- Resensi Buku.
Orang jujur tidak sekolah, sebuah buku sangat inspiratif bagi kita semua khususnya untuk membuka kaca mata kita mengenai dunia pendidikan saat ini. Sebuah kisah yang di tuturkan oleh seorang anak yang karena kejujurannya dalam dunia pendidikan merasa kecewa dan rela putus sekolah karena telah melihat praktik pendidikan khususnya kecurangan pada saat UN berlangsung. Hal itulah membuat Rizki mengakhiri pendidikan formalnya pada saat duduk di kelas satu SMA dan resmi sebagai anak putus sekolah, pertanyaanya apakah Rizki berhenti sampai di sini ?
“Tiba-tiba aku merasa sedih. Pendidikan adalah media untuk membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Bagiku, pendidikanlah yang mengantar seseorang untuk menjadi pribadi dan berkarakter yang baik. Lalu, apa jadinya apabila institusi pendidikan yang kita nilai sakral dan dipercaya akan mengantar seseorang memiliki karakter seseorang yang baik, justru menjadi institusi yang menghalalkan segala cara untuk mengantarkan kesuksesan bagi seluruh muridnya ?. Negeri ini sudah menderita keterpurukan akibat korupsi, apa harus ditambah lagi dengan generasi muda yang mental bobrok? Aku tak berani membayangkan seperti apa wajahnegeri ini pada masa depan.” (hal. 40-41)
Andri Rizki Putra yang akrab disapa Rizki putus sekolah formal pada jenjang SMA dikarenakan rasa marahnya atas penyelenggaraan ujian nasional yang penuh praktik kebocoran. Rizki merasa sedih melihat praktik komersialisasi sekolah berlebihan yang mengakibatkan tidak semua orang bisa menikmati pendidikan berkualitas. Ia selalu percaya meraih pendidikan tidak hanya melalui sekolah. Di tengah keterbatasan finankial yang dialami, Rizki melanjutkan pendidikannya melalui jalur non-formal dan berhasil lulus setingkat SMA-nya dalam waktu 1 tahun (program akselerasi). Selama putus sekolah, Rizki belajar secara autodidak dan menyusun kurikulum pelajaran sendiri.
Ketika kuliah di UI, Rizki aktif di kegiatan penelitian kampus, perlombaan debat, dan mengajar mereka yang putus sekolah. Ia mendapat predikat juara 3 Mahasiswa berprestasi Tingkat FHUI, peraih predikat Cum laude (lulusan terbaik), satu diantara lulusan termuda, dan menjadi mahasiswa tercepat yang menyelesaikan perkuliahannya (dalam 6 semester).
Rizki juga merupakan pendiri yayasan Pemimpin Anak Bangsa, sebuah yayasan berbasis swadaya masyarakat untuk mereka yang putus sekolah dan ingin melanjutkan pendidikannya tanpa batas usia, dan pekerjaan secara gratis untuk siapa pun.
Diwaktu senggang, Rizki gemar menghabiskan waktu untuk traveling dan mempelajari bahasa Prancis dan Spanyol. Rizki bisa dihubungi melalui surel andririzkiputra@gmail.com dan Twitter @andririzkiputra.
Buku setebal 260 halam dengan judul “Orang Jujur Tidak Sekolah” ini disampaikan dengan gaya bahasa yang khas, unik, menarik, dan sangat inspiratif dan informatif. Buku ini menceritakan kisah hidupnya Rizki yang yang sangat luar biasa dalam dunia pendidikan. Rizki membuktikan kepada semua orang bahwa dengan keterbatasan finansial dan tidak harus dengan pendidikan formal untuk sukses, tetapi bagaimana kita bersikap jujur, kerja keras dan kerja keras kita pasti bisa sukses.
Rizki dilahirkan pada 20 Oktober di Kota Medan, Sumatra Utara. Rizki anak tunggal dari ayah yang merupakan warga keturunan Tionghoa, dan mamanya merupakan orang Batak asli bermarga Hasibuan. Sejak lahir sampai usia enam tahun Rizki berada dalam asuhan Pung Doli dan Opung Boru, sebelum akhirnya pindah ke Jakarta. Rizki sejak kecil terkenal dengan anak yang sangat nakal dan susah diatur bahkan tidak mau diatur dank eras kepala.
Semasa bersekolah mulai SD, Rizki sangat suka membolos, dan hobinya menjaili teman-temannya. Setiap berangkat kesekolah Rizki tidak pernah mandi, jarang tepat waktu, dan sering tidak membawa buku pelajaran kesekolah. Rizki termasuk murid yang banyak mengobrol di dalam kelas dan tidak bisa diam, sehingga wali kelas menyebutnya “Si Pantat Kerucut”. Rizki sering di panggil ke ruang kepala sekolah karena kelakuannya yang nakal.
Rizki kurang dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Dia menggali ilmu pengetahuan dengan caranya sendiri. Setiap berkunjung kerumah saudaranya, Rizki selalu mencari buku-buku yang dianggap menarik. Dia menemukan Buku Pintar Seri Dunia yang berisi seluruh kejadian aktual dunia, Negara-negara di dunia, dan berbagai fenomena yang terjadi di dunia. Belum menginjak kelas 3 SD, Rizki telah memahami dan hafal buku tersebut. Berbgai sejarah dunia, Negara di dunia, peristiwa penting di dunia, astrologi, dan berbagai informasi yang terkandung di dalamnya mampu ia hafalkan, Rizki juga suka membaca atlas.
Kondisi finansial yang sangat kurang membuat mama Rizki harus bekerja keras dan Rizki selalu menunggak pembayaran uang sekolahnya, sehingga tidak pernah menerima rapor dan sejak kelas 1hingga 6 ia selalu “dipersilakan” keluar kelas untuk mengerjakan soal-soal ujian/ ulangan umum. “ Perlakuan diskriminatif dari pihak sekolah juga kualami dalam bentuk lain. Aku merasa mereka member perlakuan berbeda dalam ‘penilaian secara akademis’”. (hal. 24).
Rizki mengubah gaya belajarnya menjadi lebih serius, dan berhasil mendapatkan nilai-nilai bagu bahkan peringkat dikelasnya. Pada akhirnya pemngambilan rapor, total nilai Rizki tertinggi ke dua di sekolah. Seharusnya namanya berhak dipanggil ke podium. Namun justru temannya yang berada di peringkat keempat yang dipanggil ke podium kala itu. Motivasinya untuk bersekolah memudar. “ Jika mereka bilang sekolah adalah tempat menuntut ilmu, bagiku sekolah tempatku belajar tersebut tak lain hanya neraka bagiku. Aku merasa sekolah menolak eksistensiku sebagai murid hanya karena aku berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi pas-pasan” (hal 27).
Lulus SD tahu 2003, mendaftarkan diri ke SMP negeri. Sejak masuk SMP Rizki masih sering membolos, bahka dengan track record membolos yang paling parah. Meskipun demikian Rizki selalu berada di posisi tiga besar sejak semester 2 kelas 2 sampai lulus SMP. Pada saat pelaksanaan Ujian Nasional, Rizki sangat kecawa melihat aksi kecurangan pada pelaksanaan UN. “ Pelaksanaan UN yang sangat kuhormati ternyata tak sesakral itu. Sungguh aku tak menyangka, penyelenggaraan UN disekolahku dipenuhi aksi menyontek missal dan pemberian kunci jawaban oleh oknum guru.setengah jam sebelum pelaksanaan UN, murid-murid telah sibuk mempersiapkan kunci jawaban yang telah diberikan kepada mereka secara terang-terangan. Lebih parahnya, selama UN berlangsung, para murid dengan bebas berinteraksi dengan murid lainnya. Mereka berbagi kunci jawaba, dan itu dilakukan di depan pengawas. Sementara itu, sang pengawas tampanya sengaja membiarkan kondisi tersebut. Ibaratnya, sudah “tahu sama tahu” saja”. Hal 29.
Itulah yang Rizki rasakan dan dia sangat kecewa dengan pelaksanaan UN pada saat itu. Pendidikan di teruskan di SMA Negeri di bilangan Jakarta Selatan. Rizki masih kerap membolos dan masih trauma dengan pelaksan UN dan memutuskan untuk putus sekolah.akhir September 2006, secara resmi Rizki putus sekolah. Hari-hari selanjutnay dia habiskan di warnet. Mengejar “paket C”. Rizki memilih homeschooling tunggal. Homeschooling tunggal adalah homeschooling yang dilakukan oleh satu keluarga yang dilakukan di rumah. Bagaimanakah kisah selanjutnya? Apakah Rizki berhasil memperjuangkan pendidikannya hingga sukses? Nah bagi anda semua yang tidak mau ketinggalan kisah Rizki selanjutnya segera beli bukunya di toko buku Gramedia di kota anda.
Beberapa kelebihan yang penulis (perensensi) temukan dalam buku ini, yaitu pertama buku ini sangat menginspirasi bagi kita semua, meliahat perjuangan Rizki untuk memperjuangkan pendidikannya di tengah-tengah keterbatasan keluarganya dalam hal financial. Rizki terlahir dari keluarga yang kurang mampu bahkan bisa dikatakan miskin dan dari kecil tanpa kehadiran seorang ayah. Walaupun dalam hidupnya penuh dengan penolakan, kita meski belajar dari perjuangan Rizki dalam mengejar pendidikannya hingga sukses. Kejujuran Rizki patut kita ambil sebagai contoh. Kedua, Penolakan dan trauma Rizki akan pelaksanaan Ujian Nasional yang penuh dengan kecurangan besar akan menjadi kritikan besar bagi dunia pendidikan betapa buruknya UN itu. Ketiga, Layaknya tarzan, Rizki mendobrak pakem dan menemukan cara-cara baru dan liar dalam belajar. Rizki benar-benar menciptakan new box, mengubah sekolah yang membelenggu menjadi membebaskan.
Tidak ada kata bosan jika anda membaca buku dengan judul”Orang Jujur Tidak Sekolah” ini. Buku ini di sajikan dengan bahasa yang sederhana, menarik, dan sangat mudah di mengerti. Dan yang paling membuat menarik, buku ini disajikan dengan alur yang runtut dari awal mencerikan masa kecil Rizki sampai pada kesuksesannya hingga sekarang. Tidak pernah ingin berhentik untuk membacanya. Di tambah lagi adanya foto-foto Rizki saat masih kecil dan foto saat mengajar di Yayasan Pemimpin Anak Bangsa.
Rizki menemukan cara belajar yang sangat luar biasa, lewat jalur kesetaraan, Rizki mampu menamatkan SMA dalam waktu 1 tahun, bahkan diterima masuk kuliah di PTN terkemuka di Indonesia. Tak berhenti sampai di situ, ia bertekad menyebarkan sistem pembelajaran yang ditemukannya. Lewat Yayasan Pemimpin Anak Bangsa yang ia dirikan, Rizki berhasil mengajak anak-anak jalanan, pembantu rumah tangga, office boy, tukang becak, dan segenap lapisan kaum miskin kota untuk mencicipi manisnya pendidikan yang berlandasan kejujuran. Wooow… luar biasa bukan perjuang Rizki seorang anak yang putus sekolah yang berjuang demi pendidikan hingga sekarang ini.
“Sebuah contoh nyata mengenai kemurnian niat dan semangat melayani dalam memberikan akses pendidikan terbaik bagi mereka yang kurang mampu dan putus sekolah “.(Widharmika Agung, founder Indorelawan.org). “Sekolah bukan sekedar bagunan mewah, melainkan apa yang dapat dipelajari kemudian diaplikasikan untuk berbagai kebaikan”. (-Sanny Djohan, CEO PT Kuark Internasional)
Beberapa kelemahan yang ada dalam buku ini, yaitu mungkin penyajiaannya masih terlalu padat tulisan dan masih bisa disajikan lagi beberapa foto Rizki yang menarik lainnya misalnya di antara pergantian bab ke bab berikutnya supaya pembaca lebih semangat lagi untuk membacanya dan merasa tertarik. Dari segi yang lain di lihat tidak kekurangan bakhan sangat bagus dan menarik dengan cerita alur maju jadi dapat dengan mudah di mengerti dan dipahami oleh pembacanya.
Buku ini sangat bagus untuk di baca bagi siapa saja yang ingin mengubah nasibnya dan bagi orang-orang berjuang untuk pendidikannya, orang yang tidak mampu dan terbatas. Belajarlah dari kisah Rizki. Rizki menjadi sangat luar biasa, menjadi inspirasi kita semua. Semoga. ****
Beli bukunya segera dan selamat membaca buku dengan judul “Orang Jujur Tidak Sekolah” oleh Andri Rizki Putra, -Founder Yayasan Pemimpin Anak Bangsa-
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI