Mohon tunggu...
adi saputra
adi saputra Mohon Tunggu... accounting

PENTING NYA MENERAPKAN KONSEP MANAJEMEN DI LINGKUNGAN PERUSAHAAN Manajemen dan bisnis di bidang logistik perhotelan dangat penting dan harus di terapkan karena dengan menggunakan sitematik manajemen dalam kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang sudah menjadi patokan perusahaan. Seorang accounting yang berkerja di bidang pelayanan harus dapat menerapkan system manajemen yang baik dan sesuai dengan lajur yang sudah di tetap kan. Berhubungan dengan posisi saya di bagian receiving saya lebih banyak berintraksi dengan vendor yang mengirim barang dan di dalam kegiatan tersebut tidak sedikit juga kasus2 yang menurut saya harus di luruskan contoh kecilnya Berikut studi kasus di perusahaan tempat saya bekerja : 1..banyak supplier yang mengirim barang tdak sesuai dengan spek yang sudah di setujui sebelumnya 2.untuk area kitchen sering terjadi complain buah dan sayur yang kurang baik atau tidak sesuai spek 3.untuk nota dan penerimaan barang di hari libur sering mengakibatkan kehilangan nota bukti tansaksi karena yang menerima bukan dari pihak receiving sehingga banyak yang menyalahkan dan mengakibatkan rancu dalam sebuah kegiatan bekerja Cara menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu : Cara menanggulangi hal2 tersebut kita pertegas kembali untuk memastikan buah dan sayur dan barang elektronik semua di cek dengan baik serta kita harus melibatkan USER yang meminta barang tersebut supaya barang dan kainya sesuai dengan apa yang mereka inginkan , untuk penerimaan barang di hari libur memang sangat riskan karena tidak ada yang mengecek ulang oleh sebab itu untuk meminimalkan barang tersebut tidak sesuai dengan spek harus ada yang bertanggung jawab yaitu manager DPT tersebut

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

konsep dan analisis kritis good corporate governance pada pt bank syariah indonesia

11 Oktober 2025   18:11 Diperbarui: 11 Oktober 2025   18:11 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bank Syariah Indonesia (BSI) berdasarkan kajian jurnal Santri: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam (Vol. 1 No. 6, 2023). Penelitian menjelaskan penerapan prinsip-prinsip GCG yang mencakup transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran. Kajian ini juga menyajikan analisis kritis terhadap efektivitas implementasi GCG di BSI dari perspektif mahasiswa intelektual yang menilai aspek etika, moral, dan keberlanjutan dalam konteks ekonomi Islam.

Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik merupakan fondasi penting dalam menjaga keberlanjutan bisnis perbankan. BSI, hasil merger tiga bank syariah BUMN, berupaya menegakkan prinsip GCG sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan profesional. Dalam konteks syariah, GCG tidak hanya berkaitan dengan efisiensi ekonomi tetapi juga dengan keadilan, amanah, dan kemaslahatan umat.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 dan No. 11/33/PBI/2009, GCG mencakup lima prinsip utama: transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran. Prinsip-prinsip ini menjadi pedoman dasar tata kelola perusahaan yang sehat dan berintegritas. Dalam konteks BSI, penerapan GCG diatur pula oleh POJK No. 8/POJK.03/2014 dan SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, yang memastikan kepatuhan dan pengawasan yang komprehensif.

BSI melakukan self-assessment setiap semester dan tahunan untuk menilai kualitas tata kelola. Penilaian ini meliputi struktur, proses, dan hasil pelaksanaan GCG yang kemudian dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Laporan keuangan BSI yang diaudit oleh PwC dengan opini wajar menunjukkan tingkat transparansi dan akuntabilitas yang tinggi.

Penerapan GCG di BSI memberikan dampak positif berupa meningkatnya kepercayaan publik, efisiensi operasional, serta penguatan stabilitas keuangan. Selain itu, GCG menjadi sarana memperkuat kepatuhan terhadap prinsip syariah dan memperkuat integritas lembaga keuangan Islam di Indonesia.

Sebagai mahasiswa, analisis kritis perlu menyoroti beberapa aspek: (1) Penelitian masih bersifat deskriptif tanpa dukungan data empiris kuantitatif; (2) Belum ada evaluasi mendalam mengenai persepsi stakeholder; dan (3) Hubungan antara nilai-nilai Islam seperti amanah dan adil belum dijelaskan secara operasional. Penerapan GCG di BSI seharusnya tidak hanya memenuhi regulasi formal tetapi juga menegakkan nilai maslahah, ihsan, dan keadilan sosial. Keterlibatan Dewan Pengawas Syariah harus diperkuat agar prinsip syariah tidak hanya simbolik tetapi menjadi pedoman nyata dalam pengambilan keputusan strategis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun