Mohon tunggu...
Adhye Panritalopi
Adhye Panritalopi Mohon Tunggu... profesional -

Alumni Fak. Hukum Univ. Hasanuddin Makassar#Penyair dari Komunitas Halte Kayu Makassar#Penulis tetap di www.negarahukum.com# "AKAN ada banyak "WARNA" sebagi pilihan, tapi seorang SARJANA HUKUM harus berani menerima "HITAM dan PUTIH" sebaggi REALITA" ___Twitter @adhyjudo__FB: Adhye Panrita Lopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Bercadar Gincu

10 Februari 2014   11:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:59 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1392006014847789135

(Ilustrasi: semilirsunyi.wordpress.com)*** perempuan bercadar gincu yang kadang sopan yang kadang topan yang kadang lembut yang kadang kabut yang kadang baik yang kadang raib masihkah kau menyimpan pesona kecantikan di hati? perempuan bercadar gincu, yang kadang riang yang kadang diam yang kadang tegar yang kadang tepar yang kadang kuat yang kadang luak masihkah kau menyimpan mahkota kebanggaan diri? perempuan bercadar gincu, yang kadang rajin yang kadang ramin yang kadang setia yang kadang paria yang kadang sayang yang kadang layang masihkah kau menyimpan titik teladan dalam laku? perempuan bercadar gincu, pada jiwamu yang kadang kabut pada hatimu yang kadang serabut pada sifatmu yang kadang tak lembut pada lakumu yang kadang sembrawut pada tuturmu yang kadang sukar kau cabut pada prinsipmu yang kadang hanya ada di ujung rambut sudahkah kau menyempurnakan diri sela jejak usiamu yang senja? sedangkan kau tahu, kini waktu berjalan secepat kilat sebentar lagi kesenanganmu akan menapaki jejak hambar senyum manismu yang dulu kau banggakan memilih pudar lambat laun ayunan kakimu akan berhenti pada satu titik beku ke lima indra yang ada pada tubuhmu hanya akan jadi hiasan dan pada akhirnya, deru nafasmu akan sampai di pojok diam perempuan bercadar gincu, mungkin kau berhasil menepis kecamuk beban dalam batinmu mungkin kau sanggup melupakan gelut gelisah dari mimpimu mungkin kau bisa membendung luapan air mata duka atas luka hatimu mungkin kau berhasil mengusir ketakutan yang bertengger diruang sepimu mungkin ................... namun, sudahkah kau paham setiap laik dalam catatan takdirmu? sudahkah kau mengerti akan makna pada tiap bait syair hidupmu? sudahkah kau sadari geliat keluh pada setiap tarikan panjang nafasmu? sudahkah kau sadari gejolak bias yang terjepit di sela-sela detak jantungmu? perempuan bercadar gincu, setelah membaca jejak-jejak lakumu yang ada pada setiap serambi kepalsuan cintamu melalui ejaan-ejaan makna yang lupa kau tanam di celah tumpukan bibirmu dan, pada aroma birahi yang sengaja kau tuang kedalam kendi-kendi kebebasan aku kian meragu, apakah mungkin kau selalu bisa menutup doamu dengan kata "aamiin"? apa mungkin kau selalu dapat menemukan jalan pulang, setelah kau tersesat ke dalam hutan birahi bersama pria yang kau sebut sebagai kekasih? oh, semoga !

__________ _________________ _________________________ _________________________________

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun