Mohon tunggu...
Ade T Bakri
Ade T Bakri Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka kopi

Adenyazdi.art.blog

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ahasveros : Sebuah Nama Kutukan

11 Oktober 2020   13:11 Diperbarui: 27 Mei 2021   11:21 5077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kutukan nama Ahasveros. | sumber:storial.co

Kita mungkin tidak asing dengan Sajak Chairil Anwar dengan Judul "Tak Sepadan"
Begini bunyinya:

Aku kira
Beginilah nanti jadinya
kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

Dikutuk-disumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu jua pintu terbuka

Jadi baik juga kita pahami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka.

Akan tetapi, tahu kah kita arti kata "Ahasveros" yang ditulis dalam baris ke 4 puisi Chairil Anwar di atas? 

Baca juga: Selfie Pertama di Dunia, Foto Kutukan Putri Anastasia Tsar Rusia

Saya yakin, ada dari kita yang tak tahu arti dari kata Ahasveros tersebut. Seperti juga saya,  kata tersebut masih asing terdengar di telinga. Saya sering dan bahkan berulang kali membaca sajak chairil Anwar "Tak sepadan". Tapi tak tahu apa arti kata Ahasveros tersebut. 

Kalau Eros, kita tentu sering mendengar nya. Ia adalah nama seorang dewa dalam mitologi Yunani. Orang-orang Yunani menyebutkan Eros sebagai Dewa cinta. 

Saya sempat bertanya-tanya, Apa hubungannya Chairil Anwar menulis Ahasveros lalu di sajak itu juga di tulis Eros? 

Awalnya, saya berpikir Ahasveros adalah nama dari seorang pahlawan, yang dalam imajinasi saya, ia di tinggal nikah kekasihnya. Lalu ia  akhirnya memutuskan diri manjadi seorang petualang. Sialnya lagi ia pun di kutuk eros sehingga tak bisa melupakan kekasihnya. 

Itulah mengapa, Sehingga saya beranggapan bahwa Chairil Anwar menulis kata Ahasveros (sang pengembara) dan Eros (dewa cinta)  dalam sajaknya itu agar terdapat korelasi. 

Baca juga: Kutukan "My Way": Lagu Pengiring Perpisahan Trump yang Pernah Dinyanyikan di Hadapan Jokowi-JK

Namun ternyata anggapan saya salah,  Dalam tulisan Gunawan Muhamad. Tulisan yang  publish Majalah Tempo Edisi : 3 Oktober 2020. Catatan pinggiran. Yang berjudul "Ahasveros". Tulisan itu juga di posting Gunawan Muhammad di akun Facebook nya sendiri. Gunawan muhamad sedikit menjelaskan Asal-usul dari kata Ahasveros  tersebut. 

Dari pembacaan saya terhadap tulisan tersebut. Sepertinya Gunawan Muhamad pun baru mengetahui arti kata dari Ahasverios tersebut. 

Menurut Gunawan Muhamad, Bermula dari membaca buku "The Prince of India. Yang katanya ia temukan di lemari tua ayahnya sejak masa SMA nya dulu. Buku itu, Ada gambar salib merah yang terpaut untaian kembang dengan gambar bulan bintang. Pengarangnya Lee Wallace, Tebal total hampir 1.000 halaman. 

Dia akhirnya tahu bahwa Ahasverios adalah orang yang di kutuk Yesus. Kutukan berupa hidup Selama-lamanya.  Kenapa ia di kutuk? 

Lebih lanjut,  Gunawan Muhamad mengisahkan. Di hari Yesus disalibkan, Ahasveros, penduduk Yerusalem pembuat sepatu, hadir di antara orang-orang yang menonton hukuman yang sadistis itu—menonton dan bersorak-sorai “Salibkan dia!”. Ketika sehabis disiksa, Yesus dengan susah-payah mendaki bukit Golgotha, sambil memanggul kayu berat yang akan jadi salibnya, Ahasveros mendekat dan mengejeknya: “Ayo, jalan lebih cepat!” Yesus menjawab: “Baiklah. Tapi kau akan menunggu sampai aku kembali!” 

Baca juga: Kutukan Patung Kolonel Sanders itu Benar-benar Ada!

Nah, Berangkat dari tulisan Gunawan Muhamad tersebut, barulah saya tahu Ahasveros bukanlah nama seorang pahlawan yang sempat saya pikirkan. Ia juga bukan seorang petualang yang saya sangkakan. Melainkan ia adalah orang yang di kutuk oleh Yesus. Kutukan berupa hidup hingga akhir zaman. 

Tapi mengapa nama yang di anggap sebagai kutukan itu di masukan dalam sajak Chairil Anwar? 

Dan yang menarik adalah, di akhir tulisannya tentang Ahasveros Gunawan muhamad  menulis :
Itu sebuah thema yang menarik, sebenarnya, yang tak dipahami Chairil. Dalam umur 25, ia menulis sajak itu; dua tahun kemudian ia mati muda.

Sumber:
https://majalah.tempo.co/read/catatan-pinggir/161566/catatan-pinggir-goenawan-mohamad-ahasveros

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun