Dua aplikasi yang mempunyai chemistry sangat kuat ini rasanya sulit sekali apabila harus di uninstall dari handphone,terlebih untuk golongan kaum hawa yang memang pada umumnya doyan belanja dan butuh ini itu. Apalagi ditanggal tanggal muda beberapa hari lagi hee hee.
Hampir 80 persen barang-barang yang ada di kamar saya adalah hasil menelusuri aplikasi olshop. Mulai dari kasur, bantal, kulkas, sprei, rice cooker, alat memasak, alat melukis, buku-buku, skincare dan kebutuhan pokok sehari-hari saya semua dibeli lewat olshop.Â
Lho saya sudah belanja banyak banget ternyata. Maklum anak kos yang merantau, datang ke Jakarta hanya membawa 1 koper berisi baju, ups.Â
Pokoknya jari-jari saya itu kejam banget deh kalo sudah melakukan checkout.Â
Apalagi belanja online juga dari segi harga tidak berbeda sama sekali dibanding dengan datang langsung ke gerai. Ditambah lagi dengan diskonan diskonannya dan free ongkir yang ditawarkan semakin menggiurkan.Â
Keuntungan yang paling bisa dirasakan ketika harus menetap di Jakarta adalah kemudahan untuk berbelanja online dengan memilih ekspedisi pengiriman instan yang hanya membutuhkan waktu 3 sampai 6 jam saja untuk bisa sampai ke rumah setalah selesai di pesan.Â
Maklum saja, official store paling banyak berpusat di Jakarta dibanding dengan kota-kota lainnya.Â
Jangan biarkan aplikasi m-banking dan e-commerce bersatu dalam sebuah ikatan di ponsel kamu
Rasanya kalimat seperti ini mungkin lebih cocok untuk seseorang yang tidak bisa mengendalikan diri untuk berbelanja atau yang tak cukup piawai mengatur keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran.
Kemudahan-kemudahan berbelanja yang ditawarkan membuat sebagian orang berprilaku boros dan sulit mengendalikan diri untuk mengurangi intensitas berbelanja atau membeli barang-barang yang pada dasarnya tidak dibutuhkan.Â
Oleh sebab itu saya sebenarnya kurang setuju apabila mendekatkan aplikasi mobile banking dengan aplikasi belanja online di handphone.