Mohon tunggu...
Ade Damayanti
Ade Damayanti Mohon Tunggu... pecinta buku, musik, kopi

Pecinta buku, musik, kopi. Suka juga belajar desain grafis, branding, social media marketing, copy writing, online learning, dan bikin pantun.

Selanjutnya

Tutup

Book

Ketika minuman, kekacauan, dan kebersamaan menjadi warna kehidupan di Cannery Row

2 Oktober 2025   10:49 Diperbarui: 2 Oktober 2025   10:49 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Cannery Row - John Steinbeck (foto pribadi)

Review buku "Cannery Row" -- John Steinbeck

Ketika minuman, kekacauan, dan kebersamaan menjadi warna kehidupan di Cannery Row

Cannery Row adalah sebuah kota fiktif dengan tokohnya juga fiksional. Ini adalah sebuah wilayah di Amerika. Sebuah kota kecil, yang mungkin para petualang tertarik untuk mampir sebentar sekadar membeli bir di toko kelontong super lengkap milik seorang cina bernama Lee Chong yang tidak bisa mengucapkan huruf "r". Toko kelontong yang sangat lengkap menjual barang-barang, bahkan untuk barang-barang musiman seperti perlengkapan pesta kemerdekaan.


Seorang warga sebut saja namanya Doc, karena seperti itulah semua warga Cannery Row memanggilnya. Doc tinggal seorang diri, jika kau mengartikan "seorang diri" artinya tidak ada manusia lain. Ya, tidak ada manusia lain di rumahnya. Tapi bukan berarti rumahnya sepi dari keberadaan mahluk hidup. Ada banyak hewan tinggal di rumahnya sebagai bahan penelitiannya. Ia seorang ilmuwan introvert pemilik Western Biological Laboratory yang berada di rumahnya. Laboratorium kecil,  tempat Doc melakukan berbagai eksperimen dengan hewan-hewan yang aku yakin para wanita akan berteriak jika mereka memegangnya. Sebut saja, tikus putih, ular, kadal, dan kodok. Tenang saja, jika kau mengunjungi rumahnya, hewan-hewan itu berada di dalam kandang. Western Biological juga menjual berbagai hewan seperti hewan laut, serangga, dan hewan lainnya. Kadang dalam aktivitas hariannya, Doc kedatangan Frankie untuk membantunya melakukan hal-hal ringan. Frankie seorang pemuda dengan sedikit gangguan mental, namun menyayangi Doc begitu tulus. Frankie selalu senang dan rela mengorbankan diri untuk membantu Doc atau sekadar berada di sekitar Doc.


Doc hidup dengan teratur menurutku. Dia merawat rumahnya dengan baik. Memiliki koleksi musik yang kadang dia mainkan dengan gramofon sambil menyesap minuman keras. Selain menyukai musik, Doc juga menyukai puisi. Ya, benar, puisi. Dia memiliki banyak koleksi buku sampai ke langit-langit, dan satu di antaranya atau mungkin lebih, dia punya buku puisi.


Seperti warga Cannery Row lainnya, Doc sangat menyukai minuman keras. Ia minum saat sarapan, santai, dan setiap dia memiliki keinginan untuk minum minuman keras, baik itu berupa bir atau wiski. Dalam sebuah perjalanan mencari hewan, dia pernah memesan bir dicampur dengan es krim. Sang pramusaji tentu saja bingung, pesanan yang cukup aneh dan baru pertama kali seumur hidupnya menjadi pramusaji dia menerima pesanan seperti itu. Namun setelah dicoba, ternyata rasanya tidak terlalu buruk.


Kota ini begitu menyukai minuman alkohol, sebut saja wiski, bir, dan anggur. Minuman alkohol adalah "kopi" bagi mereka. Selain minuman, mereka senang pesta. Sebuah perayaan kecil apa saja yang bsia membuat mereka berkumpul, bersenang-senang, dan menikmati minuman, itulah pesta versi warga Cannery Row.


"Keluarga" Mack, bukan sebuah keluarga yang sesungguhnya. Mereka bisa dibilang sebuah kumpulan orang-orang tidak berguna bagi masyarakat bahkan bagi diri mereka sendiri. Mereka adalah orang buangan sosial, dan mereka menyadari itu. Namun mereka hidup dalam kekompakan dan kadang niat berbuat baik bisa muncul begitu saja. Mack memang warga yang tidak berguna, namun terkadang dari matanya terpancar kehendak baik dan persahabatan. Dan teman-temannya patuh pada semua yang dikatakan Mack, itulah sebabnya mereka seperti sebuah keluarga.


Suatu hari keluarga Mack berencana membuat pesta kejutan untuk Doc sebagai ucapan terima kasih karena sudah memberikan mereka pekerjaan mencari kodok. Pada akhirnya mereka berhasil menemukan banyak sekali kodok. Kodok dimasukkan karung, dan siap diserahkan untuk Doc. Karena Doc tidak berada di rumah saat mereka kembali, mereka berencana membuat kejutan di rumahnya. Mereka melakukan dekorasi kecil-kecilan, membeli minuman tentu saja (secara barter dengan memanfaatkan sebagian kodok yang mereka bawa). Namun apa yang terjadi pada akhirnya hanyalah sebuah kekacauan di rumah Doc. Pesta itu menjadi tidak terkendali bahkan sebelum kedatangan Doc. Dan para kodok pergi berhamburan mencari kemerdekaan. Ketika tiba di rumahnya, Doc memang "terkejut" dengan kejutan yang dibuat Mack. Rumahnya berantakan sekacau-kacau nya. Ia memukul Mack dan menyuruhnya pergi. Mack menyadari upayanya gagal total, merasa menyesal atas kekacauan di rumahnya yang dia sebabkan, kemudian pergi meninggalkan Doc.


Sekian waktu berlalu, kehidupan di Cannery Row berjalan normal ala Cannery Row. Doc perlahan mulai mengikhlaskan Mack atas kerusuhan terakhir yang dia ciptakan di rumahnya. Keluarga Mack memiliki seekor anak anjing bernama Darling. Suatu hari Darling demam, dan Mack sekeluarga panik. Mack ke rumah Doc dan meminta bantuannya. Doc bukanlah seorang dokter hewan, namun ia tidak tega melihat Mack yang memaksa untuk ke rumahnya dan pada akhirnya menyerah memeriksa keadaan Darling. Setelah melihat Darling yang sakit, Doc menyarankan mereka untuk memberinya makan sup kental, telur, dan minyak ikan. Doc yang profesional dan dingin, pergi meninggalkan Mack setelah mengatakan itu.


Mack melakukan apa yang dianjurkan Doc dan memaksa Darling untuk memakannya. Ajaibnya, Darling berlangsung pulih perlahan namun pasti. Mack dan keluarganya sangat gembira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun