Mohon tunggu...
Ade Ramdan
Ade Ramdan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengilustrasikan Idealisme

24 November 2018   20:35 Diperbarui: 24 November 2018   20:56 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Orang bilang masa depan hilang saat kita terbang tak berpendidikan, tanpa pengalaman..", penggalan lirik lagu dari Koil - Aku Rindu seakan menjadi sindiran bagi setiap manusia yang mengandalkan pendidikan demi kesuksesan, maksud pendidikan ini adalah pendidikan formal yang sering kali menjadi pakem bagi masyarakat kalau ingin sukses harus sekolah, terus kuliah, gampang cari kerja. 

Bagi saya pendidikan formal sangat penting tapi tidak menjadi patokan juga untuk sukses karena kesuksesan bisa didapatkan tanpa pendidikan formal, banyak tokoh sukses tanpa pendidikan formal diantaranya Benjamin Franklin, Bill Gates, atau Harry Houdini. Mungkin resepnya adalah tekun dan giat, sebuah alasan klasik.

Saya kuliah awalnya karena tuntutan orang tua, dimana mewajibkan anak-anaknya untuk lulus sebagai Sarjana. Selayaknya anak-anak kecil cita-cita saya sampai SMA adalah ingin jadi Rockstar dan Illustrator, dan demi mewujudkan cita-cita itu saya membentuk band dari SMP kemudian SMA tapi orang tua tidak mendukung, lalu saya mengambil opsi ke Dua menjadi Illustrator dengan kuliah di ITB maka capaian mimpi itu akan (mungkin) terwujud, namun lagi-lagi orang tua kurang setuju karena harus menempuh pendidikan diluar kota.

Saat itu saya angkat tangan dengan pendidikan selanjutnya maka tanpa diskusi saya pun "dijebloskan" ke Universitas yang dekat dengan rumah dengan mengambil Ilmu Kesehatan Masyarakat dan itu sangat "luar biasa" bagi pribadi. 

Saya berpikir mau jadi apa nanti setelah lulus kuliah dan tidak terbayang bekerja seperti apa, dan demi mengantisipasi hal terburuk itu maka saya melanjutkan menggambar secara otodidak, tidak mudah karena saya harus mempelajari tekhnik-tekhnik membuat Illustrasi, berkat bantuan seorang teman dan juga Youtube maka perlahan-lahan saya mendapatkan klien.

Dengan upah 200 Ribu saya mendisain 4 artikel Tshirt, kalau dipikir sekarang itu tak masuk akal tapi namanya baru dan butuh loncatan untuk eksistensi maka tanpa pikir panjang dan langsung menyanggupi. 

Perlahan tapi pasti, jejaring pertemanan berpengaruh terhadap link dengan klien-klien baru, setidaknya saya bisa membeli Handphone baru dengan hasil Illustrasi saya. Di samping itu saya membuat merchandise untuk band sendiri, tapi semakin kesini rasa jenuh mulai menggerogoti.

Rasa jenuh bukan karena malas untuk menggambar tapi beberapa nominal uang membuat karya saya tidak murni lagi, karena karya saya diharuskan mengejar uang, karya saya didikte oleh klien, dan itu sudah tidak menyenangkan lagi. 

Maka sejak saat itu saya memutuskan untuk tidak menjual Illustrasi dan hanya membuat Illustrasi untuk kepentingan pribadi, namun masalah terjadi ketika Illustrasi saya yang memuat kritikan terhadap Lingkungan di caplok sebuah akun di Twitter untuk kepentingan menggaet sponsor atau pemasukan iklan, sontak saya reaksi saya marah karena Illustrasi yang saya bikin itu murni untuk kritikan bukan dijadikan media untuk menarik nominal uang. 

Permohonan maaf pun dilayangkan oleh si akun itu lalu memuat ulang dengan mencantumkan saya sebagai Illustrator bahkan menawarkan uang, tapi saya tetap menolak dan meminta untuk menghapus dan tidak memuat ulang karya apapun yang dibikin oleh saya.

Sejak kejadian itu saya tidak pernah membuat Illustrasi yang sifatnya mengkritik lagi karena saya tidak ingin ada orang atau kelompok memanfaatkan karya saya untuk kepentingan pribadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun