Mohon tunggu...
Adelia Tesalonika
Adelia Tesalonika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah Mahasiswa semester 5 jurusan Illmu Ekonomi Pembangunan dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Saya adalah orang yang senang dengan kegiatan sosial, saya juga suka mengamati lingkungan dan manusia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Intip Nilai Tukar Dunia, Nilai Tukar Rupiah Melemah?

15 Desember 2022   18:44 Diperbarui: 15 Desember 2022   18:56 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (15/12/2022) terpantau melemah ke kisaran Rp. 15.600.  Sejak Senin (10/12/2022) nilai tukang rupiah terlihat melemah, karena adanya peluang nilai rupiah yang menguat tajam, namun Inflasi di Amerika Serikat menurun tajam.

Perdagangan mata uang yang melemah hari ini telah menyusul perdagangan saham, dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga hari ini mengalami zona merah.

Dilansir dari data Refinitiv, Pada pukul 12.00 WIB, di paar spot exchange, kurs rupiah diketahui berada di angka Rp. 15.630 per dolar AS atau sedang terkena depresiasi sebanyak 40 poin (0,26%) sebelumnya rupiah berada di angka Rp. 15.590. Transaksi rupiah hari ini berkisar Rp. 15.610-Rp. 15.640. Pergerakan rupiah dejalan dengan mata uang yang ada di Asia.

Pada pukul 15.00 WIB, Baht di Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan yang paling anjlok terdalam di Asia setelah anjlok 1,15%.

Juga, won Korea selatan yang ditutup dengan keanjlokan parah sampai 0,60%.

Lalu, dolar Taiwan yang ditutup dengan koreksi 0,41% dan Ringgit Malaysia yang tergelincir 0,39%.

Selanjutnya, ada yen Jepang dan dolar Singapura sama-sama tertekan 0,27%.

Berikutnya, yuan China telah terdepresiasi 0,19% dan rupee India melemah 0,12%. Kemudian, dolar Hongkong juga melemah walaupun tipis sebesar 0,01%.

Sementara itu, peso Filipina menjadi mata uang dengan peguatan terbesar di Asia karena setelah melakukan penutupan ternyata terjadi peningkatan sebesar 0,14% terhadap greenback.

Menurut Ibrahim, Tahum depan pun Indonesia masih ada kemungkinan juga tetap merasakan windfall dari komoditas energi. Apalagi perang Rusia-Ukraina belum diketahui kapan akan berakhir, yang menyebabkan negara Eropa tidak bisa menggunakan gas dari Rusia tetapi akan kembali menggunakan batu bara, sehingga ini akan menjadi pasar yang baru bagi Indonesia.

Namun, juga ada pertimbangan lain seperti, Nikel, hilirisasi yang dapat dikatakan berjalan dengan baik. Jika ekspor nikel menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biji nikel, ini akan menjadi pemasukan devisa untuk negara yang berguna untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun