Mohon tunggu...
Adhonk Bara
Adhonk Bara Mohon Tunggu... Dosen - dosen

saya berprofesi sebagai dosen seni tari di universitas universal batam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mewariskan Peradaban Tari Melemang, Jati Diri Masyarakat Melayu Kepulauan Riau

22 Agustus 2022   16:58 Diperbarui: 22 Agustus 2022   16:59 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mewariskan Peradaban Tari Melemang

Seperti pribahasa melayu, Tahu menyemak, pandai menyimpai. Asas ini mengandung nilai yang penuh kearifan, bijaksana, tanggap, dan cekatan dalam menilai dan memutuskan sesuatu sehingga orang Melayu haruslah mampu menyimak perkembangan masyarakat dan perubahan zaman serta dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan. Bersungguh dalam menuntut ilmu, bersegera melakukan perbaikan serta pandai menimbang baik dan buruk akan segala sesuatu dalam kehidupan bermasyarakat hal ini merupakan bagian dari jati diri pribadi masyarakat Melayu. tari melemang sebagai salah satu bentuk kesenian tradisional yang berasal dari desa Penaga kecamatan Teluk Bintan dan sebagai salah satu unsur kebudayaan hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat pendukungnya. Pada masa dahulu tari ini difungsikan untuk upacara-upacara di kerajaan dan sebagai sarana men-sahkan dan memeriahkan keberadaan raja tersebut ditengah masyarakatnya dan juga selalu ditampilkan ketika ada tamu kerajaan yang sedang berkunjung. Tempat penampilannya pada saat itu hanya boleh dilakukan didalam istana. Tujuan ditampilkan di istana dimaknai bahwa raja memiliki suguhan yang menarik baik untuk dirinya sendiri maupun untuk menghibur tamu kerajaan yang datang dan juga bertujuan untuk mengajarkan penonton menjadi lebih tertib dan khidmat menyaksikannya. Namun tari melemang sekarang tidak lagi berfungsi sebagaimana dahulunya, bahkan tari ini sudah lama sekali tidak ditampilkan ditengah-tengah masyarakat. Dengan demikian tentu saja tari melemang kurang pembinaan dari masyarakat pendukungnya. Di desa Penaga ini sedikit sekali anak muda bahkan tidak ada lagi yang mempelajari tari melemang tersebut kecuali pewaris-pewaris tradisi yang sudah tua usianya. Hal ini dapat dikhawatirkan tari tradisional ini secara beransur- ansur akan hilang dari peredaran masa, karena kesenian moderen dianggap lebih menarik untuk dinikmati oleh anak-anak muda. Oleh karna itu Universitas Universal Batam melalui tangan seorang dosen seni tari yang berada disuatu lembaga yang peduli terhadap pendokumentasian seni-seni tradisi, terutama tari-tari tradisi melayu, mencoba melakukan revitalisasi tari melemang yang dianggap sudah punah, tetapi pewarisnya masih tersisa. Dalam hal ini revitalisasi dilakukan 8 bulan dengan proses awal survey ke desa Penaga. Tujuan semula bahwa revitalisasi ini dilakukan untuk mensosialisasikan, kembali kepada generasi muda yang ada di Desa Penaga itu sendiri, tetapi kerena faktor waktu dan kesempatan untuk mengajarkan kembali tari ini kepada generasi muda belum ada, maka tujuan dari sosialisasi kurang terlaksana. 

Bahkan sampai sekarang sebelum dilaksanakan revitalisasi tari tersebut di pulau Bintan itu masih tidak belum terdengar lagi gaungnya, sementara di pulau Bintan sendiri banyak sekali terdapat kelompok-kelompok seni, tetapi tidak satupun dari kelompok seni tersebut yang mempelajari tari melemang yang akan dijadikan sebagai materi pertunjukan dalam suatu acara kesenian-kesenian di pulau Bintan. 

Berdasarkan azas-azas jatidiri melayu saya ungkapkan kepada Tari melemang merupakan tarian tradisional yang berasal dari Tanjung Pisau Bintan Penaga kecamatan Bintan. Dimainkan pertama kali sekitar abad ke 12, ketika itu tari melemang hanya dimainkan di istana kerajaan melayu bentan yang pusatnya berada di bukit batu Bintan. 

Pada masa itu tari ini hanya dikenal di dalam istana saja karena ketika ditampilkan hanya untuk sebagai hiburan raja atau menghibur tamu kerajaan yang sedang berkunjung. Tari melemang dahulunya ditarikan oleh dayang-dayang istana dan tari melemang hanya ditarikan oleh perempuan saja yang berjumlah 14 orang. 

Namun sejak kerajaan Bentan mengalami keruntuhan tari melemang dipertunjukan untuk rakyat diluar istana sebagai pertunjukan hiburan rakyat. Dan pada saat ini tari ini hanya sekali-kali dipertunjukan dalam acara seremonial daerah setempat ini pun kalau pemain dari tari melemang ini ada. 

Karena sekarang ini pewaris yang masih ada yaitu ibuk Rokiah mengajarkan tari melemang kepada siswi Sekolah Menengah Atas saja yang kebetulan penduduk desa Tanjung Pisau Penaga itu sendiri.  Mewariskan peradaban, takkan melayu hilang dibumi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun