Sekitar 2 jam pertama perjalanan kami melewati jalan pegunungan yang berkelok-kelok, namun juga memberikan pemandangan yang menghibur. Saya sempat melihat ada aliran sungai yang begitu hijau dan bersih.
Sesampainya di Palopo kami menginap di sebuah hotel yang dapat melihat pantai secara jelas dan kebetulan menghadap ke timur.
Pada keesokan paginya, sayangnya kami kurang beruntung karena tidak bisa melihat sunrise oranye karena tertutup awan mendung. Pada siang harinya kami mampir untuk makan siang di City Market Palopo dan belanja beberapa barang.
Perpisahan Dengan Sorowako: Terima Kasih
Dua minggu sejak kedatangan saya, Sorowako terus memberikan pengalaman baru yang tak terlupakan. Jika boleh dibilang, Sorowako adalah Swiss versi lite.
Keindahan alamnya yang memukau membuat saya terus merasa takjub, seolah-olah setiap sudutnya menyimpan pesona yang berbeda.
Namun sayangnya saya tidak bisa menetap di Sorowako lebih lama lagi karena pengalaman-pengalaman baru lainnya masih menanti di depan.
Pada perjalanan kembali ke kampung halaman, saya menggunakan jalur darat dengan menaiki sleeper bus untuk perjalanan menuju ke Makassar.
Bus hanya memiliki 1 jadwal keberangkatan yaitu pukul 6 sore atau setelah magrib dan diperkirakan sampai di Bandara Sultan Hasanuddin pada pukul 8 Pagi. Bus berhenti sekitar 3-4x untuk sholat dan makan.
Karena jadwal yang pasti, saya bisa mengira-ngira untuk membeli tiket penerbangan dari Makassar menuju ke Surabaya.Â
Dengan mengucap rasa syukur saya sampai di kampung halaman dengan selamat dan dapat menerbitkan artikel ini. Terima kasih telah membaca hingga akhir!