Selain dari aspek pengelolaan sampah dan penghematan energi, kampus hijau juga perlu menerapkan eco-friendly dalam setiap kebijakan dan aktivitasnya. Misalnya, penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan saat renovasi atau pembangunan gedung baru, pemanfaatan ruang terbuka hijau untuk konservasi air dan udara, serta pengembangan transportasi ramah lingkungan seperti sepeda atau shuttle bus listrik.
Penting juga untuk melibatkan seluruh civitas akademika, bukan hanya mahasiswa, tapi juga dosen dan staf administrasi. Kesadaran kolektif ini bisa diperkuat lewat edukasi rutin, pelatihan, dan kampanye yang kreatif dan menyenangkan. Dengan begitu, gaya hidup ramah lingkungan menjadi bagian alami dari keseharian di kampus.
Selain itu, inovasi bisa jadi solusi menarik. Kampus bisa mendukung riset dan pengembangan teknologi sederhana yang membantu mengurangi limbah dan polusi. Mahasiswa tentu bisa berperan aktif dengan mengajukan ide, menjalankan proyek hijau, atau membuat komunitas lingkungan yang bergerak secara nyata.
Jangan lupa, pengukuran dan evaluasi berkala tentang kemajuan program lingkungan juga penting supaya kampus tahu seberapa efektif langkah yang sudah dijalankan dan apa yang perlu diperbaiki.
Intinya, kampus hijau itu bukan cuma soal tanaman dan kebersihan visual, tapi soal bagaimana seluruh elemen kampus hidup selaras dengan alam. Kampus yang nyata-nyata peduli lingkungan bakal jadi kampus yang sehat, nyaman, dan menginspirasi.
Mari kita semua, sebagai bagian dari kampus, berperan aktif untuk menjaga dan mewujudkan kampus hijau --- bukan cuma sebagai slogan, tapi gaya hidup nyata yang membawa kebaikan bagi kita dan bumi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI