Mohon tunggu...
Adeltus Lolok
Adeltus Lolok Mohon Tunggu... PNS -

Pendiri http://howmoneyindonesia.com. Berkarya sebagai aparat dan pelayan masyarakat; pecinta alam, seni, dan keunikan manusia. Senang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tips Wawancara Beasiswa Australia

30 Agustus 2015   20:30 Diperbarui: 15 September 2015   07:19 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat!

Bila Anda berhasil dipanggil untuk mengikuti wawancara beasiswa, berarti Anda telah menyisihkan ribuan pesaing Anda. Dalam posisi ini, kita perlu menyadari bahwa sponsor pemberi beasiswa telah melihat ‘sesuatu’ dalam diri kita (melalui lamaran yang dikirim), sehingga kitalah yang terpilih ke tahap wawancara, dan bukan orang lain.

Menurut pengalaman saya, saat dipanggil wawancara, Anda sebenarnya sudah memiliki peluang lulus 75%. Sisanya 25% Anda tentukan sendiri saat wawancara. Berikut ini adalah pengalaman saya menjalani wawancara beasiswa Australian Development Scholarsips (ADS)* bulan January 2011 lalu yang telah mengantarkan saya ke Universitas impian saya di University of Adelaide. Menghadapi wawancara, tentu diperlukan sedikit persiapan ekstra. Untuk wawancara ADS ada beberapa hal kunci yang ingin diketahui oleh pewawancara yaitu:

  1. Pemahaman kita tentang bidang studi yang dilamar dalam kaitan dengan pekerjaan/profesi yang sedang/akan kita tekuni.
  2. Motivasi dalam melamar beasiswa / bidang studi.
  3. Persiapan yang dilakukan selama ini.
  4. Seberapa penting peran kita di organisasi saat ini dan dimasa mendatang.
  5. Gambaran karir / peran dalam masyarakat setelah menyelesaikan pendidikan
  6. Pengetahuan akan isu-isu internasional yang sedang hangat.

Sebagan besar poin di atas sudah kita tampilkan dalam lamaran. Pewawancara akan membuka lamaran kita saat mereka sedang mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Karena itu, sangat penting untuk membaca kembali isi lamaran yang telah kita kirimkan sebelumnya. Jangan sampai ada jawaban kita yang justru tidak sinkron dengan isi lamaran.

Pun terkadang terasa sedikit menjengkelkan bila pewawancara seolah berputar-putar menanyakan hal yang sudah kita jelaskan. Seolah ingin menyudutkan dan mementahkan semua argumen kita. Tetap sabar, tenang, sampaikan lagi maksud Anda dengan penekanan poin-poin kelebihan yang sanggup memenangkan Anda.

Apakah bahasa Inggris sangat menentukan?

Kandidat yang lolos ke tahap ini paling tidak telah mencapai tahap TOEFL di atas 500 (persyaratan ADS). Bahasa Inggris memang penting tetapi bukan segalanya. Pun di tahap wawancara, Anda masih bisa menggunakan bahasa Indonesia, jika terpaksa. Pewawancara terdiri dari 2 orang. Satu orang adalah professor, perwakilan dari universitas di Australia dan satu orang lagi adalah orang Indonesia sendiri. Biasanya perwakilan Indonesia ini juga alumni dari Australia. Nah saat wawancara, sebaiknya Anda setenang mungkin. Bila kesulitan mengutarakan maksud karena lupa dengan kata yang pas, gunakanlah kata atau kalimat lain untuk menjelaskan maksud Anda. Bila memang kepepet sekali, gunakan bahasa Indonesia saja. Biasanya perwakilan dari Indonesia akan menjelaskan maksud Anda kepada partnernya.

Jadi memiliki nilai TOEFL / IELTS tinggi juga bukan jaminan kelulusan. Orang yang pintar berbahasa Inggris tidak selalu berarti cerdas bukan? Saya mengenal bebarapa teman dengan score TOEFL /IELTS yang sangat tinggi, yang sama-sama dipanggil ke tahap wawancara. Akan tetapi ternyata mereka kandas juga, dan justru ada kandidat dengan IELTS 4,5 – 5 ternyata berhasil memikat ‘juri’ dan mendapatkan beasiswa.

Di tahap wawancara, ditekankan bahwa ini bukan tes untuk mengukur kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris. Interview adalah adalah kesempatan terakhir bagi pihak pemberi beasiswa (dalam hal ini pemerintah Australia) untuk mendapatkan keyakinan bahwa mereka sudah memilih orang yang tepat. Karena itu, yang perlu disiapkan adalah jawaban-jawaban yang meyakinkan, yang menunjukkan bahwa Anda menguasai ‘masalah’, mengerti peran Anda dimasa mendatang. Intinya, Anda itu orang yang penting, sehingga pemberi beasiswa ‘harus’ memilih Anda, dan tidak memilih orang lain. Kesan inilah yang harus terlihat saat wawancara, bukan sekedar bahasa Inggris yang berbunga-bunga tanpa makna.

Khusus mengenai bahasa Inggris, bagaimanapun kita akan bersekolah dan tinggal di negara berbahasa Inggris. Jadi kemampuan berbahasa Inggris yang baik tentulah sangat penting. Bukan dalam rangka mencari beasiswa, tetapi untuk mendukung kelancaran kita menjalani studi kelak di sana (cieee….lulus nih..). Tidak perlu kursus-kursusan kalau memang tidak sempat kursus atau tidak punya duit (…seperti saya). Beli saja buku-buku TOEFL / IELTS yang bagus, lalu serius pelajari, praktekkan sehari-hari. Pasti berhasil kok. Lagi pula, bila berhasil lulus, bahasa Inggris kita masih akan dimantapkan melalui program EAP (English for Academic Purpose) di Jakarta atau Bali.

Targeted Candidates lebih diutamakan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun