Mohon tunggu...
Adholf galihwicaksana
Adholf galihwicaksana Mohon Tunggu... Mahasiswa

Nama saya Adholf Galih Wicaksana. Saat ini saya sedang mengenyam pendidikan S1 Ekonomi dengan fokus pada bidang ilmu ekonomi pembangunan. Artikel yang saya buat kemungkinan besar berfokus kepada permasalahan sosial dan ekonomi yang ada di Indonesia, kesenjangan sosial dan banyak lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mahasiswa KKM 10 Untirta Gencarkan Sosialisasi Diversifikasi Pangan: Solusi Ketahanan Pangan Berkelanjutan

15 Februari 2025   18:37 Diperbarui: 15 Februari 2025   18:37 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antusiasme ibu ibu tentang sosialisasi diversifikasi pangan yang dilaksanakan di desa Sigedong

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKM) Kelompok 10 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mengadakan kegiatan edukatif di Desa Sigedong, Kecamatan Mancak. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu, 2 Februari 2025 ini mengangkat tema Sosialisasi Diversifikasi Pangan sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya variasi konsumsi bahan pangan. Tujuan utama sosialisasi ini adalah mengurangi ketergantungan masyarakat pada satu jenis sumber karbohidrat, seperti beras, serta mendorong pemanfaatan bahan pangan lokal yang lebih beragam dan bernutrisi.

Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu dari RT 1 hingga RT 3 Desa Sigedong. Sosialisasi diawali dengan pemaparan oleh Rifdha Noviandhita, yang menjelaskan tentang konsep diversifikasi pangan, manfaatnya bagi ketahanan pangan, serta berbagai contoh bahan pangan lokal alternatif, seperti sagu, singkong, dan jagung. Selanjutnya, Nadira Hermaprilida memberikan pemaparan mengenai pemanfaatan dan inovasi pangan lokal, termasuk cara mengolah bahan pangan tersebut menjadi produk bernilai tambah. 

Salah satu mahasiswa KKM, Awaludin, menekankan bahwa diversifikasi pangan tidak hanya sekadar variasi makanan, tetapi juga bagian dari strategi ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan. "Kami ingin membuka wawasan masyarakat bahwa ada banyak sumber pangan lokal yang bisa menjadi alternatif beras. Diversifikasi pangan bukan hanya soal pilihan makanan, tetapi juga strategi ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan," ujarnya.

Program ini mendapat respons positif dari masyarakat setempat. Namun, perubahan pola konsumsi bukanlah hal yang mudah dilakukan, terutama karena kebiasaan makan nasi telah mengakar kuat secara turun-temurun. Salah satu warga, Ibu Qoqom, mengungkapkan bahwa meskipun ia mengetahui manfaat mengonsumsi pangan yang lebih beragam, kebiasaan makan nasi tetap sulit diubah. "Kami memang tahu kalau makan umbi-umbian itu sehat, tetapi kami sudah terbiasa makan nasi. Jika tidak makan nasi, rasanya belum kenyang," ujarnya.

Melalui sosialisasi ini, masyarakat mulai memahami bahwa diversifikasi pangan bukan berarti harus sepenuhnya meninggalkan nasi. Sebaliknya, konsep ini menekankan pentingnya pola makan yang lebih seimbang dan beragam guna meningkatkan asupan gizi serta mendukung ketahanan pangan keluarga. Mahasiswa KKM 10 Untirta berharap edukasi ini dapat menjadi langkah awal dalam mendorong perubahan pola konsumsi masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun