Mohon tunggu...
Ade Adin Sahrudin
Ade Adin Sahrudin Mohon Tunggu... Novelis - mahasiswa

Public speaking

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenapa Harus Pondok Pesantren?

30 Desember 2022   12:57 Diperbarui: 30 Desember 2022   13:09 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pondok pesantren merupakan kumpulan dari dua kata, yaitu pondok dan pesantren. Pondok sendiri diambil dari bahasa arab yaitu "Funduk" yang artinya asrama atau boleh dibilang dengan istilah hotel, tempat menginapnya para penuntut ilmu atau sering kita kenal juga dengan istilah santri.

Sedangkan pesantren sendiri diambil dari bahasa Jawa yang berarti murid padepokan (Centrik) secara mendasarnya adalah tempat belajarnya para santri. Di Jawa, Sunda, dan Madura, pondok pesantren sering disebut dengan nama pondok. Sedangkan, di Aceh dikenal dengan istilah dayah, rangkang, atau menuasa. Jika digabungkan, pondok pesantren artinya tempat murid atau santri untuk mencari ilmu.

Indonesia merupakan negara yang diduduki oleh mayoritas umat beragama Islam, maka tidaklah dipungkiri kalau pesantren terhitung banyak, laporan terakhir dari Kementerian Agama (Kemenag) RI pondok pesantren di Indonesia per Januari mencapai 26.975 pondok pesantren. Diantara ponpes terbanyak diduduki oleh Jawa Barat tercatat mencapai 8.343 pesantren. Jumlah itu jauh lebih tinggi dibanding Banten dengan 4.579 pesantren, Jawa Timur 4.452 pesantren maupun Jawa Tengah dengan 3.787 pesantren.

Namun, jumlah yang banyak ini tidak melebihi banyaknya jumlah sekolah yang ada di Indonesia,  berdasarkan laporan Statistik Indonesia, terdapat 394.708 unit sekolah di seluruh wilayah Indonesia pada tahun ajaran 2021/2022. Dengan banyaknya jumlah sekolah ini terkadang membuat bingung bagi orang tua yang mempunyai buah hati untuk menyekolahkan anaknya. Tetapi yang harus diingat adalah kuantitas tidaklah menjamin kualitas tapi yang menjamin kualitas seorang anak adalah kesungguhan dari anak sendiri dan kurikulum yang diterapkannya seperti apa.

Maka, di suasana zaman saat ini pertikaian, percekcokan, perzinahan, pembunuhan, perampokan dan lain sebagainya terasa sudah menjadi kebiasaan, orang tua lebih menitikberatkan buah hatinya untuk mondok di pesantren. Sekalipun terasa berat namun ini adalah pilihan terbaik bagi anak-anaknya untuk membentengi kehidupan kejamnya diluar sana. 

Yang menjadi pembeda antara pesantren dan sekolah lainnya diluar sana adalah pesantren mengkaji berbagai kitab karangan para ulama yang lebih memperhatikan terhadap Pengetahuan yang bersifat ukhrowi dengan jalan menyeimbangkan dunia dan akhirat atau lebih terhadap zuhud yang menjadikam dunia sebagai diakhirat kelak atau dunia hanya digenggaman tangan semata dan akhirat ada di hati, sehingga yang berhubungan dengan agama di kedepankan, karena dengan agama lah muamalah ataupun bersosialisasi di dunia akan lebih mudah untuk menuju gerbang akhirat. Karena, yang menjadi was-was atau suatu kekhawatiran orang tua saat ini adalah dimana mereka tua nanti tidak ada anaknya yang memperhatikannya dikala ajal hendak menjemputnya, mereka takut anak-anaknya tidak mampu mendoakannya, mereka khawatir anaknya tidak bisa membacakan kalam Ilahi ketika ajal menghampiri nya.

Sekalipun pesantren sendiri bukan yang membuat secara hakikat merubah moralitas santrinya tapi pesantren lah wasilah terbesar setelah pembentukan karakter dilingkungan keluarga dan masyarakat sekitar  dalam membentuk santrinya menjadi santri yang berwawasan luas, ilmu ilmiyah amal amaliyah sehingga menjadi santri yang berakhlakul karimah yang mampu memperbaiki keadaan hidupnya melaui bimbingan dan arahan dari gurunya. Apalagi pesantren yang dibarengi dengan sekolah, para santri bukan hanya dibekali ilmu agama tapi santri pun dibekali ilmu sosial dan ilmu yang berkaitan dengan dunia.

Maka, dalam membentengi kehidupan anak-anak, pondok pesantren lah jawaban yang tepat dalam mengarungi, menghadapi berbagai problem yang ada saat ini, begitu pun perihal keilmuannya pun harus jelas dipertaruhkan karena sanad merupakan bagian dari agama, Abdullah bin Mubarak rahimahumullah di dalam kitab Shahih Muslim beliau berkata:
 
    Sanad adalah bagian dari agama. Kalau bukan karena sanad, pasti siapa pun akan berkata dengan apa yang dia kehendaki.
    Syekh Ibrahim bin Musa asy-Syathibi dalam kitab al-Muwafaqat juz 1 hal 139 memberikan kita solusi dalam mencari guru yang tepat:
 
"Di antara jalan untuk mencari ilmu yang dapat mengantarkan pelajar ke ujung kepakaran dalam bidangnya adalah mengambil ilmu dari ahli/pakar yang telah membidangi ilmu tersebut secara sempurna dan mmenyeluruh.

Begitu pun dengan sekolah baik negeri ataupun swasta tidak menutupi kemungkinan semuanya sama-sama baik dan semuanya bertujuan dalam pembentukan karakter generasi.

Wallohu A'lam Bisshowab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun