Sedangkan Matka masih asik dengan jemarinya, untuk memainkan lagi bagian tubuh yang lain dan mengumpulkan banyak darah.
"Jangan berhenti, Sayang! Aku akan menikmati wajahmu saat mencabik-cabik bagian tubuhku yang lainnya." Om Arman tersenyum dengan ketampanan yang melunturkan hati kakak-bunda dan pada akhirnya dia terjebak delusi untuk mengakhiri rutinitas kesadisannya.
"Jangan berhenti!" Kata Matka membuat lamunan kakak-bunda semakin sadar misi awalnya.
"Hai hai hai! Aku datang dengan segala cinta yang kumiliki untuk semua orang."
"Cantik dia, Ubus!"
"Tidakkk ... Jangan! Dia opaku."
Demi langit dan bumi yang menjadi saksinya
aku adalah Angkara murka dari sebuah dunia lain yang ingin berkuasa
maka jangan biarkan pagi datang sesegera mungkin dan menggagalkan rencana kami
Aku hanya diam sambil memandang semua ketidaknormalan berjalan begitu singkat. Ya aku harus mengorbankan Opa Jack dan Om Arman demi kebahagiaan Matka. Maka demi senyuman di wajah mereka aku maju dan mulai melakukan semua aksi yang seharusnya dilakukan secepat mungkin.