Mohon tunggu...
Ade Supriadi
Ade Supriadi Mohon Tunggu... Guru - bersahaja

belajar menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

“Burungku Loyo” Istri Malah Minta Cerai

2 Desember 2010   15:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:05 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mommy meanggukan kepalanya memang selama Papi di rawat, Burung perkutut Peliharaan Papi yang berada dalam Sangkar tak pernah diperhatikan oleh Mommy sehingga kini tak lagi menunjukan suara dan keperkasaannya lagi.

Pak Thamrin selaku Pena Sehat Desa Rangkat didampingi Juragan Rawa yang di SMS Uleng datang menemui Pak Kades “ ada apa Pak kades” tanya Pak Thamrin,
“ Oh pak Thamrin,...ini hanya salah paham saja pak Masalah “ Burung” Burung Perkutut peliharaan Papi nggak ada suaranya ketika saya di rawat Di RS, dan Mommy yang senang dengan suara Perkutut jadi Marah-marah malah nuntut ingin cerai segala
...Mommy yang mendengar penuturan itu dengan wajah Merah padam tersenyum malu-malu.

Pak Thamrin mendengar cerita itu hanya bisa tertawa saja, ada-ada saja “ tapi Pak Kades untuk “ Burung “ yang asli Pak kades masih tetap perkasa Kan ?”

Pak kades menjawab “ untuk itu hanya Mommy yang tahu “

Dirasa tidak ada masalah lagi Pak Pena Sehat Thamrin diikuti oleh Juragan Rawa pun keluar dari Rumah , Dwi dan Rizal Falih Repotter Rangkat TV mendaulat pak Penasehat untuk menggelar Keterangan Pers kepada Warga
“ bahwa situasi sudah Aman dan terkendali , inti persoalan hanyalah Burung Perkutut Pak Kades tak bisa bersuara karena sakit, suara perkutut itulah selama ini menjadi sumber inspirasi momm dalam menulis, Oh Begitu Toh !

Dan warga Rangkat akhirnya bertepuk tangan dan kembali kerumah masing-masing.

( kehidupan baik adalah kehidupan yang serba Dinamis tak telepas dari adanya pro dan kontra, silang pendapat terjadi, namun bila diakhiri dengan musyarawah ,berpikiran jernih segala permasalahan yang rumit akan bisa terselesaikan dengan baik tanpa ada yang dirugikan.)


Demikian pula halnya dengan Desa Rangkat memandang Perbedaan Pendapat itu bukan untuk diperdebatkan akan tetapi berupaya mencari kesamaan pendapat inilah kebermaknaan Silih Asah, silih Asih dan Silih Asuh, akhirnya Momm dan Pak Kades menyadari kesalah pahaman ini dan akhirnya merekapun Berpelukan.........sekali lagi berpelukan)
===== Dengan segala hormat untuk Warga Rangkat terutama Momm dan Pak Kades, Tulisan ini Dijamin fiktif 100 % serta penuh keyakinan bahwa Pak Kades masih tetap Perkasa )====

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun