Mohon tunggu...
Adelia Dewanti
Adelia Dewanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta - 20107030068

Hi! saya Adelia Dewanti, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan NIM 20107030068. Mohon bantuan dan dukungannya ya teman-teman semua.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Lonjakan Covid-19 Tahun Ini di Ibu Kota Semakin Mengkhawatirkan

25 Juni 2021   00:00 Diperbarui: 25 Juni 2021   00:08 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksinasi Untuk Seluruh Warga Sunter Agung, Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara (Sumber: dokpri)

Kemudian yang ketiga, memang disebabkan karena selama ini DKI Jakarta selalu meningkatkan test PCR. Jakarta merupakan provinsi yang mungkin terbanyak memberikan dan melaksanakan test PCR. Dalam rangka pencegahan dan penanganan COVID-19 di Jakarta sejak awal, kebijakan pemerintah adalah memperbanyak test PCR dengan maksud mengidentifikasi masalah sehingga pemerintah bisa melakukan Tracing, Testing, dan Treatment. 

Kalau tidak ada test PCR bagaimana mungkin pemerintah mengetahui siapa saja yang terpapar lalu langkah pemerintah akan semakin sulit. Dengan adanya test PCR, pemerintah dengan mudah mengetahui titik-titik penyebaran.

Kemudian yang keempat, disebabkan oleh adanya varian baru. Seperti yang kita tahu, ada varian baru dari india, inggris, dan afrika selatan yang penyebarannya lebih cepat dan lebih berbahaya. Untuk itu, pemerintah meminta masyarakat tetap waspada, hati-hati, melaksanakan protocol kesehatan, dan tempat yang terbaik adalah tetap berada di rumah.

Berbicara soal test PCR yang semakin banyak dilakukan di DKI Jakarta, tentunya semakin banyak pula masyarakat yang diketahui terpapar COVID-19. Lalu, bagaimana dengan fasilitas kesehatannya? Apakah memang sudah disiapkan sebelumnya? Mengingat yang kita ketahui Bersama bahwa banyak video yang beredar mengatakan sejumlah rumah sakit, baik itu rumah sakit darurat atau rumah sakit milik pemerintahpun antriannya Panjang sekali, bahkan sampai di selasar rumah sakit.

Terjadinya peningkatan yang luar biasa menyebabkan minggu ini saja mencapai 5.000 orang lebih, bahkan yang perlu diperhatikan dari angka tersebut, 4% atau 200 orang itu anak-anak balita. Bahkan 800 orang itu anak umur 0 sampai 18 tahun sekitar 16%. Jadi, ini harus menjadi perhatian pemerintah Bersama yang menyatat bahwa tidak hanya orang tua dan lansia, tapi anak-anak kita juga bisa kena.

Kemudian, pemerintah terus meningkatkan berbagai fasilitas salah satunya tempat tidur yang menjadi perhatian masyarakat karena yang tadinya tersedia 8.000 sekarang sudah terpakai 7.000, artinya sudah mencapai angka 89% dan sangat menjadi perhatian pemerintah Bersama karena gentingnya angka tersebut. Namun demikian, sekalipun pemerintah terus meningkatkan berbagai fasilitas, tenaga, dan lain sebagainya. 

Upaya yang lebih penting ada pada kita semua masyarakat warga Jakarta dan Indonesia untuk melakukan upaya-upaya pencegahan. Apa yang harus dilakukan? Seperti yang pemerintah sampaikan yaitu tetap berada di rumah, menggunakan masker, melaksanakan 5M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi hingga menjauhi kerumunan. Tugas pemerintah melaksanakan 3T, Tracing, Testing, dan Treatment.

Nah, apa solusi yang akan dilakukan oleh PEMPROV DKI Jakarta sendiri jika memang peningkatan virus semakin tinggi dan tingkat keterisian rumah sakit juga semakin tinggi? Apakah pihak PEMPROV DKI Jakarta sendiri sudah menyiapkan solusi untuk bisa menangani ini?

Yang pertama tentu pemerintah terus meningkatkan berbagai fasilitas, seperti Wisma Atlet dan rumah sakit yang daya tampungnya terus bertambah. Kemudian pemerintah juga sudah menyiapkan lebih dari 9.000 tempat tidur di tempat-tempat milik pemerintah seperti Griya, Wisma, GOR atau Gelanggang Olahraga dan tempat lainnya untuk isolasi mandiri bagi yang OTG dan lain sebagainya. Namun demikian, secepat apapun pemerintah dari PEMPROV atau pemerintah pusat menyiapkan fasilitas, itu hanya upaya penanganan. Upaya yang lebih baik adalah upaya pencegahan.

Nah, upaya pencegahan ini terus dilakukan dalam rangka sosialisasi dan kampanye. 

Kemudian Satgas juga dibentuk dari tingkat pusat, provinsi, sampai ke tingkat RT, bahkan di rumah-rumah diminta agar menunjuk setidaknya satu orang sebagai PIC (Person In Charge) atau perwakilan keluarga yang mampu bersinergi, berkolaborasi, dan bekerja sama dengan RT setempat untuk membuat WA grup dan saling memberikan informasi, memastikan situasi serta kondisi agar semuanya terjaga dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun