Mohon tunggu...
SUKMA PURNAMA
SUKMA PURNAMA Mohon Tunggu... Freelancer - FREELANCER

hobi mengaji

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1, 1.2, 1.3, 1.4 Pendidikan Calon Guru Penggerak Kabupaten Garut Angkatan 7

5 November 2022   01:39 Diperbarui: 15 Desember 2022   10:19 17710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Secara global, jurnal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh orang-orang yang ahli dalam suatu bidang. Sementara itu, Dalam Kamus Besar Bahasa indonesia kata ‘refleksi’ masuk dalam dalam kategori kelas kata benda, dan memiliki makna gerakan atau pantulan di luar kesadaran sebagai reaksi atas suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar.

 Jurnal refleksi dwimingguan adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan (upgrading skill) yang ditulis secara rutin setiap dua mingguan. Dan ini sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh para CGP (Calon Guru Penggerak) untuk membuatnya.

Jadi kali ini saya akan menulis mengenai refleksi saya mengenai kegiatan-kegiatan pelatihan yang sudah kami lalui, khususnya pada modul 1.1 Tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya berpedoman pada model 4F, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway, yang mencakup: 1) Fact; 2) Feeling; 3) Findings; dan 4) Future.

FACTS (PERISTIWA)

Alhamdulillahirabbil 'aalamiin  saya ucapkan terimakasih kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya dinyatakan lolos untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7. Pada tanggal 20 Oktober 2022 CGP Angkatan 7 resmi dibuka oleh Kemendikbudristek yaitu Bapak Nadiem Makarim,B.A.,M.B.A. dan Dirjen GTK melalui zoom yang diikuti CGP Angkatan 7 se Indonesia.

Pembukaan juga diisi oleh  Kepala Balai Guru Penggerak. Beliau menyampaikan bahwa selama mengikuti diklat guru penggerak diharap para CGP jangan sampai berhenti di tengah jalan karena Bapak/Ibu adalah guru-guru pilihan. Jangan dijadikan alasan karena kendala-kendala yang dapat menghambat proses belajar.

setelah kegiatan zoom meeting seluruh CGP Angkatan 7 wajib mengikuti kegiatan-kegiatan serta pelatihan-pelatihan yang ada di LMS mulai dari mempelajari modul 1.1. tentang Mulai Dari Diri dan Eksplorasi Konsep di forum diskusi yang dipimpin oleh fasilitator. Kemudian ada ruang kolaborasi, di mana setiap CGP berkolaborasi bersama kelompoknya masing-masing.

Pada tanggal 22 Oktober 2022 diadakan lokakarya orientasi secara luring dari pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB. Dalam kegiatan ini diundang juga pengawas dan Kepala sekolah tempat CGP mengajar. 

Dengan diikutsertakannya Kepala Sekolah dalam lokakarya tersebut alangkah bahagianya hati saya karena Beliau mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan Pendidikan Guru Penggerak sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak ini dengan baik.

Dalam moment  ini kami  fokus menggali dan memperluas wawasan kami tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta mengerjakan 5 LK dan mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. 

Dengan bimbingan bapak Undang Koswara  selaku Pengajar Praktik saya merasa lokakarya orientasi ini menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak terasa. Kegiatan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP melalui modle. Beliau juga meminta kami membuat google site sebagai wadah guru penggerak yang nantinya siap berbagi praktik baik bagi guru-guru yang lain.

Kurang lebih selama dua minggu, mulai 24 Oktober sampai 1 November 2022 kami belajar mandiri melalui LMS yang dirancang dengan sangat bersahabat, sehingga para CGP tidak susah untuk mengeksplore fitur-fitur yang ada di dalam LMS itu sendiri. Kegiatan demi kegiatan dilaksanakan hingga kami diharuskan membuat karya berupa demonstrasi konstektual.


Pada , tanggal 2 dan 3 November 2022, diadakan kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama Instruktur . Instruktur memberikan asupan ilmu tentang pemahaman yang sangat mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan penerapannya pada konteks lokal sosial budaya yang dikaitkan dengan daerah kami Kab.Garut

Berdiskusi dan terus belajar sehingga kami ditugaskan untuk membuat modul itu dalam bentuk grafik, infografis, blogspot, video, dll berupa modul koneksi antar materi, kesimpulan dan refleksi pemikiran Ki Hajar dewantara. Dan saya memilih membuat blog

FEELING  (Perasaan)

Selama kurang lebih dua minggu  menjadi CGP, banyak sekali hal yang  dirasakan. sedih , senang, down, bahagia, semua bercampur aduk dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. Keseluruhan perasaan tersebut saya ibaratkan juga dengan apa yang dialami oleh murid-murid saya.

Banyak ilmu Pengetahuan  yang saya dapatkan selama menjalani proses ini, bagaimana menjadi guru yang seharusnya, bagaimana memerdekakan anak, upaya apa yang harus dilakukan, dll. Keseluruhan rangkaian yang ada di dalam LMS membuat saya merasakan bahwa apa yang saya miliki tentang Pendidikan sangat jauh dari yang diharapkan dengan tujuan Ki Hajar Dewantara.

Betapa harus dicontohnya  sosok Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa kita harus memanusiakan manusia, sehingga murid dapat mencapai kodrat alam, namun juga tetap selalu membuka mata untuk setiap hal positif di luaran sana (kodrat zaman) sehingga anak didik kita dapat merasakan kebahagiaan dan keselamatan sejati.

FINDINGS (Pembelajaran)

Dalam pembelajaran ini saya menemukan hal-hal yang kurang saya pahami sebelumnya yaitu tentang filosofis Ki Hajar Dewantara. Saya mendapat ilmu-ilmu baru yang sangat saya perlukan untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. Melalaui 6 Dasar pemikiran ki hajar Dewantara saya merasa mendapat bekal yang tidak ternilai harganya.

Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani.

Bahwa anak memiliki kodrat merdeka, merdeka batin adalah pendidikan sedangkan merdeka lahir adalah pengajaran. Dua hal yang saling bergantug satu sama lain. Oleh karena itu saya harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan minat, bakat , dan kreatifitasnya sebab manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.

Sebagai pendidik saya harus senantiasa menuntun kepada anak atau dengan kata lain berpihak pada mereka. Saya juga harus memandang murid bukanlah kertas yang bisa digambar sesuai kemauan saya, karena mereka lahir dengan kodrat yang samar. Tugas kita adalah menebalkan garis-garis samar itu agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Menerapkan budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia merupakan keharusan yang tidak terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri , bernalar kritis dan kreatif.

FUTURE (Penerapan)

Saya akan merealisasikan hal terbaik dalam proses pembelajaran saya dikelas, agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik. Banyak hal yang akan saya benahi, karena saya sadar selama ini yang saya lakukan jauh dari kata sempurna jika dikaitkan dengan filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara . Pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diganti dengan pembelajaran yang berpusat pada murid, agar tercipta interaktif yang menyenangkandidalam kelas. 

Memberi kebebasan kepada anak-anak untuk menggali potensi yang dimilikinya harus terjadi dalam proses pembelajaran agar mereka menemukan jati dirinya sehingga menjadi manusia seutuhnya.

Merasa egois kepada peserta didik  bukan lagi hal yang perlu dipertahankan tetapi kita harus merubahnya dengan menuntun peserta didik agar kodrat alam yang dimilikinya sejak lahir bisa berkembang kearah yang lebih baik dan kodrat zaman dimana mereka hidup saat ini bisa mereka dapatkan sehingga akan mempermudah mereka dalam mengatasi persoalan hidupnya dimasa kini ataupun masa yang akan datang.

Terimakasih.

wassalamualaikum

jurnal-dwi-mingguan-modul-1-2-637622ea08a8b5068a245c72.png
jurnal-dwi-mingguan-modul-1-2-637622ea08a8b5068a245c72.png
Setelah Kegiatan pembelajaran modul 1.2 telah selesai diikuti, ada banyak pengembangan pengetahuan-pengetahuan baru  relevan dan komprehensif yang saya peroleh selama kegiatan. Untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak ini, saya akan menuangkannya dengan model 4F yaitu Facts (peristiwa), Feelings (perasaan), Findings (pembelajaran), dan Future (penerapan ke depan).

1. Facts (Peristiwa)

Pada minggu pertama , tepatnya mulai tanggal 07 November 2022 saya mulai mempelajari modul 1.2 yaitu tentang nilai dan peran guru penggerak. Materi di dalam modul 1.2 ini terbagi atas 3 materi yaitu bagian

  • tentang konsep manusia tergerak
  •  tentang konsep manusia bergerak
  •  tentang konsep menggerakkan manusia.

Pada  tanggal 7 dan 8  november, kami semua peserta CGP kelas A  diminta oleh fasilitator yaitu Ibu Iis Kartis untuk mengeksplor kegiatan di LMS yang dimulai dengan melakukan refleksi di alur Mulai dari diri lalu mempelajari modul dan berdiskusi secara tertulis di alur eksplorasi konsep. Ternyata materi di modul 1.2 ini lumayan banyak dan membutuhkan waktu lebih untuk mempelajarinya dibandingkan modul 1.1 dan sempat merasa kewalahan.


2. Feelings (Perasaan)

Ketika   selesai mempelajari  bahan dan materi juga berdiskusi di alur eksplorasi konsep, kami semua melanjutkan kegiatan diskusi di ruang kolaborasi 1.2 tepatnya yaitu tanggal 09 November 2022. Pada pertemuan kali  ini, kami dibagi menjadi tiga kelompok, dimana saya sendiri sekelompok dengan ibu Iis dan Ibu Siti. Di dalam kelompok , kami diminta membuat karya yang berisi gambaran singkat yang erat hubungannya dengan  kekuatan nilai lalu merancang satu kegiatan yang sesuai dengan satu peran GP yang kelompok pilih, didalamnya memuat tentang keahlian dan kompetensi setiap individu CGP, mulai dari mandiri,kreatif,reflektif,inovatif dan berpihak pada murid

Selesai diskusi di kelompok kecil, kami lanjutkan kegiatan di hari berikutnya yaitu 11 dan 14 November 2022 dengan agenda presentasi hasil diskusi masing-masing kelompok. Kegiatan berjalan dengan lancar dan diakhiri dengan kegiatan refleksi yang dipimpin oleh Ibu fasilitator yaitu ibu Iis Kartis

Setelah mempelajari modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak ini, yang saya rasakan yaitu tumbuh kesadaran dari dalam diri dimana hati saya mulai tergerak untuk melakukan perubahan pada diri saya sendiri terlebih dahulu. Saya ingin memperbaiki hal-hal yang kurang baik selama ini, lalu berusaha menumbuhkan nilai dan peran yang mesti dimiliki oleh seorang guru penggerak. Setelah saya tergerak, selanjutnya saya ingin menggerakkan rekan-rekan guru di sekolah sehingga bisa bergerak bersama mewujudkan peserta didik yang berkarakter profil belajar Pancasila untuk Indonesia yang lebih baik.


3. Findings (Pembelajaran)

Banyak pemahaman  dan ilmu yang  diperoleh selama dua minggu mempelajari modul 1.2, yaitu sebagai berikut :

Mendapatkan pembelajaran dan arahan tentang bagaimana cara kerja otak manusia, yaitu thinking fast dan thinking slow., Sebagai seorang pendidik, kita mesti membiasakan diri untuk thinking slow supaya kita tidak terburu-buru dalam menilai dan memutuskan sesuatu. Kemudian juga filosofi escalator yang turun dan naik juga gunung es

kemudian kami belajar tentang 5 kebutuhan dasar manusia, yaitu kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan, kesenangan, kebebasan, dan bertahan hidup.

 Materi selanjutnya tentang tahap perkembangan manusia secara psikososial menurut erik erikson, diharapkan dengan kita tahu psikososial di setaip tahap perkembangan manusia, kita tahu apa yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan peserta didik di setiap tahapan perkembangannya.

Selanjutnya tentang nilai dan peran guru penggerak. Ada 5 nilai dan 5 peran yang mesti dimiliki oleh seorang guru penggerak yaitu aktif, reflektif,kreatif, inovatif dan berpihak pada murid.

Memahami  ilmu tentang profil pelajar Pancasila. Untuk memebentuk  murid yang memiliki profil pelajar Pancasila dan berakhlak mulia, sebagai guru harus lebih dahulu mempelajari dan mencontohkan dalam keseharian yang mencerminkan profil pelajar Pancasila, karena sejatinya guru adalah teladan bagi peserta didik yang menuntun mereka kepada pendidikan sesuai kodratnya.


4. Future (Penerapan)

Setelah mempelajari modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak, saya akan berusaha menerapkan beberapa hal berikut :

  •  Melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid dengan menerapkan model dan media pembelajaran yang inovatif dan kreatif sesuai dengan kearifan budaya lokal.
  • Secara mandiri mauoun secara kelompok  selalu belajar dengan mengikuti pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan kompetensi saya sebagai guru tanpa harus disuruh oleh pihak manapun.
  • Berkolaborasi dengan murid, rekan sejawat, maupun dengan lingkungan sekitar  atau  dengan komunitas praktisi untuk kepentingan murid dalam pemebelajaran
  • Menjadi coach bagi guru lain, seperti membantu mereka yang kesulitan dalam memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang mendukung kegiatan pembelajaran seperti zoom,ms.teams, G.Meet, dll.
  • Membuat jurnal pembelajaran setiap hari dan merefleksikannya.

whatsapp-image-2022-11-14-at-16-28-03-1-6376240e4addee271d550322.jpeg
whatsapp-image-2022-11-14-at-16-28-03-1-6376240e4addee271d550322.jpeg
whatsapp-image-2022-11-14-at-14-51-01-6376242208a8b546304a3a22.jpeg
whatsapp-image-2022-11-14-at-14-51-01-6376242208a8b546304a3a22.jpeg
whatsapp-image-2022-11-14-at-16-28-04-1-6376242f4addee2ca36051c7.jpeg
whatsapp-image-2022-11-14-at-16-28-04-1-6376242f4addee2ca36051c7.jpeg
whatsapp-image-2022-11-14-at-16-28-05-637624494addee3c8a0e70c2.jpeg
whatsapp-image-2022-11-14-at-16-28-05-637624494addee3c8a0e70c2.jpeg
 TERIMAKASIH

WASSALAM

jurnal-refleksi-dwi-mingguan-modul-1-3-visi-guru-penggerak-638df1331afec3053d4705c4.png
jurnal-refleksi-dwi-mingguan-modul-1-3-visi-guru-penggerak-638df1331afec3053d4705c4.png
Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum

Pada kesempatan ini saya akan menceritakan tentang apa yang sudah saya lakukan pada pendidikan guru penggerak pada  modul 1.3 yaitu tentang Visi Guru Penggerak.

Seperti sediakala  setelah kita  mengikuti alur dan proses pembelajaran dan menyelesaikan berbagai tugas maka untuk menggambarkan modul 1.3 dan ini merupakan tugas setelah berakhirnya modul yang dipelajari sebagai seorang Calon Guru Penggerak. Pengalaman selama proses pembelajaran dan perasaan selama mempelajari modul 1. 3 saya sampaikan dalam tulisan ini.

Gambaran serta pelajaran pada modul 1.3 ini telah selesai kami pelajari maka saya akan merangkum cerita pada  refleksi ini yang kita lakukan dengan model 4F yang dapat diterjemahkan model 4P yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway yaitu:

1. Facts( Peristiwa)

2. Feelings ( Perasaan)

3. Findings ( Pembelajaran)

4. Future ( Penerapan )

Saya akan tuliskan satu persatu pengalaman dan refleksi saya:

1. Facts(Peristiwa)

Tepatnya Pada minggu ke 3 bulan November yaitu tanggal 22-23 November 2022 saya mulai mempelajari materi mulai dari diri isinya imajiku tentang guru masa depan dan eksplorasi konsep secara mandiri. Pada modul ini CGP diarahkan dapat merumuskan visinya sebagai guru penggerak yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. kita juga akan membayangkan tanggung jawab kita sebagai seorang guru dengan peran sebagai Guru Penggerak. Kita memiliki peran untuk mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, dan memimpin pengembangan sekolah. Peran ini memunculkan harapan bahwa ada hal besar yang kita harapkan dapat kita capai di masa depan. Sebagai Guru Penggerak kelak, peran kita akan melampaui dinding dan pintu kelas di mana kita mengajar. Oleh karena itu, Guru Penggerak perlu mengartikulasikan harapan besar mengenai dirinya, murid, rekan kerja, sekolah, dan kedigjayaan Indonesia dalam kalimat-kalimat yang sifatnya pribadi, sehingga paling tidak dapat menggerakkan hatinya, menyemangati dirinya, di tengah jatuh-bangun perjuangannya kelak

Dan pada eksplorasi konsep saya belajar memahami pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan GP memahami pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan. Juga dapat memahami mengapa dan bagaimana manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan.

.Selain itu saya juga belajar memahami mengapa dan bagaimana manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan. disitu saya juga belajar tentang tahapan BAGJA yaitu B-uat pertanyaan, A-mbil pelajaran, G-ali mimpi, J-abarkan rencana dan A-tur eksekusi. Pada tanggal 24 november 2022 diadakan forum diskusi lewat LMS. Disini kita saling diskusi menyampaikan pendapat dan mengomentari pendapat teman lain.

Pada hari Jumat, 18 November 2022, saya juga ada pendampingan individu dengan pengajar praktik (PP) yaitu Bapak Undang Koswara, S.Pd.I, S.Pd, M.Pd. Pendampingan itu berlangsung selama 3 jam, dimulai sekitar pukul 08.00 sampa pukul 10.00. Dalam pendampingan individu ini mendapatkan banyak arahan daan masukan untuk kemajuan CGP dalam penerapan keseharian di sekolah. Penerapan falsafah KHD di lingkungan sekolah dan penularan ke teman sejawat melakukan coaching. Kendala-kendala yang saya hadapi, mendapatkan masukan dari beliau dengan rasa harus semangat jangan hiraukan rintangan-rintangan yang menghadang terus strength menuju cita-cita mulia yaitu menuntun peserta didik sesuai dengan cipta rasa dan karsanya, kemudian kita harus mengemukakan tujuan-tujuan kita 3 bulan kedepan dengan kegiatan-kegiatan yang positif bagi lingkungan terdekat.

whatsapp-image-2022-11-21-at-16-47-37-638df22ca984117a7513b522.jpeg
whatsapp-image-2022-11-21-at-16-47-37-638df22ca984117a7513b522.jpeg
whatsapp-image-2022-11-21-at-16-47-36-638df25208a8b5736f0ca6c4.jpeg
whatsapp-image-2022-11-21-at-16-47-36-638df25208a8b5736f0ca6c4.jpeg
Dan pada tanggal 25 november 2022 saya menjalani vcon dalam agenda ruang Kolaborasi dengan fasilitator saya yaitu Ibu IIs Kartis  tentang visi guru penggerak dapat menyusun rencana BAGJA dari kalimat prakarsa perubahan sebagai bentuk ejawantah visi yang mempertimbangkan Profil Pelajar Pancasila, aset, dan operasionalisasi pencapaiannya.

Disana dibentuk 3 kelompok.Dan saya di kelompok 3 bersama Bu Siti, Bu Iis. Disana saya dan anggota kelompok yang lain harus merumuskan visi sebagai guru penggerak dan harus disepakati satu kelompok kemudian. Dalam kelompok harus meramu hasil diskusinya menjadi: SATU visi, SATU kalimat pernyataan prakarsa perubahan, dan SATU rencana BAGJA lengkap dari tahap ke tahap menggunakan kanvas BAGJA. Tiap kelompok perlu melengkapi pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan tiap tahapan berikut daftar tindakan/penyelidikan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan di tiap tahap tersebut

Hasil diskusi kerja kelompok dipresentasikan pada tanggal 28 November 2022 bersama dengan kelompok lain serta didampingi dengan fasilitator Ibu Iis Kartis. Kami mempresentasikan serta saling memberikan umpan balik atas visi, pernyataan prakarsa perubahan, dan rencana BAGJA yang dihasilkan kelompok kita kepada kelompok yang lain. Diskusi ini dilakukan secara sinkronus. Agar dapat memberikan umpan balik yang efektif, Kita dipersilahkan untuk membaca terlebih dahulu Bacaan 1 di bawah ini, tentang umpan balik.Diskusi begitu mengasyikan, terjadi tukar pendapat sehingga menambah pemahami kami tentang alur BAGJA.


Pada tanggal 27 November kami mengikuti kegiatan lokakarya 1 di SMPN 1 GARUT  dari jam 08.00 sd jam 16.00 WIB. dalam lokakarya tersebut saya mendapat pembelajaran tentang menggerakkan komunitas praktisi. Penerapan di sekolah, setiap CGP diharapkan mampu membuat komonitas praktisi di sekolahnya. Dan komunitas praktisi itu yang dapat memainkan peran, memajukan sekolah dan program CGP dapat ditindaklanjuti.

whatsapp-image-2022-12-05-at-01-33-56-638df3ed08a8b5703a658322.jpeg
whatsapp-image-2022-12-05-at-01-33-56-638df3ed08a8b5703a658322.jpeg
Pada tanggal 29-30 November kita harus mempelajari materi demonstrasi kontekstual dan harus membuat tugasnya untuk menjalankan model manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif BAGJA secara nyata. Sebagai latihan, kita diminta untuk menjalankan tahapan BAGJA untuk menghasilkan sebuah rekomendasi perubahan. Untuk menjalankan B-A-G-J-A tahap demi tahap. Harus membuat pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengungkap hal paling menyenangkan, positif atau menarik yang kita rasakan saat berinteraksi dengan murid. Model B-A-G-J-A merupakan praktik membawakan proses perubahan berbasis kekuatan. Kemudian Tugas tugas yang ada di LMS segera diunggah yang due date nya sampai tanggal 5 desember demi untuk meningkatkan pemahaman CGP tentang materi yang telah dipelajari. Tugas yang dibuat bisa dalam bentuk artikel, PPT maupun Vidio, tergantung kreativitas dan minat CGP yang dirasa mampu.


Dan pada tanggal 2 Desember kita vcon dengan Instruktur Li’Li dalam elaborasi pemahan sebagai penguatan untuk modul 1.3 ini. Disini kita telah belajar antara lain menentukan kalimat visi yang sesuai profil pelajar Pancasila, menentukan prakarsa perubahan yang menantang, bermakna kontekstual dan relevan, memahami bahwa prakarsa perubahan adalah bagian dari visi yang akan dicapai, membuat tahapan BAGJA untuk rencana perubahan ditempat dimana kita berkarya menggunakan paradigma dan pendekatan inkuiri apresiatif dan menjalankan semua rencana perubahan tersbut ditempat kita berkarya. Calon Guru Penggerak harus dapat berkontribusi dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada muridnya di sekolah menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif dan model perubahan BAGJA. Menyusun  pertanyaan kemudian Sampaikan pertanyaan yang memang membuat kita termotivasi untuk menelusuri jawabannya bersama Instruktur karena akan memperkuat pemahaman kita sendiri akan modul 1.3 ini. Jadi, ini bukan soal banyaknya pertanyaan, namun seberapa berarti pertanyaan tersebut bagi pemahaman kita atas modul ini.

2. Feelings ( Perasaan )

Perasaan saya selama mempelajari modul 1.3 tentang visi Guru Penggerak ini adalah senang dan semakin termotivasi untuk semangat dalam menjalankan pendidikan guru penggerak. Selain itu saya juga bersemangat dalam menerapkan dan menjalankan visi dan menjalankan rencana perubahan yang sudah saya rumuskan. Semangat dan motivasi saya ini akan membuat aura positif dalam menjalankan prakarsa perubahan saya sehingga visi saya akan terwujud. Dengan penuh keyakinan, visi yang telah kita buat berdasarkan jawaban pertanyaan-pertanyaan, ke dalam sebuah VISI yang membuat kita  bersemangat ketika membacanya, dan menggerakkan hati setiap orang yang membacanya.

3. Findings ( Pembelajaran)

Setelah mempelajari modul 1. 3 ini saya dapat mengetahui bahwa dalam memimpin perubahan positif harus berpikir strategi dan memahami inquiri apresiatif sebagai paradigma. Tahapan BAGJA merupakan model manajemen perubahan yang merupakan akronim dari Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi sebagai terjemahan bebas yang diadopsi dari model 5D sebagai bagian dari inkuiri apresiati (Define, Discover, Dream, Design, Deliver). Untuk melakukan perubahan yang positif tidak harus bermula dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada ,namun kita fokuskan pada kekuatan apa yang telah kita miliki sehingga sehingga pemikiran kita diarahkan arah yang positif. Selain itu saya juga dapat merumuskan visi sebagai Guru penggerak, merumuskan prakarsa perubahan dan membuat tahapan BAGJA.

4. Future ( Penerapan)

Setelah mempelajari modul 1.3 ini yaitu tentang visi guru penggerak maka saya akan berusaha menerapkan dan mewujudkan visi yaitu "Terwujudnya Peserta Didik yang beriman dan bertakwa pada Tuhan yang maha Esa, Berakhlak mulia, mandiri, kreatif yang berasaskan pada profil pelajar pancasila serta dapat belajar sepanjang hayat". Dan saya akan menerapkan prakarsa perubahan yang saya rumuskan yaitu "Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui kegiatan literasi Taman Baca." Prakarsa perubahan ini sudah saya rencanakan sesuai dengan alur BAGJA, dengan membuat pertanyaan bertahap dari alur BAGJA tersebut. Saya juga akan melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid dan melakukan pembelajaran yang nyaman . Saya juga akan terus berinovasi dalam mengembangkan ide dalam pembelajaran. Oleh karena itu saya harus melakuakn kolaborasi dengan rekan sejawat dan pihak sekolah untuk mewujudkan visi dan prakarsa perubahan saya sebagai guru penggerak.

Semoga bermanfaat dan lebih jelas dalam penyususan inkuiri apresiatif ini

Terima kasih.

Wassalam

jurnal-refleksi-dwimingguan-639a90068b803373687f0f02.png
jurnal-refleksi-dwimingguan-639a90068b803373687f0f02.png
PERISTIWA (FACT)

Hal yang paling berkesan selama mempelajari modul 1 adalah modul 1.4. tentang budaya positif, control seorang guru, dan segitiga restitusi yang di dalamnya  Banyak hal ditemukan dan dikoneksikan serta dikolaborasikan  dengan kasus-kasus pengalaman selama proses belajar mengajar di kelas, berupa tingkah laku anak didik maupun kendala serta  minatnya dalam belajar.

Materi tekstual teoretis yang disajikan meliputi teori disiplin positif dan nilai kebajikan universal, teori motivasi, penghargaan, hukuman, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia, teori posisi kontrol, dan segitiga restitusi. Materi yang begitu padat dan sarat makna. Berikut  dalam kegiatan eksplorasi materi yang dipelajari dan di diskusikan selama kurang lebih 4 hari kami belajar mandiri dari tanggal 6 desember 2022 sampai 9 desember 2022 kami mengeksplorasi konsep. Yang didalamnya memuat materi sebagai berikut:

Disiplin positif, menerapkan sebuah disiplin merupakan sebuah tanggung jawab dalam proses mendidik murid di sekolah. Penerapannya tentu harus berkolaborasi dengan seluruh pihak: menanamkan keteladanan dan kesadaran bahwa disiplin melatih kita untuk bertanggung jawab dan menghargai suatu hal salah satunya waktu.

Teori kontrol, motivasi, hukuman, dan penghargaan, bahwa sebagai guru kita harus bisa menempatkan diri dan waktu yang tepat dalam menerapkan motivasi termasuk didalamnya penghargaan dan hukuman. Motivasi instrinsik adalah focus utama yang harus dibangun karena sifatnya lestari.

Posisi kontrol guru, ada lima posisi dalam kontrol budaya positif yaitu posisi penguhukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, manajer. Dari kelima posisi kontrol guru posisi manajer adalah paling ideal, karena ketika guru sudah di posisi ini, ia sudah bisa menempatkan diri sebagai teman dan pemantau untuk mewujudkan identitas yang berhasil.

Kebutuhan dasar manusia ada lima, kesenangan, penguasaan, kasih sayang dan diterima, kebebasan, dan bertahan hidup. Tolok ukur bahagia seseorang ketika kelima kebutuhan dasarnya telah terpenuhi dengan baik.

Keyakinan kelas, merupakan sebuah gagasan yang diyakini oleh kelas dengan penuh kepercayaan yang berasal dari hati dan sukarela atau senang hati melaksanakan keyakinan yang dibuat.

Segitiga restitusi merupakan tahapan penyelesaian konflik atau masalah dalam penerapan budaya positif. Langkahnya: menstabilkan identitas (stabilize identity), validasi Tindakan yang salah (validation of unbehaviour), dan menanyakan keyakinan (seek the belief).

Pada tanggal 12 desember 2022 kami kemudian melaksanakan kegiatan kolaborasi dan menentukan sebuah kasus pembelajaran yang akan menjadi bahan presentasi dan diberikan waktu satu hari untuk berdiskusi dengan kelompok 3 yang meliputi Bu Sri,Pak Nandang, Bu Nenden dan saya sendiri.

Kemudian pada tanggal 13 desember 2022 kami melakukan persentasi atas kasus yang dipilih untuk menguatkan konsep budaya positif, segitiga restitusi dan kami berdiskusi dengan menambahkan saran dan kritik pada topic kasus yang dipilih.

PERASAAN (FEEL)

      Persaaan antara bimbang dan ragu, hal paling dominan dalam pelaksanaan budaya positif sebelum mempelajari modul ini adalah meyakini bahwa penghargaan (reward) adalah salah satu hal yang dapat memicu motivasi. Tapi ternyata penghargaan sama nilainya dengan hukuman.atau dihukum oeleh penghargaan.

Ketika memberikan penghargaan kita seolah telah menghukum orang tersebut. Dikatakan demikian karena dengan pemberian penghargaan kita sebenarnya tengah memotong dan menjegal kreativitas seseorang sehingga secara tidak langsung tengah membelajarkan sifat kebergantungan pada "hadiah".

Oleh karena itu, saya akan selalu berusaha memberikan tuntunan pendidikan,keteladanan dan motivasi positif pada murid yang dapat menumbuhkan motivasi setiap peserta didik.

PEMBELAJARAN (FINDING)

Saya akan terus menggali pengetahuan dan memberikan tuntunan,keteladanan dalam proses menumbuhkembangkan budaya positif di lingkungan sekolah. Tentunya  menambahkan pemahaman dan koreksi pribadi bahwa budaya positif akan hadir ketika pikiran kita sudah positif.

Betapa besarnya kekuatan dari sebuah pikiran.

Dalam Modul 1.4. ini yang telah dipelajari adalah merdeka belajar Mulai dari diri dengan membuat refleksi tentang budaya positif.

Eksplorasi konsep, menyelami materi dan konsep yang ada dalam modul 1.4 dan refleksi tugas materi keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia

Ruang kolaborasi diskusi kelompok


Demonstrasi kontekstual, membuat sebuah video sederhana tentang skenario segitiga restitusi


Koneksi Antar materi, merefleksikan dengan 4P

PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Saya akan terus melakukan koreksi diri dan memberikan tuntunan, keteladanan pada peserta didik agar budaya positif bisa tercapai dan terus dilaksanakan secara kontinyu, efektif dan efisien dalam proses pembelajaran di kelas.

Melakukan terus bimbingaan pendekatan dari hati ke hati dengan peserta didik  , berusaha mendalami dan masuk pada dunia mereka agar lebih memahami kebutuhan yang diperlukan mereka dalam mencapai merdeka belajar sehingga tujuan akhir agar mereka bisa memaknai proses pendidikan ini dengan menyenangkan dan menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka kelak yang sesuai dengan tuntunan dan norma-norma.

Linimasa tindakan yang akan dilakukan dalam aksi nyata modul 1.4., "Penguatan Disiplin Positif dan Motivasi Intriksik Murid Melalui Keteladanan dan Penerapan Keyakinan Kelas dalam Segitiga Restitusi.", yaitu

Memberikan keteladanan berupa disiplin datang dan pulang tepat waktu.

Setiap bertemu guru ucapkan salam

Selalu menjaga kebersihan kelas sesuai jadwal

Selalu mengikuti shalat duha setiap hari jumat

Berpakaian rapi dan sopan

Memberikan pelayanan pembelajaran yang menyenangkan agar motivasi tergugah

Jikalau terjadi masalah, menyelesaikan dengan segitiga restitusi dan memosisikan diri sebagai manajer.

      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun