Mohon tunggu...
Adeltus Lolok
Adeltus Lolok Mohon Tunggu... PNS -

Pendiri http://howmoneyindonesia.com. Berkarya sebagai aparat dan pelayan masyarakat; pecinta alam, seni, dan keunikan manusia. Senang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tips Wawancara Beasiswa Australia

30 Agustus 2015   20:30 Diperbarui: 15 September 2015   07:19 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beasiswa ADS memiliki 3 kategori utama yaitu Public (pegawai pemerintah, bumn), Open (masyarakat umum, swasta, NGO, dll), dan Targeted (kuota khusus). Bila Anda dicalonkan oleh kantor/organisasi melalui jalur Targeted, bersyukurlah. Mereka yang melalui jalur ini, sebetulnya memiliki peluang yang sangat besar untuk mendapatkan beasiswa ADS. Akan tetapi menurut pengamatan saya, keistimewaan jalur Targeted hanya terasa pada saat pelamaran. Sebagai kandidat dari jalur prioritas, lamaran Anda kemungkinan besar lolos ke tahap berikutnya yaitu tes wawancara.

Akan tetapi di tahap wawancara, posisi Anda sebagai kandidat prioritas menjadi sama saja dengan kandidat non prioritas. Kandidat non Targeted yang mencapai tahap wawancara, tentu saja tidak patut dianggap remeh. Karena itu, bagi pemegang kartu prioritas tetap harus mempersiapkan diri dengan baik untuk meyakinkan pewawancara bahwa panitia seleksi telah memprioritaskan orang yang tepat selama ini, dan layak untuk diberi beasiswa.

Bagi rekan-rekan yang masuk wawancara melalui jalur biasa, jangan berkecil hati. Peluang Anda sama kok di hadapan pewawancara. Faktanya, dalam wawancara yang saya ikuti, saya mengenal beberapa kandidat dengan score IELTS / TOEFL tinggi, pun masuk melalui jalur Targeted dari salah satu kementerian, ternyata gugur juga di tahap wawancara. Masalahnya cuma satu, jawaban mereka tidak cukup meyakinkan bahwa mereka memiliki motivasi besar (dan benar) untuk menjalani program ini.

Bawa apa saja ke ruang wawancara?

Biasanya kita berpikir untuk membawa segala sesuatu dapat digunakan untuk mendukung argumen atau jawaban kita selama wawancara. Mungkin ada piagam, catatan prestasi, sertifikat dll. Untuk wawancara ADS, sebetulnya tidak perlu bawa apa-apa. Bawa diri saja beserta kepercayaan diri yang tinggi.

Wawancara ADS biasanya hanya berlangsung sekitar 15 – 20 menit saja. Karenanya, waktu sesingkat ini harus dipergunakan sebaik mungkin untuk meyakinkan pewawancara. Jangan menghabiskan waktu dengan mencari-cari dokumen atau piagam-piagam di tas Anda. Lagian, ini bisa memberi kesan bahwa Anda tidak siap, masih nyari-nyari ‘senjata’ padahal Anda sudah di medan perang.


Kalaupun ingin membawa bukti prestasi, secukupnya saja, yang dianggap paling nge-jreng. Toh prestasi juga bisa disebutkan terlebih dahulu di form aplikasi sehingga pewawancara sudah mengetahuinya bahkan sebelum bertemu Anda.

Pemahaman Isu Internasional

Sebagai calon orang penting dimasa depan, Anda harus mengerti apa yang terjadi disekeliling Anda. Jangan sampai Anda begitu sibuknya fokus belajar bahasa Inggris sampai lupa menonton berita atau membaca koran. Lebih bagus lagi kalau membiasakan diri menyimak berita internasional melalui koran atau berita tv berbahasa Inggris. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Pengetahuan dapat, bahasa Inggris mumpuni (maksa bangets ya…).

Bila menghadapi pertanyaan soal isu internasional, siapkan beberapa topik yang Anda kuasai dengan baik. Ada baiknya juga menyisipkan isu yang ‘dekat’ dengan pewawancara. Isu yang Anda yakini, juga diketahui dengan baik oleh pewaawancara. Misalnya saja, saat saya ditanya apa berita koran hari ini, waktu itu lagi hangat berita banjir di Australia. Saya kebetulan memang sangat suka isu lingkungan hidup, sehingga sangat ‘menguasai’ isu bencana Australia itu. Jadi saya bisa ceritakan kota-kota yang terkena paling parah, bagaimana upaya-upaya masyarakat secara swadaya menanggulangi bencana tersebut dan tindakan-tindakan penanganan yang dilakukan oleh PM Julia Gilliard untuk menangani bencana tersebut. Saat menyebut nama sang perdana menteri, Prof. John dari UTS yang mewawancarai saya mengangguk. Saya sangat lega karena – seperti saya sebut di awal artikel- sepanjang interview pewawancara sepertinya selalu mematahkan saya. Makanya anggukan Prof John itu serasa penuh arti, yang kemudian tersurat dalam pengumuman kelulusan sekitar 2 minggu setelah wawancara tersebut.

Terkadang juga pewawancara ngomong seenaknya. “Tell me about Indonesia – China relation!” (misalnya).. Kalaupun tidak menguasai banget masalah yang ditanyakan, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk keliatan pintar, sok tahu. Gunakan teknik berkelit sedikit lalu berikan jawaban yang tidak terlalu jauh dari pertanyaan utama. Pewawancara sangat menghargai kejujuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun