Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berbagi Strategi agar Lolos Seleksi Nasional Berbasis Prestasi 2024

27 Februari 2024   16:30 Diperbarui: 3 Maret 2024   17:20 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumentasi Pribadi

Bermodal peringkat 100 besar di sekolah menengah atas, tiga anak saya pernah gagal mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), yang sekarang istilahnya telah dirubah menjadi Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).

Sebab kegagalan mereka karena katanya memilih pilihan fakultas atau jurusan yang tidak realistis.

Konon anak-anak saya memilih jurusan favorit perguruan tinggi di Pulau Jawa, dimana sebelumnya tidak ada alumni yang lolos SNMPTN di jurusan (baca: program studi) tersebut.

Lalu, faktor kegagalan lain yakni nilai rapor yang tidak stabil. Saat masa sekolah kelas 10 – 12 nilai prestasinya dianggap zig-zag alias naik turun.

Padahal, nilai rapor menjadi salah satu poin penting ketika siswa mengikuti seleksi berdasarkan prestasi. Nilai yang cenderung stabil hingga naik setiap semesternya akan menjadi poin tambahan. Begitu info yang saya peroleh.

Berikutnya mungkin kurang prestasi. Ya tak dipungkiri prestasi sangat menunjang kelulusan saat siswa mengikuti proses seleksi nasional berdasarkan prestasi. Terlebih, jika prestasinya sampai berhasil lolos tingkat nasional.

Sayangnya, anak-anak saya selalu kalah dalam lomba dan hanya memliki sertifikat tingkat sekolah saja.

Satu hal lagi, saat pemilihan perguruan tinggi negeri dan program studi (Prodi) mereka memilih atas dasar semata pilihan pribadi (sendiri) dan hanya mengandalkan orang tua. Bukan atas bimbingan guru sekolah, biasanya ada bimbingan oleh waki kelas dan guru BP/BK (bimbingan penyuluhan/bimbingan konseling).

Walaupun tak lulus seleksi berdasarkan nilai rapor, ketika itu mereka nampak tak terlalu kecewa. Katanya, masih “Banyak jalan menuju Roma”. Lain itu mereka sudah dilatih untuk menerima “kegagalan” sebagai kata lain dari “keberhasilan yang tertunda.”

Alhasil, ketiganya kuliah juga di PTN melalui seleksi ujian tulis (Utul) lainnya. Sekarang anak saya yang pertama dan kedua sudah lulus kuliah dan bekerja. Yang ketiga masih kuliah di PTN tahun ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun