Mohon tunggu...
Alif Bengkok
Alif Bengkok Mohon Tunggu... -

Jika kau mendengan sesuatu yang baik tentang ku, maka itu layak diragukan... jika kau mendengar sesuatu yang buruk tentang ku, maka itu berkemungkinan benar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kopi Asyghilidz

4 April 2018   01:55 Diperbarui: 4 April 2018   02:23 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tuuuuuttttt......... Nyaring suara ceret tanda air sudah mendidih...
Sore itu selepas asar seperti biasa, kudidihkan air untuk membuat kopi, seperti biasa juga setiap sore aku hanya menikmati kopi seorang diri, tapi tetap saja kubuat dua atau tiga cangkir kopi sebagai persiapan karena terkadang ada tamu tak disangka - sangka datang, kadang Mas Asif, Kadang Bang Abu nawas, Kadang Baginda Sulaiman, Datuk Khidir, atau sahabat - sahabat ku yang lain.

Di temani suara kicau burung tetangga yang meskipun dalam kandang tetap bersikukuh mencoba mengundang dan menggoda untuk bersetubuh dengan burung - burung betina liar yang sesekali hinggap dipepohonan, bila ku terjemahkan godaan mereka bukan semacam modus atau bujuk rayu manusia yang sengaja diindah - indahkan ataupun diromantis - romantiskan.

Godaan mereka lebih ke ajakan bersetubuh secara langsung yang mungkin dalam bahasa manusia terdengar seperti " Wooiyyyy Ngent** yuk... atau...  Gw pengen Ngew* ", tetangga - tetangga yang lain atau pun orang - orang yang lewat di depan jalan terkagum - kagum mendengar indah kicau mereka, sedangkan aku tersenyum - senyum sendiri bahkan kadang terbahak menyimak kicauan burung milik tetangga ku itu

Tapi yaa meskipun lucu kicau mereka tetap kujadikan bahan renungan akan tanda - tanda kebesaran Tuhan. Karena memang begitulah cara mereka bertasbih memenuhi Dharma hidup mereka sebagai burung.

Ditengah suara kicau burung dan gemretek suara tembakau yang tersulut yang juga sesekali kutimpali dengan seruputan kopi semilir kudengar suara tabuhan rebana yang mengiringi sholawat yang dilantunkan dengan sangat merdu dan semakin kemari suaranya semakin jelas, diikuti dengan wangi gaharu yang harum semerbak, rasa - rasanya aku tahu siapa yang datang.  
MBAAAHHH...... teriakuuu....!

Ia pun menoleh, kusambut tolehannya dengan lambain tangan dan suara agak lirih " siniiii - siniii..." kataku
Sesosok pria tua namun tegap berbusana putih bersih menenteng rebana menghampiriku kemudian berkata " Kamu kenal aku kah...? Kenapa kok panggil - panggil...? "

Ingin rasanya langsung kujawab pertanyaannya namun lebih dulu kuraih dan kucium tangannya " Mbah Zajil kan! Alias Semoro Bumi alias Iblis " jawabku kemudian.
" Lho kok kenal...?! " tanyanya lagi
" Lha masa sama mbah nya sendiri ndak kenal... " jawabku menimpali
" Hahahahaaaaaa.... Yowis iyo iyo, apalagi yang kamu tau..? "
" Hmmm... Sebenarnya simbah memang ingin bertamu tho, karena seandainya tadi tak kupanggil bisa saja simbah berganti sosok jadi kucing misalnya karena aku hampir selalu punya stok makanan kucing dan kucing - kucing lapar yang lewat selalu ku undang makan singkatnya aku tahu mbah memang senangnya memberi stimulus dan membangkitkan - bangkitkan gairah, sedangkan keputusan! , kami manusia yang buat sendiri "

" Bhahahahahahaaaa...  " tawanya kembali membahana
" Kenapa kamu tadi langsung panggil, ndak maen - maen dulu tho, lagipula kalau begini kan jadi terlalu mudah buat ku... "
" yaaa ndak sopan tho Mbah, dan kalau tak kupanggil dan simbah berubah jadi sosok lain yang bukan manusia sayang kan, soalnya aku sudah buatkan kopi, mari - mari duduk Mbah " timpalku.

Sambil senyum - senyum Mbah Zajil duduk dan langsung nyruput kopi.
" Begini tho kesibukan simbah sekarang, keliling dunia sholawatan kagem Kanjeng Nabi S.A.W.....?  Trus kalo pas lagi bulan puasa simbah dirantai tetep sholawatan kah...? " tanyaku bertubi.
" iyo ngene iki, dan ndak perlu dirantai lagi aku sekarang pas bulan puasa, lah wong aku udah ndak ngapa - ngapain manusia kok "
" ngono tho Mbah....!!!! "
" lah iyo, lha wong Alex Ferguson ae pensiun. anak - anak Red Devils tetep jago maen bola kok, ndak ada pelatih pun mereka udah jago bikin taktik, improvisasi, sekaligus langsung praktek. Itu baru Alex Ferguson lho... Kalo aku, kamu ngerti kan seberapa tinggi level ku dibanding manusia,faham lah kamu "
" ya ngerti lah... Mbah Zajil gitu lho Jenderal tertinggi para Malaikat " timpal ku mencoba membumbungnya.
" eh iya ngomong - ngomong udah berapa banyak sedulurmu...? Yang di grup mu masih sedikit kan, dan yang hadir kalau kalian ngumpul berapa ribu? Seribu, dua ribu....? " tanya mbah Zajil balas bertubi.
" yang gabung di grup sedikit memang Mbah, tapi yang nggak gabung kan ndak brati ndak dihitung dong, kalau ngumpul juga banyak Mbah, bisa ribuan, itu yang sempat hadir, yang ndak sempat hadir juga ndak brati ndak masuk hitungan kan " jawabku coba membela diri.
" iyo - iyo..., sekarang coba bandingkan dengan jumlah rakyat Indonesia, Indonesia aja lho ya negara lain ndak usah, yang sekarang sudah hampir empat ratus juta, itu juga yang ke sensus lho ya, yang ndak ke sensus masih banyak, kira - kira kamu dan sedulurmu itu ada berapa persen nya kah...?! " tanya Mbah Zajil
" maksud Mbah mau pamer - pameran jumlah...?! Dan Mbah mau mengaku menang, bahkan tak tertandingi gitu....! " jawabku mencoba menimpali.
" Hehehe ngerti kamu ya, kamu kesel kan... " Mbah Zajil mencoba meledek.
" Ya ndak lah Mbah, masa kesel,malah bagus kan " jawabku sambil tersenyum.
" Lho kok bagus...!!! " bentak Mbah Zajil.
" Lho kan jauh - jauh hari sebelum kami diturunkan ke bumi ini, simbah dengan sangat visioner dan futuristik sudah meramalkan bahwa jika kami diturunkan ke bumi maka kami akan bertengkar dan saling menumpahkan darah tho " jawabku.

" Lha iya, nyata tho!... Siapa dulu yang yang prediksi " timpal Mbah Zajil membanggakan diri, kemudian dia melanjutkan " Sebenarnya sih prediksi semacam itu malaikat kemarin sore juga mampu, tapi ra ono sing wani protes iku tok, aku ya dari pada repot - repot provokasi malaikat lain yang akhirnya meskipun mereka tahu tetep ndak berani protes yaaaa, langsung ae aku protes maring Gusti Pangeran....

Ngko sik sebelum tak lanjutkan aku tanya dulu... Apa kamu ndak kasian sama Dulur - dulur mu yang lain....? Mesake tho mereka!!!! Mosok kamu tega ndelok mereka terus - menerus bertengkar, bunuh - bunuhan.. ..? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun