demi masa depannya.

Menurut penulis, sebagai generasi muda kita harus meneruskan kerja keras pahlawan kita pada jaman dahulu yang sudah berjuang demi kita, jangan karena kita sudah merdeka jadi kita tidak perlu berbuat apa-apa lagi, coba berpikir, apakah itu yang pahlawan-pahlawan kita mau ? Mereka ingin kita berjuang lagi demi bangsa kita. Jangan sampai kita stop perjuangkan bangsa kita, Kita juga harus membuat bangsa kita maju. Penulis melihat di Museum ini banyak sekali kejadian yang terjadi pada saat itu, penulis terpikir bagaimana mereka memperjuangkan bangsa mereka.

Untuk mengakhiri artikel ini, penulis ingin menyimpulkan bahwa Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini memiliki arti yang sangat indah bagi bangsa Indonesia, Museum ini memiliki barang-barang yang bersejarah dan juga tempat kejadian-kejadian seperti ruang-ruang yang sudah penulis jelaskan sebelumnya, Museum ini juga memiliki desain yang sangat bagus dan juga diurus dengan baik, menurut penulis tempat ini tidak ada kekurangan nya maka itu penulis mengatakan tempat ini sangat bagus dan sangat berarti, jika kita teringat pada masa kemerdekaan dan melihat tempat itu secara langsung kita merasa seperti di kejadian itu langsung. 

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah untuk menjadikan tempat ini sebagai Museum, kepada pahlawan-pahlawan kita, dan juga kepada pembaca yang sudah membaca sampai akhir ini, Penulis memohon maaf jika ada kesalahan pada kata dan juga pada informasi dari tempat ini jika ada yang salah. Sekian dan Terima Kasih.

DOKPRI
DOKPRI
DOKPRI
DOKPRI
DOKPRI
DOKPRI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun